Komitmen Sang Aktivis Dakwah: Spirit Menjelang Muskernas II PP Pemuda PERSIS

oleh Reporter

18 Juli 2022 | 00:04

Oleh:
Cepi Hamdan Rafiq, S.Th.I.
(Ketua Bidang Pendidikan PP Pemuda PERSIS 2021-2026)

 

Menjadi aktivis dakwah artinya mewakafkan diri kepada Allah untuk menjadi penolong agama-Nya sejak usia muda. Memenuhi panggilan-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian penolong (agama) Allah.” (QS Ash Shaf: 14).

Menjadi aktivis dakwah artinya menyiapkan diri menjadi manusia dengan perkataan terbaik di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?'” (QS Fushilat: 33)

Menjadi aktivis dakwah artinya mendeklarasikan diri menjadi pemegang saham kebangkitan umat.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 110)

Bersyukurlah jika engkau berada di barisan ini. Menjadi aktivis dakwah adalah nikmat besar. Di saat banyak pemuda bingung memikirkan dirinya sendiri, engkau telah memikirkan umat. Di saat banyak pemuda galau dengan masa depannya, engkau telah berjibaku mewujudkan masa depan Islam yang gemilang. Di saat banyak orang seusiamu dilanda pesimisme, engkau maju dengan keyakinan dan percaya diri di jalan perjuangan ini. Di saat banyak orang diterpa hedonisme, engkau mengajak umat untuk hidup di bawah bimbingan wahyu Ilahi.

Maka, selalu periksa niat dan keikhlasan menapaki jalan ini. Ada pahala besar menanti, yang tidak bisa diraih kecuali dengan niat suci. Ada rida Allah Azza wa Jalla, yang hanya didapat dengan mengikhlaskan niat hanya untuk-Nya. Ada surga seluas langit dan bumi, yang hanya bisa dimasuki jika kita tak menyekutukanNya.

Jangan putuskan jalan ke surga ini dengan menduakan keikhlasan pada-Nya. Jangan kotori jalan suci menyelamatkan umat ini dengan berkuasanya tujuan dunia. Jangan halangi keberkahan dakwah dengan keinginan mendapatkan pujian dan popularitas.

Mari, kuatkan hubungan kita dengan Allah, karena itulah salah satu kunci kemenangan dan keberkahan. Al-Itthishal bi Allah, kata Sayyid Qutb saat merinci awamilun nashr.

Menjadi aktivis dakwah, engkau tak cukup lagi dengan amal minimal. Engkau membutuhkan energi besar yang hanya bisa didapat ketika hubungan dengan Allah sangat dekat. Tak cukup shalat lima waktu, engkau pun diseru qumil laila 'bangunlah di waktu malam'. Tunaikan shalat tahajud dan bermunajatlah kepada-Nya, lepas seluruh beban dakwah dan utarakan pada-Nya. Dia yang memiliki dakwah ini, Dia pula yang akan menolong mengatasi seluruh hambatan yang merintang. Baca ayat-ayat-Nya dengan penuh cinta, jangan biarkan sehari pun berlalu tanpa tilawah. Dengan begitu, engkau akan terbimbing dan memiliki kekuatan ruhiyah.

Menjadi aktivis dakwah, engkau akan disorot kamera-kamera di kepala manusia. Mad’u tak hanya mendengar dakwah yang engkau serukan, tetapi juga mengamati adakah engkau mengamalkan. Mereka butuh teladan, bukan sekadar jurkam atau bintang iklan. Dan komitmenmu untuk beramal, akan menghindarkanmu dari kabura maqtan.

Allahu akbar... Allahu akbar... Allahu akbar... 

#BerdakwahBerdampak 

[]
Editor: Dhanyawan

Reporter: Reporter Editor: admin