Provokasi Setan

oleh Reporter

28 Maret 2019 | 02:20

Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah menjelaskan dan mengingatkan berkali-kali kepada kita tentang musuh abadi. Musuh tersebut tidak lain adalah setan.

Setan memiliki kelebihan yang tak dimiliki manusia.

Pertama, mereka hidup lebih dulu. Punya pengalaman dan kelicikan yang jauh lebih matang dan lebih mengetahui pola perilaku  manusia. Mereka saja bisa menggelincirkan nenek moyang kita, Nabi Adam AS beserta Istrinya Hawa, apalagi kita-kita.

Kedua, setan bisa melihat kita dari arah yang tak mungkin bisa kita melihat mereka.

Ketiga, setan mampu mengalir dalam setiap aliran darah kita. Ia mampu mengintervensi arus berpikir kita. Ia bisa menawarkan berbagai ilusi yang bisa membahayakan keputusan yang akan diambil.

Keempat, setan tak mati sampai hari kiamat. Itu berarti kepiawaiannya dalam menyesatkan manusia sudah sangat teruji. Makanya tak heran, Nabi SAW menyebutkan tidak bertambah tahun, melainkan tambah buruk kondisi zamannya. Salah satunya karena provokasi setan terhadap umat manusia.

Sadarkah kita, siapa yang membisikan keputusasaan ketika doa-doa dan ikhtiar kita belum diijabah oleh Allah?

Sadarkah kita, siapa yang membuat kita melakukan kekhilafan, riya, kesombongan dan berbagai maksiat serta durhaka kepada Allah? Padahal Allah SWT sudah memberikan berbagai nikmat dan karunianya untuk kita, manusia ciptaan-Nya.

Tahukah kita, siapa yang membisikan ketakutan saat kita mau mengeluarkan uang untuk diinfaqkan, dishadaqahkan dan dizakatkan? Yang membisikan ketakutan rezeki akan berkurang, yang membisikan untuk tidak mengeluarkan bantuan kepada oranglain dengan barang-barang terbaik milik kita.

Sadarkah kita, siapakah yang selama ini terus meniupkan rasa marah, dendam hingga rasa iri dengki dalam hati kita selama ini?

Sadarkah kita, siapa yang membuat kita tergesa gesa dalam memaknai dan menarik kesimpulan yang salah mengenai kehidupan yang kita alami saat ini? Mereka yang telah menipu kita dengan kemerlap hidup duniawi

Akankah kita sadar, siapa yang terus mendorong kita untuk mencoba dan terus mencoba berbagai nikmat dosa? Mereka yang telah mendorong dn menyeretmu melakukan pelampiasan negatif

Masihkah tak sadar, siapa yang membuat kita ragu untuk mengimani Allah dan hari akhir? Yang membuat kita ragu untuk berbuat baik, malah sebaliknya menakuti nakuti diri kita untuk melangkah dari hidup yang penuh maksiat, hijrah kepada kehidupan yang lebih taat

Semua pertanyaan itu akhirnya bermuara pada suatu jawaban. Semuanya itu adalah provokasi setan. Tak akan ada yang bisa lepas dari jeratan provokasi setan selain mereka yang benar benar ikhlash menjalani ketaatan kepada Allah SWT.

 

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (Q.S. Ali Imran : 175)

وَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ  وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا ﴿النساء:٣٨﴾

“Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”
(Q.S. An-Nisa: 38)

وَلأُضِلَّنَّهُمْ وَلأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الأَنْعَامِ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّهِ وَمَن يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِّن دُونِ اللّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِينًا ﴿١١٩﴾

يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُورًا ﴿١٢٠﴾

“Dan (setan berkata) aku benar-benar akan menyesatkan mereka (manusia), dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka”.
(Q.S. An-Nisa: 119-120)

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

“Hai anak Adam (Manusia), janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman”. (Q.S. Al-Araf:27)

 

 

 

***

Penulis: Taufik Ginanjar

Reporter: Reporter Editor: admin