Info Haji 2024: Kurangi Kepadatan Jemaah di Muzdalifah, Satgas Muzdalifah Maksimalkan Skema Murur

oleh Reporter

15 Juni 2024 | 06:07

Makkah, persis.or.id - Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Arsad Hidayat telah mengantisipasi upaya mitigasi pada pelayanan di Muzdalifah. Terutama melakukan mitigasi terkait dengan penerapan skema murur yang perdana akan diterapkan pemerintah Indonesia. 

 

Arsyad Hidayat mengatakan, skema murur salah satu upaya petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk mengurangi tingkat kepadatan jemaah di Muzdalifah. 

 

"Yang kedua kita mempersiapkan tim transportasi yang solid ya. Jadi, kita siapkan tim tidak saja di lokasi tempatnya jemaah berada juga di lokasi tempat keluarnya bis apa namanya itu ya poolnya pool bis kita siapkan," ucap Arsyad pada kegiatan koordinasi Satgas Muzdalifah di Makkah, Kamis (13/6/2024). 

 

Skema murur yang akan diterapkan saat jemaah tidak akan melakukan mabit di Muzdalifah setelah bergeser dari Arafah juga berpotensi terjadi masalah. Seperti potensi kemacetan di area jalan menuju mina akibat tingginya mobilitas bus jemaah. 

 

"Kemudian kita juga terus memberikan semacam penjelasan kepada jamaah haji ya. Jika nanti ada jemaah-jemaah tertentu yang mereka harus menunggu pertengahan malam kaitan dengan pelaksanaan atau mobilisasinya dari Muzdalifah ke Mina. Ya itu yang kadang menutup akses jamaah lain yang ingin segera meninggalkan Muzdalifah ke Mina," ujarnya. 

 

Terkait skema murur, 50 ribu jemaah lansia dan disabilitas dengan pendamping Risti hanya akan melintas di Muzdalifah tanpa berhenti. Sedangkan jemaah non murur, tetap akan berhenti di Muzdalifah hingga menjelang pertengahan malam sebelum memasuki 10 Dzulhijah. 

 

"Murur itu adalah skema jemaah yang diberangkatkan ke Arafah hanya lewat saja di Muzdalifah langsung ke Mina. Tidak sepeti dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya jemaah dari Arafah turun Muzdalifah mabit sebentar. Terus kemudian setelah Mabit di Muzdalifah langsung ke Mina," ucap Arsyad. 

 

Adapun kriteria jemaah haji Indonesia yang mengikuti skema nurut, antara lain merupakan jemaah lansia, Risiko Tinggi, (Risti) disabilitas, dan pengguna kursi roda. Termasuk pendamping jemaah yang masuk dalam kategori murur. 

 

Pihaknya juga sudah mengantisipasi jika ada jemaah negara lain masuk ke dalam bus jemaah Indonesia. Namun, Arsyad berpesan kepada petugas benar-benar memastikan bus yang akan ditumpangi jemaah haji Indonesia dalam kondisi kosong. 

 

"Kemungkinan penyusup, saya kira dengan kondisi pengetatan di tahun 2024 ya. Kalau tidak ada lagi jemaah-jemaah yang istilahnya mungkin tidak punya keterikatan dengan pihak Maktab atau Syarikah. Mereka yang memang resmi dan sudah punya kontrak mereka Transportasinya juga sudah disiapkan," pungkasnya. 

 

Dari, Arafah, Makkah, Henri persis.or.id Media Center Haji (MCH) 2024 melaporkan.

Reporter: Reporter Editor: admin