Senin sore (23/5) Pihak keluarga sahidah, Santri kelas 7 MTs Persis 3 Pameungpeuk, dikejutkan dengan berita kehilangan dirinya. Sahidah yang hendak pergi ke rumah teman dengan naik angkot, menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.
"Kami mencoba mencari-cari sahidah sampai jam 02.30 selasa dini hari", penuturan ibunda sahidah. Pihak keluarga sebelumnya berpikir positif mungkin sahidah main dan bermalam di rumah saudara. Namun sampai selasa pagi (24/5) belum kunjung ditemukan juga, hingga akhirnya pihak keluarga lapor polisi dan memberitahu ke pihak sekolah. Sampai hari rabu sore (25/5) sahidah belum kunjung ditemukan. Pihak keluarga dan sekolah mulai mengintensifkan pencarian.
"Kami sangat khawatir, mengingat banyaknya pemberitaan tentang kasus pemerkosaan dan pembunuhan," ungkap Bibi sahidah saat ditemui rabu malam (25/5).
Biidznillah dan pertolongan Allah, sahidah berhasil ditemukan oleh saudara ibunya selepas pulang kerja di terusan buah batu dekat jalan tol. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan pihak sekolah terkait pengalaman yang dialami oleh sahidah.
Ketika di Angkot
Ada 1 orang perempuan (20thn) dengan baju kotak-kotak dan 4 orang laki-laki dengan setelan rambut punk dan memakai pakaian hitam yang khas. Posisi angkot sedang ngetem saat sahidah berjalan 50 meter dari jalan raya.
Angkot langsung jalan begitu sahidah naik. Perempuan itu senyum melihat sahidah. Tujuan sahidah naik angkot ke arah pameungpeuk untuk beli sesuatu di toko SM (toko dekat sekolahnya), sebelum dia ke rumah temannya di Cihonje. Saat hendak turun di depan pesantren, tas dan jaketnya ditarik oleh seseorang. Saat itu sahidah tak ingat apapun.
Saat buka mata
Ternyata hari sudah gelap, sahidah sudah berada di sebuah gudang kosong dan banyak rongsokan. Tangannya diikat. Arit di pinggang, golok di perut dan samurai di leher. Oleh 3 orang laki-laki yg ditemuinya di angkot. Seorang laki-laki sisanya angkat bicara "Mau diserahkan uang, hp dan perhiasannya? Atau mau kami bunuh.."
Sembari mengiyakan kemauan mereka, sahidah melihat perempuan yg tadi di angkot yang sudah berganti baju dgn baju hitam..
Begitu HP, uang dan emas didapat, mereka melempar sahidah ke lantai. Mereka keluar gudang. Tak lama sahidah pun keluar.
Saat menjauhi gudang itu
Sahidah terus berjalan dan melihat tukang gorengan. Tukang gorengan tersebut memberikan jawaban bahwa sahidah sekarang sedang ada di Ujung Berung.
Hilang kesadaran penuh, tak kenal orientasi waktu arah dan kepekaan lainnya
senin malam sampai ditemukannya sahidah oleh teh Eni (saudari ibunya) sahidah dalam kondisi frustasi dan kehilangan kesadaran total. Bahkan smpai tak mengenali teh eni (padahal tiap hari hampir ketemu). Teh Eni yg pulang kerja di kordon melihat sosok sahidah di sisi jalan terusan buah batu dekat tol..
Note:
Saat ditanya, apakah tukang angkot terlihat ngobrol dgn si perempuan?
Sahidah menjawab "Ya..."
Semoga kejadian seperti ini tak teralami oleh kita semua. Lebih waspada lagi. Jangan lupa berdoa sebelum beraktifitas dan bepergian. Apalagi bagi seorang perempuan, bepergian sebaiknya dibarengan dengan mahramnya. (Tg)