Sampaikan Tausiyah di Masjid Alwi, Ketum PP PERSIS Ingatkan Misi Umat sebagai Pelanjut Risalah

oleh Reporter

19 Februari 2024 | 05:58

Malaysia, persis.or.id – Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) Dr. K.H. Jeje Zaenudis, M.Ag hadir dalam kegiatan Tausiah Ilmuwan Nusantara, Sabtu (17/2/2024).

Dalam sambutannya, Ustaz Jeje mengatakan bahwa di antara karunia terbesar yang Allah Swt berikan kepada seluruh umat manusia, khususnya kaum muslimin, adalah kehadiran rasul terakhir, yakni Nabi Muhammad Saw.

Maka menurutnya, karunia terbesar dengan kehadiran Rasulullah SAW adalah agar manusia dibebaskan dari kesesatan hidup, kepada cahaya Islam melalui dakwah yang dilakukan oleh beliau.

Dalam acara yang digelar di Masjid Alwi, Kangar, Perlis, Malaysia, tersebut Ustadz Jeje membacakan surat Ali Imran ayat 164, yang menyatakan bahwa Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan manusia agar bisa menjadi teladan bagi mereka.

"Maka dakwah ini tidak boleh berakhir dan tidak boleh berhenti. Kalau baginda nabi Muhammad Allah utuskan sebagai nabi dan rasul terakhir, tetapi dakwah harus terus berlangsung," ujar Ustadz Jeje.

"Ketika nabi wafat, dakwah harus terus berkelanjutan. Pertanyaannya, siapa yang melanjutkan dakwah tersebut, sedang nabi dan rasul terakhir telah diwafatkan Allah?" sambungnya.

Oleh karena itu, menurutnya tugas dakwah ini berpindah, dari seorang rasul yang maksum, seorang nabi pilihan, kepada umatnya secara kolektif.

Ustaz Jeje menambahkan bahwa karunia besar yang Allah Swt berikan itu beralih menjadi tugas yang besar bagi umatnya.

Allah Swt mengingatkan hal tersebut dalam surat Ali Imran ayat 104, yang menyatakan bahwa umat muslim memiliki kewajiban untuk melakukan hal-hal baik dan mengajak orang lain kepada kebaikan.

"Apabila dakwah yang semula dipikul oleh manusia-manusia istimewa, orang-orang pilihan Allah, para nabi dan rasul, maka dakwah yang agung ini menjadi tanggung jawab kolektif, yaitu kita. Sebab itulah, ada masanya di mana baginda nabi Muhammad Saw timbang terima dakwah," papar Ustadz Jeje.

Pencetus Mosi Integral, Abuya Mohammad Natsir dalam bukunya Fiqih Dakwah mengingatkan peristiwa timbang terima dakwah pada saat Rasulullah Saw melaksanakan Haji Wada.

Di dalamny disebutkan bahwa Nabi dan rasul telah berakhir, tetapi dakwah sampai yaumil-qiyamah (hari kiamat).

"Jika dulu dakwah dilakukan para nabi dan rasul, maka sekarang dilakukan oleh umat. Dan umat itu pemimpinnya adalah para ulama, du'at, para dai ilallah, dan kita wajib menjadi bagian dari itu,” kata Ustaz Jeje.

“Karena kalau kita tidak memikul dakwah ini, maka niscaya dakwah akan berakhir dan kita mendapat murka dari Allah subhanahu wa ta'ala," tambahnya.

Ustadz Jeje kemudian menyampaikan isi dari surat Fathir ayat 32 yang menyatakan bahwa tidak semua umat Islam menjalankan hal itu, bahkan di antara mereka berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri.

"Maka saya menasehati diri saya sendiri dan ikhwah sekalian, marilah menjadi generasi nabi Muhammad yang sabiqun bil-khairat, menjadi pelopor-pelopor dakwah dalam kebajikan, insyaAllah,” terangnya.

Ustaz Jeje kemudian menutup tausiahnya dengan mengucapkan Hadanallah waiyyakum ajmain (semoga Allah memberikan hidayah kepada kami dan antum semua).

Kegiatan Tausiyah 10 Ilmuwan Nusantara merupakan puncak kegiatan Persidangan Majelis Ilmuwan Nusantara.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (16/17-2/2024) dan dihadiri berbagai perwakilan ulama dari Kamboja, Thailand, dan Vietnam.

Adapun dari Indonesia, di antara yang hadir, yaitu Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Prof Samsul Anwar; Ketua DPP Wahdah Islamiyah Ustadz Zaitun Rasmin.

Juga Ketua DPP Hidayatullah Ustadz Nashirul Haq; Ustadz Fahmi Salim; dan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau, Dr H Saidul Amin.

[]

Reporter: Reporter Editor: admin