Kedudukan Hadits Mengadzani Bayi yang Baru Dilahirkan

oleh Reporter

25 Agustus 2016 | 06:36

Persis.or.id bekerjasama dengan Lembaga Kajian Turats dan Pemikiran Islam PP Pemuda Persis, membuka layanan tanya jawab masalah fikih ibadah dan muamalah. Kirimkan pertanyaan anda ke WA/Telegram: 085695416757 atau follow Channel Telegram : https://telegram.me/fiqhpersis Pertanyaan : Bagaimana Kedudukan Hadits Mengadzani Bayi yang Baru Dilahirkan? Berikut adalah dalil-dalil yang menjelaskan tentang Adzan bagi bayi yang baru lahir;
  1. Hadits Ibnu Abbas R.A (H.R. Baihaqy):
أن النبي صلى الله عليه وسلم أذن في أذن الحسن بن علي يوم ولد فأذن في أذنه اليمنى وأقام في أذنه اليسرى Muhammad bin Yunus« Al-Hasan bin ‘amr« Al-Qosim bin Muthoyyab« Abu Ma’bad« Ibnu Abbas< Nabi saw: Terdapat Al-Hasan bin Amr: “Rowi Matruk”. Imam Al-Bukhory mengatakan: “Rowi Pendusta”. Riwayat ini “Maudlu” hadits palsu. Jalur ini Dhaif Ghair Muhtamal (sangat tdk memungkinkan untuk saling menguatkan)  
  1. Hadits Husein bin ‘Ali R.A;
( H.R. Baihaqy: H.R. Ibnu ‘Asakir: H.R. Ibnu As-Sinny: H.R. Abu Ya’la) من ولد له مولود فأذن في أذنه اليمتى وأقام في أذنه اليسرى لم تصبه أم الصبيان Terdapat satu jalur muaranya ke: Yahya bin Al-‘Ala« Marwan bin Salim« Tholhah bin ubaidillah« Husein bin ‘Aly« Nabi saw: Terdapat Yahya bin Al-‘Ala Ar-Rozy. Rowi pemalsu hadits kata ibn Hajar. Juga termasuk rowi matruk kata ad-dzahaby. Dan Imam Ahmad mengatakan: Rowi ini beraliran Syiah Rofidhoh tukang Pemalsu Hadits. Jalur ini Dhaif Ghair Muhtamal (sangat sangat tidak mungkin untuk bisa saling menguatkan)  
  1. Hadits Abu Rofi’ R.A;
Terdapat 2 jalur;
  1. Jalur 1. H.R. Athtobarony: Hamad bin Syaib« ‘Ashim bin ‘Ubaidillah« Ubaidillah bin Abi Rofi’« Abu Rofi’« Nabi saw:
أن النبي صلى الله علية وسلم أذن في أذن الحسن والحسين رضي الله عنهما حين والدا وأمر به Terdapat Hamad bin Syu’aib: “Dloif”. Dan juga ‘Ashim bin Ubaidillah: “Munkarul Hadits”. Namun kata ibn hajar khusus jalur ini ashim dinilai dloif saja. Lihat taqrib Jalur ini Dhaif Ghair Muhtamal (Tidak memungkinkan untuk saling menguatkan) Dan disisi ibn hajar berpendapat jalur ini muhtamal. Dari keseluruhannya terdapat 3 jalur riwayatnya munkar, matruk dan maudlu (palsu) == tidak mungkin saling menguatkan. 1 jalur ashim menurt ibn hajar riwayatnya dhaif mungkin bisa saling menguatkan. Namun karena tidak ada jalur lagi yang dhaif ringan ditemukan untuk mengangkat 1 ini yakni riwayat jalur ‘Ashim. Maka jalur ini tetap dalam keadaan dloif yang tidak bisa untuk dipakai sebagai hujjah. Secara keseluruhan hadits mengadzankan bayi dloif sekali. Semua hadis yang berkaitan dengan mengadzani bayi ketika lahir semuanya SANGAT LEMAH, kecuali satu jalur saja yaitu abu rofi' lemah dan muhtamal. Sehingga hadits MENGADZANI BAYI tidak dapat naik menjadi hasan ligoirih dan tidak dapat dijadikan hujjah. Konklusi: Tidak usah diadzani
Reporter: Reporter Editor: admin