Cianjur, persis.or.id – Para santri peserta kegiatan Praktik Keguruan dan Khidmah Jamiyyah (PKKJ) yang berasal dari Pesantren Persatuan Islam (PPI) 1 dan 2 Pajagalan Bandung, terlihat menjalankan kegiatan tersebut dengan baik.
Tersebar di beberapa kecamatan di Cianjur, para santri dapat berbaur dengan baik bersama masyarakat dan jamaah di sekitarnya.
Misalnya, para santri putri yang mengikuti kegiatan di Pemudi PERSIS, santri putra yang ikut berkontribusi di acara Pemuda PERSIS, bahkan ikut terjun menjadi pengajar di madrasah, pesantren, bahkan RA yang ada di lokasi PKKJ mereka.
Menurut Ustaz Undang Sukarna selaku panitia pelaksana, pihaknya sebelumnya telah melakukan berbagai persiapan untuk kegiatan PKKJ ini. Salah satunya, pemilihan 4 Pimpinan Cabang (PC) dengan 8 lokasi sebagai tempat pelaksanaan PKKJ.
Yakni, cabang Cikalong 2 kelompok, cabang Cianjur 3 kelompok, cabang Ciranjang 1 kelompok, dan Cabang Cibeber 2 kelompok. “Mereka melaksanakan kegiatan itu tiga hal. Pertama, sebagai pendidik dengan mengajar. Kedua, berdakwah. Ketiga, bakti sosial,” ungkapnya kepada persis.or.id belum lama ini.
Pelaksanaan PKKJ sendiri akan berjalan selama dua minggu, yakni dari 05-19 Februari 2022. Santri yang menjadi peserta PKKJ ini berjumlah sekitar 185 orang, dengan 21 hingga 23 per kelompok. “Tahap kegiatannya dimulai dengan masa sosialisasi dan adaptasi pada hari-hari pertama, baru setelah itu praktik mengajar atau dakwah,” tambah Ustaz Undang yang juga merupakan staf Mudir ‘Am ini.
Setelah satu minggu berjalan, kata dia, nanti akan ada monitoring dari ustaz pembimbing untuk melihat hasil pendidikan yang telah dilaksanakan. “Jika ada masalah yang perlu ditindaklanjuti oleh panitia, maka akan terjun lagi untuk monitoring kedua,” terangnya.
Pihaknya juga menekankan penerapan protokol kesehatan (prokes) sebagai upaya untuk membantu program pemerintah, baik sebelum, saat pelaksanaan, maupun setelah para santri kembali ke Bandung nantinya.
“Kami telah kerja sama dengan Satgas, salah satunya dengan diminimalisir kerumunan. Selain memberikan pembekalan dakwah, pendidikan dan khidmah jamiyyah, ada juga pembekalan mengenai prokes sebagai adaptasi dengan kondisi sekarang ini,” paparnya.
Sebagai perwakilan dari Pimpinan Daerah (PD) PERSIS Cianjur, Ustaz Ayi Bahrudin selaku Bidgar Pendidikan menjelaskan bahwa terkait pelaksanaan PKKJ ini, diawali dengan komunikasi pada pihak Pesantren Persatuan Islam (PPI) 04 Cianjur.
Setelah itu pesantren menghubungi pihak PD PERSIS Cianjur, hingga akhirnya meminta tindak lanjut dari PPI 1 dan 2 untuk menempuh beberapa persyaratan. “Dan akhirnya kami mengkondisikan untuk dibagi ke berbagai cabang karena jumlahnya yang banyak,” jelasnya.
Sebagai PD yang menerima tamu dari daerah lain, pihaknya mengaku bersyukur karena dipercaya sebagai tuan rumah. “Kami juga baru sekarang lagi kedatangan dari pihak pesantren yang nomor satu ini. Terima kasih atas kepercayaaannya kepada pesantren kami, khususnya kepada PD PERSIS Cianjur,” kata dia.
Pihaknya juga menjelaskan mengenai pemilihan PC sebagai lokasi pelaksanaan PKKJ ini. “PC yang dipilih diutamakan yang memiliki tingkat kehidupan berjamiyyah banyak, tingkat pendidikannya juga baik, apalagi yang punya sekolah seperti diniyyah atau Tsanawiyyah,” terangnya.
Taujih dari Mudirul ‘Am
Pelaksanaan PKKJ yang dahulu masih bernama Pendidikan Latihan Khidmah Jamiyyah (PLKJ), sudah ada sejak tahun 70-an di PERSIS. Sebab menurut Mudirul 'Am PPI 1 dan 2 Pajagalan KH. Dr. Dedeng Rosyidin M.Ag., Mu’alimin pada dasarnya dididik untuk menjadi seorang guru.
“Yang namanya mu'alimin itu guru, mereka harus turun bersama pada masyarakat untuk mengajar dan berdakwah. Makanya, ini merupakan salah satu program khusus di PERSIS,” ungkapnya.
Program PKKJ sendiri merupakan kebijakan yang sudah dicantumkan di dalam sistem Pendidikan PERSIS. “Ini ada pada pedoman sistem pendidikan PERSIS pada Bab 3 Pasal 3 Ayat 8 tentang pendidikan menengah kepesantrenan,” terangnya.
Memasuki pandemi Covid-19, pelaksanaan PKKJ PPI 1 dan 2 Pajagalan sempat terhenti. Namun, di tahun berikutnya, ada sedikit penyesuaian dalam pelaksanaannya atau lebih disederhanakan. “Waktu awal Covid, program ini tidak dihapus, hanya saja tidak bisa dilaksanakan karena pemerintah setempat dan PD setempat tidak mengizinkan kaitan Covid,” paparnya.
Sebenernya, kata dia, tahun kemarin PKKJ sempat dilaksanakan. Hanya saja cakupan penyelenggaraannya lebih lokal dan lebih kecil. Karena itu syarat kelulusan, maka harus dilaksanakan. “Kemarin tidak bisa keluar daerah seperti ke Cianjur ini. Karena kami di Bandung, kami mencari tempat terdekat untuk mereka mengajar dan berdakwah,” kata dia.
Meski begitu, di awal pelaksanaan pihaknya masih merasa ragu. Namun, pada September kemarin, pihaknya mencoba untuk melaksanakan prosedur penyelenggaraan PKKJ. “September mencoba, dengan harapan Februari boleh. Karena kemarin mulai turun kebijakan pemerintah dengan pelonggaran, alhamdulillah saat ini kami bisa menyelenggarakannya,” ungkapnya.
Berbekal rasa syukur karena kegiatan dapat berjalan, Ustaz Dedeng menitipkan beberapa pesan kepada para santri PKKJ. “Untuk para santri, jadikan tempat PKKJ sebagai guru dalam belajar, karena mereka harus belajar dari alam. Saya tadi sempat menyampaikan kisah Nabi Musa yang merasa diri paling pintar, namun akhirnya mengetahui kesalahan dan kembali belajar kepada Nabi Khidir,” paparnya.
Bisa jadi saat berada di Bandung, kata dia, para santri memiliki perasaan serba bisa. Namun, dirinya berharap agar mereka mendapatkan pelajaran setelah terjun langsung dan mengabdikan diri kepada masyarakat di dalam jamiyyah. “Setelah berhadapan dengan alam (lingkungan), mereka menyadari apa yang harus diperbaiki, menyadari kekuarangan, menghormati keaadaan dan mengajar seperti Dzulkarnain dengan cara menyesuaikan dengan kondisi masyarakat,” tandasnya.
Tidak lupa juga pihaknya mengucapkan rasa terima kasih kepada PD Cianjur yang telah menerima para santri. “Kami titipkan bukan untuk mengajar malah harus belajar. Jadi, jangan segan-segan jika mereka ada kekurangan, ditegur saja. Karena mereka ini mudah-mudahan ke depannya akan menjadi penerus generasi penerus jamiyyah PERSIS,” harapnya.
(FAR/IF)