KH Aceng Zakaria: Menjaga Ketaqwaaan Selepas Shaum Ramadhan

oleh Reporter

01 Juni 2019 | 00:17

Bandung - persis.or.id, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) KH. Aceng Zakaria berpesan kepada kita semua agar senantiasa menjaga dan meningkatkan ketaqwaan selepas ibadah shaum di bulan Ramadhan.

Taqwa itu iman dulu, tidak mungkin taqwa tanpa iman, iman dulu sehingga akan melahirkan ketaqwaan. Dan taqwa itu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya atas dasar iman, tidak akan disebut taqwa jika tidak berlandaskan iman.

Diantara target shaum itu adalah la’alakum tattaqun, untuk meningkatkan kualitas ketakwaan, tentu saja dengan ibadah shaum diharapkan mampu meningkatkan kualitas ketakwaan. Harusnya takwa itu mencapai 100% menurut al-Quran (Haqqo tuqootih) tapi kenyataan di masyarakat jangankan 100% mungkin 50% saja barangkali belum, maka kita akan melihat indikasinya dari apa? Mau dari akhlak sholat, infaq, shaum apakah mampu ditingkatkan? Shaum merupakan latihan meningkatkan kualitas ketakwaan, namun ketakwaan disini tidak dinilai dari waktu subuh sampai magrib saja, selama bulan ramadlan, tapi bagaimana meningkatkan kualitas takwa pasca shaum itu yang diharapkan.

Jika kita berusaha sekuat tenaga tentu saja bisa, tapi mungkin ada yang semacam ilmunya kurang,  teknisnya kurang umpamanya, tentu sebetulnya semua harus bisa meraih ketakwaan. Maka ketakwaan itu tidak hanya dilihat dari shaum saja, sholat saja dari mulai takbir hingga salam tapi juga dilihat dari pasca melaksankan sholat, shaum itu sendiri bagaimana ruhnya mampu mempengaruhi dalam keseharian seperti bagaimana seseorang menjalankan kehidupan sehari-hari. Itulah nilai ketakwaan.

Salah satu cara menjaga ketakwaan itu misalnya minimal menjaga ibadah-ibadah yang telah rutin dilaksanakan di bulan ramadlan, seperti tarawih 11 rakaaat yang akan kita jaga kebiasaanya selepas ramadlan, bangun subuh karena pada umumnya orang-orang masih sulit untuk bangun subuh paling 10% orang yang siap sholat subuh di awal waktu, tapi kan kalau pada bulan ramdlan rata-rata orang bangun pukul 3.30, pukul 04.00 sudah terhitung kesiangan, jika hal tersebut saja dapat dipertahankan maka insya Allah ada peningkatannya

Kalau dilihat potret masyarakat secara nasional, masih belum menggembirakan diantaranya saja masih kelihatan kegiatan-kegiatan mereka seperti dipasar, dijalan yang katanya MUSLIM tapi masih banyak yang berani meninggalkan sholat fardhu, shalat Jumat dengan alasan sibuk berjualan atau sedang ramai. Dijalan pun sama banyak berkeliaran seperti di angkot atau tempat umum mereka tidak malu lagi menyantap makanan atau merokok pada siang hari. Mereka (muslim) yang tidak melaksanakan apa yang seharusnya mereka kerjakan di bulan ramadlan namun pada saatnya idul Fitri mereka ingin ikut berlebaran juga.

Usahakanlah target dari ibadah shaum itu terus diupayakan. Pertama, untuk meningktakan kualitas ketakwaan seperti mempertahankan kebiasaan yang telak kita laksanakan di bulan ramadlan. Kedua, inkuntum ta’lamun, tingkatkan ilmu. Pada saat bulan ramadlan ketika kita rutin membaca al-Quran (Tadarus al-Quran) maka yang demikian pun dipertahankan dan ditingkatkan. Ketiga, mampu mensyukuri nikmat Allah, ternyata nikmat Allah itu besar sekali, dengan syariat ramadhan saja begitu banyak yang diuntungkan seperti lakunya orang yang berjualan, namun kadang mereka tidak sadar keuntungan yang mereka peroleh itu adalah bagian dari di syariatkannya shaum ramadhan. (/IH)

Reporter: Reporter Editor: admin