Mengenal Syi’ah : Sejarah, Ajaran, Keyakinan dan Perkembangannya Di Indonesia (II)

oleh Reporter

19 Agustus 2015 | 15:01

Oleh. Abu Alifa Shihab PENGKHIANATAN DAN KEKEJAMAN SYI’AH Sejak awal kemunculannya Syi’ah, yang menjadi target dan incaran mereka adalah ahlussunnah (sunni). Hal ini dilandasi oleh keyakinan yang mengkafirkan dan menghalalkan darah orang atau kelompok yang berada diluar mereka. Dalam kitab wafayat al-A’yan (II/192), Ibnu Khalikan menceriterakan tentang seorang juru dakwah Syi’ah yang bernama Husain bin Ahmad bin Muhammad bin Zakariya ash-Shan’any, yang mempunyai julukan Abu Abdillah Asy-Syi’I saat masuk wilayah Afrika. Ia terus melakukan kegiatan dakwah disana hingga ia berhasil menguasainya. Abu Abdillah Asy-Syi’I inilah yang berhasil meyakinkan kaum muslimin untuk menerima Abu Ubaidullah al-Qaddah sebagai imam dakwah, sehingga mereka membai’atnya.Lalu Ubaidullah ini menggelari dirinya sebagai al-Mahdi dan mendirikan daulah Ubaidiyah yang kemudian lebih dipopulerkan dengan sebutan Daulah Fathimiyyah. Padahal pada hakekatnya merupakan daulah yang beraliran kebathinan. Diantara kejahatan yang dilakukan oleh Ubaidullah ini, suatu kali kudanya masuk kedalam masjid.Lalu rekan-rekannya ditanya tentang hal tersebut, mereka menjawab, “Sesungguhnya kencing dan kotoran kuda itu suci, sebab ia adalah tunggangan al-Mahdi.Pengurus masjid tersebut mengingkarinya ucapan tersebut.Maka reka-rekan Ubaidullah membawanya kehadapan al-Mahdi (Ubaidullah).Dan Akhirnya pengurus masjid itupun dibunuhnya.Ibnu Adzara berkata, “Sesungguhnya diakhir hayatnya Ubaidullah ditimpa sebuah penyakit yang sangat mengerikan yaitu adanya cacing yang keluar dari duburnya dan kemudian memakan kemaluannya. Begitulah keadaannya sampai kematian merenggutnya” (lihat Akhbar Muluk Bani Ubaid tulisan Ash-Shanhaji hal.96). Abu Syamah (Al-Raudhatain fi akhbari al-Daulatain hal.201) berkomentar tentang sosok Ubaidullah ini dan mengatakan, “Ia adalah seorang zindik (kafir), dan merupakan musuh Islam.Menunjukkan diri sebagai Syi’ah dan berupaya keras untuk menghilangkan agama Islam.Ia banyak membunuh para fuqaha, ahli hadits, orang-orang shaleh. Diantara ulama yang mereka bunuh adalah Abu Bakar an-Nabilisi, Muhammad bin al-Hubulli, juga Ibnu Khairun Abu ja’far Muhammad bin Khairun al-Mu’afiri. Melalui rekaman sejarah yang telah dipaparkan oleh sebagian ulama, menyerahkan amanat dan kepemimpinan (jabatan) kepada kaum Syi’ah merupakan tindakan bunuh diri yang akan membahayakan umat (Islam). Karena sejarah telah membuktikan pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap kaum muslimin, khususnya kepada Ahlus-sunnah (sunni).   TRAGEDI DAN TANAH KARBALA Saat membicarakan peristiwa darah di Karbala, maka semua tertuju pada sosok Husein bin Ali bin Abi Thalib sebagai syuhada dan pahlawan, sementara Yazid bin Mu’awiyah seolah sebagai pembantai dan penghianat.          Bahkan bagi kaum Syi’ah tersebut dijadikan tonggak sejarah untuk membangkitkan dendam kesumat terhadap kekhalifahan Yazid. Benarkah tragedy Karbala yang terus-menerus dipropagandakan kaum Syi’ah merupakan tindakan khalifah Yazid bin Mu’awiyah terhadap Husain bin Ali bin Abi Thalib? Sayyid Muhsin Al-Amin seorang ulama Syi’ah dalam bukunya A’yanus-Syi’ah (1 :34), menulis : “Saat Muslim bin Aqil, panglima tentara Husain bin Ali terbunuh, maka Husain menuntut para pendukungnya untuk memenuhi janji membela Al-Husain. Jika tidak, Husain akan meninggalkan Kufah, pulang ke Makkah. Ternyata kaun Syi’ah yang semula berjanji membela Husain, malah meninggalkannya. Mereka menentang dan menyerahkan Husain kepada musuh, sampai Husain terbunuh bersama beberapa keluarganya.Kemudian 20.000 orang Irak yang semula membai’at Husain ternyata mengkhianatinya bahkan melawannya. Mereka mengingkari bai’at yang dinyatakannya dan sekaligus membunuhnya. Senada dengan pernyataan diatas, tokoh Syi’ah keturunan Yahudi Al-Ya’qubi dalam bukunya Tarikh al-Ya’qubi (1/235)menyatakan, “bahwa setelah penduduk Kufah berhasil membunuh Husain, mereka merampok hartanya, merampas wanita-wanita keluarganya dn memboyong mereka ke Kufah …” Dari pernyataan atau pengakuan dua ulama besar Syi’ah, bias kita katakan bahwa tragedy Karbala merupakan drama pengkhianatan Syi’ah terhadap ahlul-bait.Dan untuk memanipulasi sejarah mereka menyelenggarakan peringatan tragedy tersebut dengan melakukan pemukulan badan atau penyiksaan diri.Hal inipun dilakukan bukan oleh para pemimpinnya atau kalangan tokoh-tokohnya, melainkan dilakukan oleh rakyat jelata. Disamping itu untuk mengelabui, mereka jadikan tanah Karbala tempat gugurnya Husain sebagai tempat sangat disucikan.Bahkan tanah Karbala menurut Syi’ah lebih utama dari pada Ka’bah.Disebutkan dalam al-Bihar, dari Abi Abdullah, berkata, Sesungguhnya Allah menurunkan wahyunya kepada Ka’bah dengan mengatakan, “Jika bukan karena tanah Karbala, Aku tidak mengutamakanmu. Jika bukan imam yang bersemayam ditanah Karbala, Aku tidak menciptakanmu. Aku tidak menciptakan masjid yang engkau banggakan, diamlah kamu jangan bertingkah, jadilah kamu tumpukan dosa, hina, yang dihinakan dan jangan sombong kepada tanah Karbala, jika tidak, Aku hempaskan kau ke neraka Jahannam..”   SYI’AH DARI MASA KE MASA Di bawah ini adalah ringkasan sejarah kelompok Rafidhah (sebutan yang diberikan para ulama terhadap aliran Syi’ah), kanker yang menggerogoti umat islam dan penyakit yang menular, tentang peristiwa-peristiwa nyata dan penting yang pernah dilalui dalam sejarah mereka. Semoga ringkasan singkat ini mampu membuka pandangan mayoritas Ahlus Sunnah yang telah termakan isu dan slogan-slogan pendekatan antara Islam dan Rafidhah.   14 H. Pada tahun inilah pokok dan asas dari kebencian kaum Rafidhah terhadap Islam dan kaum muslimin, karena pada tahun ini meletus perang Qadisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan Persia Majusi, nenek moyang kaum Rafidhah. Pada waktu itu kaum muslimin dibawah kepemimpinan Umar bin Khattab ra. 16 H. Kaum muslimin berhasil menaklukkan ibu kota kekaisaran Persia, Mada’in. Dengan ini hancurlah kerajaan Persia.Kejadiaan ini masih disesali oleh kaum Rafidhah hingga saat ini. 23 H. Abu Lu’lu’ah Al-Majusi yang dijuluki Baba ‘Alauddin oleh kaum Rafidhah membunuh khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu. Dan ini merupakan salah satu simbol mereka dalam memusuhi Islam. 34 H. Munculnya Abdullah bin saba’, si yahudi dari yaman yang dijuluki Ibnu Sauda’ berpura-pura masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu hingga khalifah tersebut dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’) pada tahun 35 H. Keyakinan yang diserukan oleh Abdullah bin Saba’ ini berasal dari pokok-pokok ajaran Yahudi, Nasrani dan Majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, wasiat, raj’ah, wilayah, keimamahan, bada’ dan lain-lain. 36 H. Malam sebelum terjadinya perang Jamal, kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara Abdullah bin Saba’ beserta pengikutnya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’. Pada masa kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, kelompok Abdullah bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu seraya berkata, “Kamulah, kamulah!!” Ali bin Abi Thalib menjawab: “Siapakah saya?”, mereka berkata: “Kamulah sang pencipta!”, lalu Ali bin Abi Thalib menyuruh mereka untuk bertaubat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Thalib menyalakan api dan membakar mereka. 41 H. Tahun ini adalah tahun yang paling dibenci oleh kaum Rafidhah karena tahun ini dinamakan tahun jama’ah (tahun persatuan) kaum muslimin dibawah pimpinan sang penulis wahyu, khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘anhu, dimana Hasan bin Ali bin Abi Thalib menyerahkan kekhilafahan kepada Mu’awiyah. Maka dengan ini surutlah tipu daya kaum Rafidhah. 61 H. Pada tahun ini Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhu terbunuh di karbala yaitu pada hari ke-10 bulan muharram setelah ditinggalkan oleh para penolongnya dan diserahkan kepada pembunuhnya. 260 H. Hasan Al-Askari meninggal dunia, namun kaum Rafidhah menyangka bahwa imam ke-12 yang ditunggu-tunggu (Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari) telah bersembunyi di sebuah sirdab (ruang bawah tanah) di samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia. 277 H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah di daerah kufah dibawah kendali Hamdan bin Asy’ats yang dikenal dengan julukan Qirmith. 278 H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah di daerah Bahrain dan Ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Sa’id Al-Janabi. 280 H. Munculnya kerajaan Zaidiyah beraliran Rafidhah di Sha’dah dan Shan’a daerah Yaman, dibawah kepemimpinan Al-Husein bin Al-Qasim Ar-Rasiy. 297 H. Munculnya kerajaan Ubaidiyin di Mesir dan Maghrib (Maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al-Mahdi. 317 H. Abu Thahir Ar-Rafidhi Al-Qurmuthi sampai dan memasuki kota Mekah pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) lalu membunuh para jamaah haji di masjidil Haram serta mencongkel hajar Aswad dan membawanya ke tempat ibadah mereka di Ahsa’. Dan hajar Aswad itu berada disana sampai tahun 355 H. Kerajaan mereka tetap eksis di Ahsa’ hingga tahun 466 H. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di Mousul dan Halab kemudian tumbang pada tahun 394 H. 329 H. Pada tahun ini Allah telah menghinakan kaum Rafidhah karena pada tahun ini dimulailah Ghaibah Al-Kubra atau menghilang selamanya. Menurut mereka, imam Rafidhah yang ke-12 telah menulis surat dan sampai kepada mereka yang bunyinya: “Telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa yang diizinkan oleh Allah, maka barangsiapa yang mengatakan bahwa dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pendusta dan telah tertipu.” Semua ini mereka lakukan dengan tujuan menghindari akan banyaknya pertanyaan orang-orang awam kepada ulama mereka tentang keterlambatan Imam Mahdi keluar dari persembunyiannya. 320-334 H. Munculnya kerajaan Buwaihiyah beraliran Rafidhah di daerah Dailam yang didirikan oleh Buwaih bin Syuja’. Mereka membuat kerusakan-kerusakan di kota Baghdad, Iraq, sehingga orang-orang bodoh pada masa itu mulai berani memaki-maki para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum. 339 H. Hajar Aswad dikembalikan ke Mekkah atas rekomendasi dari pemerintahan Ubaidiyah di mesir. 352 H. Pemerintahan Buwaihiyun mengeluarkan peraturan untuk menutup pasar-pasar pada tanggal 10 muharram dan meliburkan semua kegiatan jual beli. Lalu para wanita keluar rumah tanpa mengenakan jilbab dengan memukul-mukul diri mereka di pasar-pasar. Pada saat itulah pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya Husein bin Ali bin Abi Thalib. 358 H. Kaum Ubaidiyun beraliran Rafidhah menguasai Mesir. Salah satu pemimpinya yang terkenal adalah Al-Hakim Biamrillah yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan menyeru kepada ajaran reinkarnasi.Dengan runtuhnya kerajaan ini pada tahun 568 H muncullah gerakan Druz yang berfaham kebatinan. 402 H. Keluarnya pernyataan kebatilan nasab Fatimah yang digembar-gemborkan oleh penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum muslimin. 408 H. Penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir yang bernama Al-Hakim Biamrillah mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dari kota madinah ke mesir sebanyak 2 kali.Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang zindik untuk memindahkan jasad Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ke Mesir.Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyuruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu masyarakat tidak rela dan memberontak sehingga membuat dia mengurungkan niatnya.Yang kedua ketika mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi.Utusan ini tinggal didekat mesjid dan membuat lobang menuju kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.Lalu makar itupun ketahuan dan utusan tersebut dibunuh. 483 H. Munculnya gerakan Al-Hasyasyin yang menyeru kepada kerajaan Ubaidiyah berfaham Rafidhah di Mesir didirikan oleh Al-Hasan As-Shabah yang berketurunan darah persia. Dia memulai dakwahnya di wilayah persia tahun 473 H. 500 H. Penguasa Ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah di Mesir dan diberi nama mahkota Al-Husein. Mereka menyangka bahwa kepala Husein bin Ali bin Abi Thalib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum Rafidhah yan pergi berhaji ke tempat tersebut.Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat akal yang diberikan kepada kita. 656 H. Penghianatan besar yang dilakukan oleh Rafidhah pimpinan Nasiruddin At-Thusi dan Ibnul Alqomi yang bersekongkol dengan kaum Tartar Mongolia sehingga kaum Tartar masuk ke Baghdad dan membunuh lebih dari 2 juta muslim dan membunuh sejumlah besar dari Bani Hasyim yang seolah-olah dicintai oleh kaum Rafidhah. Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nushairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair berfaham Rafidhah Imamiyah. 907 H. Berdirinya kerajaan Shafawiyah di Iran yang didirikan oleh Syah Ismail bin Haidar Al-Shafawi yang juga seorang Rafidhah. Dia telah membunuh hampir 2 juta muslim yang menolak memeluk madzhab Rafidhah. Pada saat masuk ke Baghdad dia memaki-maki Khulafa’ Rasyidin di depan umum dan membunuh siapa saja yang tidak mau memeluk madzhab Rafidhah. Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang-orang Sunni (Ahlus Sunnah) seperti kuburan Imam Abu Hanifah. Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Shafawiyah adalah ketika Shah Abbas berhaji ke Masyhad untuk menandingi dan memalingkan orang-orang yang melakukan haji ke Mekah. Pada tahun yang sama Shadruddin Al-Syirazi memulai dakwahnya kepada madzhab Baha’iyah. Mirza Ali Muhammad Al-Syirazi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah.Sementara itu di India muncul kelompok Qadiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya ialah Nabi dan keyakinan-keyakinan lainnya yang batil.Kerajaan Safawiyah berakhir pada tahun 1149 H. 1218 H. Seorang Rafidhah dari Irak datang ke daerah Dar’iyah di Najd dan menampakkan kesalehan serta kezuhudannya. Pada suatu hari, dia shalat di belakang Imam Muhammad bin Su’ud lalu diapun membunuhnya ketika sedang sujud dalam shalat Ashar dengan menggunakan belati yang disembunyikan dan telah dipersiapkannya. Semoga Allah memerangi kaum Rafidhah para pengkhianat. 1289 H. Pada tahun ini buku Fashlul Khitab fi Itsbati Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab (kalimat penjelas bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad An-Nuri At-Thibrisi. Kitab ini memuat pendapat dan klaim-klaim Rafidhah bahwasanya Al-Qur’an yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi dan ditambah. 1366 H. Sebuah majalah Rafidhah dengan nama Birajmil Islam terbit dengan memuat syair-syair yang mengutamakan tanah karbala atas Mekkah Al-Mukarramah. Ia karbala tanah membentang, thawaflah tujuh kali pada tempat kediamannya, Tanah mekkah tak memiliki keistimewaan dibanding keistimewaannya, Sebongkah tanah, meski hamparan gersang adanya, Mendekat dan mengangguk-angguk bagian atasnya kepada bagian yang dibawahnya. 1389 H. Khomeini menulis buku Wilayatul faqih dan Al-Hukumah Al-Islamiyah. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al-Hukumah Al-Islamiyah, hal. 35) : Khomeini berkata bahwa termasuk keyakinan pokok dalam madzhab kami adalah bahwa para imam kami memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi sekalipun. 1399 H. Berdirinya pemerintahan Rafidhah di Iran yang didirikan oleh penghianat besar Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Syah di Iran. Ciri khas negara Syi’ah Iran ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama revolusi Islam di tanah suci Mekah pada hari mulia yaitu musim haji pada setiap tahun. 1400 H. Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya Imam Mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban. Sebagian pidatonya berbunyi demikian : “Para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi tapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan tidak berhasil.. yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi serta dapat meluruskan segala penyimpangan adalah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu….” Begitulah menurut Khomeini para Nabi telah gagal, termasuk Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sementara revolusi kafirnya dianggapnya sebagai suatu keberhasilan dan keadilan. 1407 H. Jamaah haji iran mengadakan demonstari besar-besaran di kota Mekah pada hari jum’at di musim haji tahun 1407 H. Mereka melakukan tindakan perusakan di kota Mekah seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka kaum Al-Qaramithah, mereka membunuh beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, menghancurkan dan membakar mobil-mobil beserta mereka yang ada di dalamnya. Jumah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk Saudi. 1408 H. Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di Mekah mengumumkan fatwa bahwa Khomeini telah kafir. 1409 H. Pada musim haji tahun ini kaum Rafidhah meledakkan beberapa tempat di sekitar Masjidil Haram di kota Mekah. Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari Pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan materi yang begitu besar.16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 H. 1410 H. Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinya balasan yang setimpal. Kaum Rafidhah membangun sebuah bangunan diatas kuburannya yang menyerupai ka’bah di Mekah, Dan akan senantiasa terus berulang sejarah tentang peristiwa dan pengkhianatan mereka dengan tujuan menghancurkan islam dan melemahkan kita kaum muslimin,   PERBEDAAN MENDASAR ANTARA SUNNI-SYI’AH Banyak yang menyangka dan berpendapat bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah (sunni) dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) atau Syi’ah Rafidhah dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan PERSIS atau Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki. Karenanya dengan adanya “ribut-ribut” masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?. Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui. Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya.Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i. Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Sunni dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (baca : Islam dan Syi’ah) maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul. Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan Al-Qur'an kita (Ahlussunnah). Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur'annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan. Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama sunni mengatakan :Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri. Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Sunni dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).   Sunni : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
  1. a)      Syahadatain
  2. b)      As-Sholah
  3. c)      As-Shoum
  4. d)      Az-Zakah
  5. e)      Al-Haj
Syi’ah :Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
  1. a)      As-Sholah
  2. b)      As-Shoum
  3. c)      Az-Zakah
  4. d)      Al-Haj
  5. e)      Al wilayah
  Sunni :Rukun Iman ada 6 (enam) :
  1. a)      Iman kepada Allah
  2. b)      Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
  3. c)      Iman kepada Kitab-kitab Nya
  4. d)      Iman kepada Rasul Nya
  5. e)      Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
  6. f)       Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Syi’ah :Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
  1. a)      At-Tauhid
  2. b)      An Nubuwwah
  3. c)      Al Imamah
  4. d)      Al Adlu
  5. e)      Al Ma’ad
  Sunni :Dua kalimat syahadat Syiah :Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut imam mereka.   Sunni :Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam sunni tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan. Syi’ah  :Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.   Sunni  :Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
  1. a)      Abu Bakar
  2. b)      Umar
  3. c)      Utsman
  4. d)      Ali Radhiallahu anhum
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka).   Sunni  :Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum. Syi’ah  :Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma'’hum, seperti para Nabi.   Sunni  :Dilarang mencaci-maki para sahabat. Syi’ah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at  Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.   Sunni  : Siti Aisyah dan Siti Hafshah istri Rasulullah saw sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin. Syi’ah:Siti Aisyah dan Siti Hafshah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.   Sunni  :Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan sunni adalah Kutubus-sittah :
  1. a)      Bukhari
  2. b)      Muslim
  3. c)      Abu Daud
  4. d)      Turmudzi
  5. e)      Ibnu Majah
  6. f)       An Nasa’i
Syi’ah: Kitab-kitab utama Syi’ah ada empat :
  1. a)      Al Kaafi
  2. b)      Al Istibshor
  3. c)      Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
  4. d)      Att Tahdziib (lihat kitab rujukan Syi’ah)
  Sunni :Al-Qur'an tetap orisinil Syi’ah: Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).   Sunni :Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Syi’ah  :Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah.Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.   Sunni :Aqidah Raj’ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya. Syi’ah:Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai  ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.   Sunni : Tanah suci adalah Mekkah dan Medinah (al-haramain) Syi’ah : Tanah suci adalah Kufah, Karbala dan Qum   Sunni :Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram. Syi’ah:Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.   Sunni :Khamer/ arak tidak suci. Syi’ah:Khamer/ arak suci.   Sunni:Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci. Syi’ah: Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.   Sunni : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Syi’ah:Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.   Sunni  :Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah. Syi’ah :Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.   Sunni :Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i. Syi’ah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.   Sunni : Shalat jum’at wajib Syi’ah : Shalat jum’at haram karena ketiadaan imam (ghaibah), sampai kemunculannya   Sunni:Shalat Dhuha disunnahkan. Syi’ah: Shalat Dhuha tidak dibenarkan.   Sunni : Ada iddah bagi istri (baik di thalaq atau ditinggal mati suaminya) Syi’ah : Tidak ada Iddah   Sunni : Shalat jenazah wajib wudhu (tanpa wudhu/bersuci tidak sah) Syi’ah : Boleh shalat jenazah tanpa wudhu (bersuci)   Sunni : Shalat dua hari raya sunnat mu’akkadah Syi’ah : Shalat dua hari raya wajib   Sunni : Shalat gerhana (khusuf/kusuf) sunnat Syi’ah : Shalat gerhana (khusuf/kusuf) wajib   Sunni : Tidak ada surat al-Wilayah dalam Al-Quran Syi’ah : al-Wilayah salah satu surat dalam Al-Quran Dan masih banyak lagi diantara perbedaan baik dalam masalah ushul maupun furu’.
Reporter: Reporter Editor: admin