Kritik untuk Konsep Intoleransi dalam Survei PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

oleh Reporter

21 November 2017 | 00:50

Jakarta – persis.or.id, Hasil survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dimuat media Tirto pada kamis lalu (16/11/2017) mendapat kritikan dari wakil ketua umum PP Persis, Dr. Jeje Zaenudin.

Survei yang dinilai oleh PPIM mengidentifikasi bibit intoleransi dari sikap keberagamaan Generasi Z di sekolah dan universitas. Survei tersebut menyoroti persepsi siswa, mahasiswa, guru dan dosen terhadap Pendidikan Agama Islam (PAI), hubungan agama dan negara, dan persoalan toleransi di Indonesia.

Dr. Jeje menyoroti, mengapa toleransi diidentikan dengan ‘menyukai’. Salah satu tokoh penting Persis ini, mempertanyakan apakah setiap yang tidak disuka, otomatis dikatagorikan intoleran.

“Saya tidak suka makan daging babi, berarti saya intoleran?! Saya tidak suka pezina, berarti saya dicap intoleran terhadap pezina?!”

“Apakah toleransi berarti harus menyukai kasesatan, kejahatan, kekafiran, yang memang agama mewajibkan membenci semua itu?”, ujarnya, senin (20/11/2017).

Kemudian, hal lain yang dikritik dalam survei tersebut mengenai objektivitas penelitiannya. Wakil ketua umum PP Persis ini, mempertanyakan keobjektifannya.

Survei PPIM UIN Jakarta yang dimuat https://tirto.id/gen-z-intoleransi-dan-pembaharuan-pendidikan-agama-islam-cz9Q

“Apakah survey itu objeknya muslim terhada kelompok lain, saja? Kenapa tidak mensurvei Syiah, Ahmadiyah, Kristen, dll, bagaimana pandangan mereka terhadap Islam dan umatnya?

“Inikah yang namanya objektivitas penelitian?”, imbuh Dr. Jeje

Solusi yang ditawarkannya selalu saja berupaya merombak materi dan metode pembelajaran umat Islam.

“Lalu kapan mereka mengusulkan perombakan materi dan metode pembelajaran untuk ‘musuh musuh Islam?”, pungkasnya. (HL/TG)

Reporter: Reporter Editor: admin