Jemaah Haji Indonesia Mulai Bergerak ke Arafah, Kemenag Siapkan 3 Skema Pergerakan

oleh Henri Lukmanul Hakim

03 Juni 2025 | 09:30

Jemaah Haji Indonesia Mulai Bergerak ke Arafah, Kemenag Siapkan 3 Skema Pergerakan

Makkah, persis.or.id — Puncak pelaksanaan ibadah haji akan berlangsung dalam dua hari ke depan. Jemaah haji Indonesia dijadwalkan mulai bergerak menuju Arafah pada 8 Zulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 4 Juni 2025. Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan telah menyiapkan tiga skema pergerakan jemaah untuk memastikan seluruhnya dapat menjalankan wukuf di Arafah dengan aman dan tertib.


Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Prof. Hilman Latief, dalam konferensi pers di Makkah (Senin, 2/6), menegaskan pentingnya skema mitigasi agar tidak ada jemaah yang tertinggal, tercecer, atau terabaikan.

“Kami menyusun berbagai skema mitigasi pergerakan jemaah, untuk memastikan seluruh jemaah terangkut ke Arafah,” ujar Hilman.


Tiga Skema Pergerakan Jemaah


Tiga skema mobilisasi jemaah haji menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang telah disiapkan Kemenag adalah:


  1. Skema Reguler
  2. Dalam skema ini, jemaah berangkat dari Makkah ke Arafah untuk melaksanakan wukuf. Usai magrib, mereka menuju Muzdalifah untuk mabit, lalu setelah tengah malam bergerak ke Mina untuk mabit hingga 12 atau 13 Zulhijjah. Sekitar 67% jemaah (sekitar 136.000 orang) akan mengikuti skema ini.
  3. Skema Murur
  4. Setelah wukuf di Arafah, jemaah melintasi Muzdalifah tanpa turun dari bus dan langsung menuju Mina. Skema ini akan diikuti oleh sekitar 33% jemaah (sekitar 60.000 orang), dan diperuntukkan untuk memperlancar arus pergerakan dan mengurangi kepadatan di Muzdalifah.
  5. Skema Tanazul
  6. Jemaah Tanazul melempar jumrah pada 10 Zulhijjah, lalu kembali ke hotel dan tidak bermalam lagi di tenda Mina. Mereka berasal dari hotel-hotel di kawasan Syisyah dan Raudhah. Skema ini akan melibatkan sekitar 37.000 jemaah, dan memungkinkan mereka tetap kembali ke Jamarat untuk melontar jumrah pada hari-hari tasyrik.


Kedua skema terakhir—Murur dan Tanazul—dilaksanakan atas dasar kajian, dan telah dipastikan tidak bertentangan dengan syariat haji.


Layanan Khusus untuk Lansia dan Disabilitas


Bagi jemaah lansia, disabilitas, dan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), disediakan layanan Safari Wukuf Khusus. Mereka akan mendapat pengawalan tenaga medis, pendamping ibadah, serta hotel transit guna memastikan pelaksanaan rukun haji secara aman dan layak.


Jadwal Pergerakan dan Layanan Transportasi


Hilman menjelaskan bahwa pergerakan dari Makkah ke Arafah akan dilakukan dalam tiga trip, dimulai sejak malam 8 Zulhijjah. Pada 9 Zulhijjah atau 5 Juni 2025, seluruh jemaah sudah berada di Arafah untuk melaksanakan wukuf.


Setelah wukuf, jemaah bergerak ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS. Jemaah dengan skema reguler akan mabit di Muzdalifah, kemudian dilayani bus sistem taraddudi (bolak-balik) menuju Mina hingga menjelang Subuh.


Usai mabit di Mina, jemaah akan diberangkatkan kembali ke Makkah secara bertahap, sesuai dengan pilihan nafar awal atau nafar tsani.

“Semua pergerakan ini kami sesuaikan dengan kapasitas layanan syarikah dan kondisi nyata di lapangan,” tegas Hilman.


Seruan Doa untuk Jemaah Haji


Hilman juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan jemaah haji.

“Semoga seluruh jemaah diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menuntaskan ibadahnya, dan kembali ke Tanah Air sebagai haji mabrur yang manfaatnya dirasakan sepanjang hayat,” pungkasnya.


BACA JUGA:

Sambut Kunjungan Kemenag RI, Ketum PERSIS Soroti Dua Sisi Pengelolaan Ibadah Haji