Takhrij Qunut dalam Witir Hadits-Hadits Marfu’ Bag. II

oleh Reporter

18 Agustus 2016 | 09:21

Apabila kita perhatikan bagan diatas, maka bisa di jelaskan sebagai berikut: Riwayat Al-Hasan bin ‘Aly ini disampaikan hanya kepada Abul Haura seorang.  Abul Haura adalah Robi’ah bin Syaiban As-Sa’dy. Rowi ini telah dinilai tsiqoh oleh Imam An-Nasai dan Ibnu Hibban memasukkannya kedalam daftar rowi-rowi tsiqoh di kitabnya At-Tsiqoh. Dan sepanjang analisa kami sampai saat ini Abul Haura tidak mendapatkan kritik atau ta’lil dari imam yang lain. Oleh karena itu kesendiriannya dalam periwayatan dari Al-Hasan bin ‘Aly tidak terlalu membahayakannya walau Imam ini tergolong rowi yang sangat sedikit meriwayatkan hadits, karena Al-Hasan bin ‘Aly pun sebagai Shahabat Shigor tidak terlalu banyak dalam periwayatan. Sampai tahap ini riwayat terlihat kokoh sepanjang tidak mukholafah dengan rowi yang lebih tsiqoh darinya. Kemudian setelah itu Abul Haura menyampaikan riwayat tentang do’a witir ini ke dua orang rowi tsiqoh yakni Bureid bin Aby Maryam[1] dan Abu Zaid Al-Jarrod[2]. Untuk riwayat Al-Jarrod diriwayatkan oleh Imam Ath-Thobarony no.2713. Apabila kita lihat jalur sanadnya terdapat kelemahan di rowi Ar-Robie bin Rukain. Namun kelemahannya adalah muhtamal dan terangkat karena Bureid bin Aby Maryam mengikutinya (lihat bagan). Dari Bureid inilah terdapat jalur-jalur sanad yang tersebar. 6 rowi meriwayatkan darinya. Ke 6 rowi tersebut adalah:
  1. Abu Ishaq: ‘Amr bin ‘Abdullah bin ‘Ubaid As-Sabi’ie. Rowi ini Tsiqoh atas penilaian Ibnu Ma’in, Al-‘Ijly dan An-Nasai. Bahkan Abu Hatim yang tergolong Imam Mutasyaddid dalam penilaian rowi menilainya “Tsiqoh. Akan tetapi ada sedikit penilaian yang dijadikan pertimbangan oleh Imam Ibnu Hajar dari ucapan Ahmad bin Hanbal.
أبو أسحاق ثقة ولكن هؤلاء الذين حملوا عنه بأخرة (Lihat keseluruhan komentar diatas di kitab Tahdzibul Kamal. Juz 22 hal.102) Atas seluruh komentar para ahlu jarh dan ta’dil diatas Imam Ibnu Hajar telah sangat tepat sekali menyimpulkan dalam kitab Taqribnya: Tsiqotun, Muktsirun ‘Abidun, telah tercampur di akhir periwayatannya[3]. Abu Ishaq ini sebanding dengan Imam Zuhry dalam banyaknya riwayat yang ia sebarkan ke murid-muridnya. Dan beliau termasuk Imam yang masyhur dalam banyak periwayatan.
  1. Syu’bah Bin Hajjaj: Imam besar dalam periwayatan hadits. Imam Al-Bukhory mengatakan dari ‘Aly bin Madiny bahwa Syu’bah riwayatnya mencapai 1000 hadits. Keluasan ilmunya dapat ta’dil dari para imam dengan sebutan Tsiqotun, Hafidzun, Mutqinun, Tsabtun, Faqihun dsb. Imam Ibnu Hajar menyimpulkan dari seluruh penilaiannya dengan: Tsiqotun, Hafidzun, Mutqinun. Dan Imam At-Tsaury memujinya dengan mengatakan: Pemimpin kaum muslimin dalam hadits. [4]
  2. Yunus bin Aby Ishaq: dari keseluruhan penilaiannya Imam Ibnu Hajar menilai: Shoduq Yahimu Qolilan (Jujur dan ada sedikit kekeliruan) [5]
  3. Al-Hasan bin ‘Ammaroh: rowi ini lemah sekali. Beberapa imam menilainya matruk sehingga di simpulkan oleh Al-Hafitdz dengan penilaian: Matruk. [6]
  4. Al-‘Ala bin Sholih: rowi ini mendapat tautsiq dari Abu daud. Namun Abu Zur’ah dan Abu Hatim menilai: “La ba-sa bih”. Hadits-haditsnya dinilai munkar oleh Ibnu Madiny. [7]
  5. Al-Hasan bin ‘Ubaidillah bin Urwah : rowi ini tsiqoh atas semua penilaian para imam termasuk Imam Abu Hatim. [8]
Dari keenam rowi ini yang meriwayatkan dari Buraid bin Aby Maryam Syu’bah lah rowi yang paling tsiqoh. Dan apabila kita lihat di bagan riwayat yang telah penulis kumpulkan Riwayat dari Syu’bah terlihat kokoh dimana 9 rowi yang meriwayatkan darinya dan diteruskan oleh rowi-rowi lain dibawahnya 1dan dikeluarkan oleh para imam mukhorrij semuanya dalam satu kata satu suara menyebutkan do’a yang yang diajarkan dari Rasulullah saw adalah do’a tanpa menyebutkan lafadz “Qunut”. Sehingga kesimpulan khusus sanad jalur Syu’bah adalah sangat kuat dan kokoh tidak terjadi perselisihan. Kekuatan riwayat ini ditambah jalur periwayatan dari arah Al-Hasan bin ‘Ubaidillah sebagai mutabi’nya yang dikeluarkan oleh Ath-Thobarony no.2708 (lihat bagan). Walau pada jalurnya terdapat kelemahan pada rowi Hasyim bin Marsyad namun kelemahannya terangkat dan dikuatkan oleh jalur Syu’bah tersebut karena keduanya meriwayatkan tanpa tambahan lafadz “Qunut” dan juga dikuatkan pula oleh jalur Abu Yazid Al-Jarrod sebagai Mutabi’nya Bureid yang dikeluarkan oleh Ath-Thobarony no.2713. Walau jalur Al-Jarrod ini hanya satu arah terpisah dan terdapat rowi lemah yaitu Ar-Robi’ bin Rukain namun riwayat yang dibawanya tanpa tambahan lafadz “Qunut” adalah juga saling menguatkan karena Ar-Robi’e termasuk rowi yang muhtamal. Atas penjelasan pertama ini jelas dari ketiga jalur ini saling menguatkan dengan riwayat terkuat adalah jalur Syu’bah tersebut. Berikut riwayat Syu’bah: حدثنا يحيى بن سعيد عن شعبة حدثني بريد بن أبي مريم عن أبي الحوراء السعدي قال قلت للحسن بن علي : ما تذكر من رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال : أذكر أني أخذت تمرة من تمر الصدقة فألقيتها في فمي فانترعها رسول الله صلى الله عليه وسلم بلعابها فألقاها في التمر فقال له رجل : ما عليك لو أكل هذه التمرة ؟ قال : "إنا لا نأكل الصدقة" قال: وكان يقول : "دع مايريبك إلى مالايريبك فإن الصدق طمأنينة وإن الكذب ريبة" قال : وكان يعلمنا هذا الدعاء "اللهم اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وبارك لي فيما أعطيت وقني شر ما قضيت إنه لا يذل من واليت" وربما قال : "تباركت ربنا وتعاليت". (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad: Musnad Ahmad. Juz 2 hal. 345 no.1723 cet. Darul Hadits) Riwayat Syu’bah ini juga dikeluarkan melalui Utsman bin Umar (H.R. Ad-Darimy) Abu Daud, Umar bin ‘Aly (H.R.Al-Bazzar no.1336), Mu’ammal (H.R.Abu Ya’la no.6759 dan H.R.Ibnu Hibban no.722), Abdul Malik (H.R.Abu Ya’la), Muhammad bin Ja’far (H.R.Ahmad no.1727, H.R.Ibnu Khuzaimah), Yazid bin Zarba’ (H.R. Ibnu Khuzaimah), ‘Amr bin Marzuq (H.R.Ath-Thobarony no.2707), dan ‘Affan (H.R.Ath-Thobarony no.2710) (Lihat bagan riwayat diatas). Riwayat jalur Syu’bah ini semuanya tidak terdapat tambahan lafadz “Qunut”. (catatan: warna hitam adalah para mukhorrij yang meriwayatkan tanpa tambahan “Qunut”. Adapun warna orange adalah mukhorrij yang meriwayatkan ada tambahan “Qunut”) Kemudian penilaian kedua adalah pada jalur periwayatan yang terdapat tambahan lafadz “Qunut” yaitu: 2
  • Jalur Abu Ishaq: Jalur Abu Ishaq ini sepintas terlihat mudlthorib (goncang) dari segi matan (lihat bagan: Hitam adalah lafadz tanpa “Qunut”. Orange terdapat lafadz “Qunut”). Apakah ini ada kekeliruan dari Abu Ishaq sebagai sumbernya atau kemungkinan kedua dari para murid yang meriwayatkannya?. Penulis anggap dari arah keduanya bisa jadi keliru, karena Abu Ishaq ini ada kelemahan yakni berubah hafalan di akhir. Atas dasar itu apabila tidak sesuai dengan rowi yang lebih kuat darinya yaitu Syu’bah maka kekeliruan itu lebih kuat diketahui dan riwayatnya adalah Syad. Dan tidak bisa di pandang Ziyadatu Ats-Tsiqoh.
Dari jalur sanad yang bersumber darinya, penulis simpulkan sebagai berikut:
  • Terdapat 8 rowi yang meriwayatkan darinya yaitu: Musa bin ‘Uqbah, Ziyad bin Khoitsamah, Abu Bakar bin ‘Ayyasy, Isroil bin Yunus, Sufyan At-Tsaury, Abul Ahwash dan Syarik bin Abdullah (lihat bagan)
  • Jalur Musa bin Uqbah (Al-Mu’jamu Al-Kabiru no.hadits 2701), Ziyad bin Khoitsamah (Ad-Du’a no.743), dan Abu Bakar bin ‘Ayyasy (Ad-Du’a no.743) ketiganya meriwayatkan dari Abu Ishaq tanpa ada tambahan lafadz “Qunut”.
  • Musa bin Uqbah rowi tsiqoh[9]. Dan kebawahnya Muhammad bin Ja’far bin Aby Katsir adalah rowi tsiqoh riwayat jama’aah[10]. Termasuk muridnya yang meriwayatkan yaitu Said bin Aby Maryam adalah rowi tsiqoh tsabtun hujjatun[11]. Hanya saja Ahmad bin Ishaq bin Wadlih ini sebagai syaikhnya Imam Ath-Thobarony rowi mastur. Namun riwayatnya Musa ini terangkat dari mutabi’ terkuatnya Syu’bah.
  • Ziyad bin Khoitsamah Al-Ju’afy tsiqoh[12]. Syuja’ bin al-Walid bin Qois rowi Shoduq dan Waro’ terdapat kekeliruan[13]. ‘Aly bin Husain bin Ibrohim bin Al-Hurr rowi shoduq[14]. Al-Husain bin Ishaq At-Tastary syaikhnya Ath-Thobarony. Jalur Ziyad riwayatnya hasan terangkat dari mutabi’ terkuatnya Syu’bah.
  • Abu Bakar bin ‘Ayyasy rowi muhtamal Abu Bakar bin ‘Ayyasy rowi shoduq yang diperbincangkan, Yahya bin ‘Abdul Hamid Al-Hamany adalah Hafidzun. [15] Al-Husain syaikhnya Ath-Thobarony. Jalur Abu Bakar ini Hasan terangkat riwayatnya oleh mutabi’nya Syu’bah.
Ketiga jalur diatas dari Musa bin ‘Uqbah, Ziyad bin Khotsamah dan Abu Bakar bin ‘Ayyash adalah saling menguatkan satu sama lain. Kemudian untuk jalur yang lainnya dari arah: Syarik, Sufyan Ats-Tsaury Abul Ahwash Zuhair dan Isroil justru beberapa jalurnya terdapat tambahan “Qunut”.
  • Jalur Syarik goncang (Idlthirob): terdapat dua arah periwayatan ke Abu Bakar Ibnu Aby Syaibah dan Yahya Al-Hamany. Jalur Abu Bakar diriwayatkan oleh Ibnu Majah no.1178, Ibnu Aby Syaibah no.6954, Abu Ya’la no.6765 dengan ada tambahan lafadz “Qunut”. Adapun jalur Yahya maqrun dengan Abu Bakar yang diriwayatkan oleh At-Thobarony di kitab Mu’jamul Kabir no.2703 dan kitab Ad-Du’a no.737 tidak ada tambahan lafadz “Qunut”.
Syarik rowi shoduq banyak salah dari apa yang pernah penulis kaji. (lihat kajian khusus Syarik ini disini). Karena itu dua jalur yang berbeda ini yakni terdapat tambahan “Qunut” dan tidak adalah lebih kuat kekeliruan dari Syarik bin Abdullah. Namun apakah lafadz tambahan “Qunut” tersebut Syarik jelas mendengar dari Abu Ishaq?
  • Jalur Sufyan At-Tsaury goncang (idlthirob): 3 mukhorrij mengeluarkan riwayat tanpa tambahan lafadz Qunut yakni Imam Ahmad no.1721, Abu Na’im kitab Hilyah, dan Imam Ath-Thobarony no.2706. adapun riwayat Abdurrozzaq no.4985 terdapat tambahan “Qunut”. Padahal Imam Ahmad di no.1721 meriwayatkan dari Abdurrozzaq tidak ada tambahan lafadz “Qunut”. Di jalur ini lebih kuat lafadz tidak ada tambahan “Qunut”. Dimana Sufyan At-Tsaury mendengar dari Abu Ishaq.
  • Jalur Abul Ahwash goncang (idlthirob). Arah Qutaibah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzy, Abu Daud dan Al-Baihaqy tanpa tambahan “Qunut” sedang arah Ibnu Jawwas dan dari arah ketiga rowi yang diriwayatkan oleh Ath-Thobarony terdapat tambahan “Qunut”. Abul Ahwash ini adalah Salam bin Sulaim. Dia rowi tsiqoh atas penilaian Ibnu Ma’in, namun Abu Hatim menilai Shoduq. Terdapat ta’lil dari Imam Ahmad dalam penilaian hadits yang dibawa Abul Ahwash dari Sammak dengan perkataan:
كان أبو الأحوص يخطئ في هذا “Abul Ahwash keliru dalam masalah ini”. (lihat keseluruhan komentar diatas di kitab Mizanul I’tidal: Imam Adz-Dzahaby Juz 3 hal:254)
  • Jalur Zuhair ketiga arahnya meriwayatkan dengan ada tambahan lafadz “Qunut”.
  • Jalur Isroil bin Yunus goncang (Idlthirob), Imam Ad-Darimy dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dengan tambahan lafadz “Qunut” sedang Imam Ath-Thobarony tidak terdapat tambahan lafadz “Qunut”.
Atas penjabaran diatas penulis menilai tambahan lafadz “Qunut” adalah dari Abu Ishaq itu sendiri. Abu Ishaq meriwayatkan ke murid-muridnya kadang ada tambahan “Qunut’ kadang juga tidak ada lafadz “Qunut”. Apakah ketidak konsistennan Abu Ishaq dalam periwayatan ke murid-muridnya adalah pertanda riwayat yang dibawanya sudah berubah seperti apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad atau memang demikian yang ia dengar dari gurunya yaitu Bureid bin Aby Maryam? Oleh karena itu kiranya penulis simpulkan seluruh riwayat Al-Hasan bin ‘Aly ini sebagai berikut:
  1. Jalur periwayatan yang tidak ada tambahan lafadz Qunut terdapat 3 jalur yaitu:
  2. Jalur Syu’bah bin Hajjaj (Murid Bureid)
  3. Jalur Abu Yazid bin Jarrod (mutabi’nya Bureid)
  4. Jalur Al-Hasan bin ‘Ubaidillah (Murid Bureid)
  5. Jalur periwayatan yang ada tambahan lafadz Qunut terdapat 2 Jalur yaitu:
  6. Jalur Yunus bin Aby Ishaq (Muridnya Bureid)
  7. Jalur Al-‘Ala bin Sholih (Muridnya Bureid)
  8. Jalur periwayatan yang goncang beberapa jalur tidak ada tambahan “Qunut” sebagian jalur lagi terdapat tambahan “Qunut”:
  9. Jalur Abu Ishaq (Muridnya Bureid)
Terdapat 3 versi periwayatan di jalur Bureid ini. Dan jalur yang mahfudz adalah jalur periwayatan yang tidak ada tambahan “Qunut” dimana Syu’bah rowi paling Atsbat diantara rowi yang lainnya diikuti oleh 2 jalur lagi yang lurus selamat dari kegoncangan. Adapun jalur Yunus bin Aby Maryam lemah karena ia termasuk rowi yang shoduq yang keliru. Kemudian jalur Al-Ala juga lemah riwayat-riwayat yang dibawanya banyak kemungkaran menurut Ibnu Madiny. Untuk Jalur Abu Ishaq hemat penulis “Idltirob” sulit dalam pentarjihan disaat beberapa imam mukhorrij mengeluarkan riwayatnya berbeda-beda. Abu Ishaq memiliki kelemahan di akhir periwayatannya. dalam periwayatan ini Abu Ishaq diduga kuat sudah berubah hafalannya. Terakhir untuk jalur Al-Hasan bin ‘Ammaroh tidak diperhitungkan karena rowi ini Matruk. Atas dasar ini penulis menyimpulkan riwayat dari Al-Hasan bin ‘Aly ini yang benar tidak ada tambahan lafadz “Qunut”. Wallahu A’lam.  
  1. Riwayat Ubay bin Ka’ab r.a
Untuk riwayat Ubay bin Ka’ab pun jalur periwayatannya sangat banyak. Untuk mempermudah penjabarannya penulis kutip bagan riwayat silsilah Ubay bin Ka’ab r.a:   Bagan 1: 3 Bagan 2: 4 (Catatan: data ini diambil dari riwayat-riwayat yang telah penulis kumpulkan dan kutip di catatan akhir) Lihat Bagan: Bagan riwayat diatas riwayatnya membahas tentang Shalat witir 3 rokaat, yg didalamnya rokaat pertama membaca “Sabbihis”. Rokaat kedua membaca: “Qulya Ayyuhal” dan rokaat ketiga : “Qulhuwallahu Ahad”. Semuanya bermuara ke Said bin Abdurrahman dari Abdurrahman r.a dari Ubay bin Ka’ab r.a dari nabi saw: sampai jalur ini sangat kuat semuanya tsiqoh: Sahabat nabi saw dan sa’id sebagai tabiin Tsiqoh. Setelah itu dari said terdapat 5 orang rowi yang meriwayatkan, yaitu:
  1. ‘Azroh bin Abdurrohman: Tsiqotun. (Syaikh Qotadah)
  2. Dzarr bin Abdullah: Tsiqotun ‘Abidun
  3. Qotadah bin Di’amah: Tsiqotun tsabtun
  4. Urwah bin Al-Harits: Tsiqotun
  5. Zubaid bin Al-Harits: Tsiqotun tsabtun ‘Abidun.
kelima rowi diatas tsiqoh sampai sini jalur sangat kuat. Dan yang terkuat dari kelima rowi diatas adalah Zubaid (Tsiqotun Tsabtun ‘Abidun) Berikut penjelasan 5 rowi kebawahnya:
  1. Riwayat ‘Azroh bin Abdurrahman:
Pada riwayat ‘Azroh ini hanya terdapat 1 jalur : ‘Azroh>> Qotadah>> Said bin Aby Arubah>> Abdul Aziz>> Yahya>> An.Nasai no.1701. (Lihat bagan hadits 2). Dijalur ini semua rowi tsiqoh kecuali rowi abdul aziz : “maqbul” Atas dasar itu maka jalur Azroh ini Hasan. Apa yang diriwayatkan pada jalur ini? Berikut H.R.An-Nasai no.1701: أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى، قال: أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ خَالِدٍ، قال: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَزْرَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَلَا يُسَلِّمُ إِلَّا فِي آخِرِهِنَّ، وَيَقُولُ: يَعْنِي بَعْدَ التَّسْلِيمِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا " Diriwayat ini isinya tentang bacaan surat pada shalat witir diakhiri setelah salam membaca “Subhanal Malikul Quddus”. dan tidak kita dapatkan Qunut.  
  1. Riwayat Dzarr bin Abdullah: (Tsiqotun ‘Abidun)
Pada riwayat Dzarr ini terdapat 2 jalur kebawah (lihat bagan berikut no.haditsnya). Jalur 1: Dzarr>> Tholhah>> Al-A’masy>> Abu Ubaiah>> Muhammad bin Abu Ubaidah. Dari Ibnu Aby Ubaidah diriwayatkan oleh 6 rowi Yaitu: Ibn Aby Syaibah (Abdullah penyusun Mushonnaf), Muhammad bin Husain, Utsman bin Aby Syaibah, Abu Ja’far, Muhammad bin Said, dan Muhammad bin Abdullah. Di jalur ini kuat sekali: Tholhah bin mushorrif Al-yamy: Tsiqotun Qori’un Fadlilun.[16] Sulaiman bin Mihron Al-A’masy: Tsiqotun Hafidzun [17] Abu Ubaidah:Namanya Abdul Malik bin Ma’an: Tsiqotun [18] Muhammad bin Aby Ubaidah: Tsiqotun [19] Ibn Aby Syaibah (Mushonnaf): Tsiqotun Hafidzun Shohibu Tashonif [20] Rowi yang lainnya Mutabi bagi Ibn Aby Syaibah. Atas dasar ini maka jalur ini adalah Shahih. (Jalur terkuat) Apa yang diberitakan pada jalur ini? Berikut haditsnya Ibn Aby Syaibah no. 7 (mewakili no.3-4-5-10-11-17-21-26-27: untuk nomor-nomor hadits ini lihat teks haditsnya di paling bawah) : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقُولُ فِي آخِرِ صَلَاتِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا ". Pada jalur terkuat ini isinya sama dengan jalur AZROH yakni tentang bacaan surat pada shalat witir diakhiri setelah salam membaca “Subhanal Malikul Quddus”. dan tidak kita dapatkan Qunut. Begitupun 5 riwayat lainnya sebagai mutabi bagi Ibn Aby Syaibah sama tanpa ada Qunut (jalur tanpa  Qunut semakin kokoh) Jalur 2 : Dzaar>> Zubaid. Dari Zubaid diriwayatkan oleh 3 rowi yaitu: jarir, Sufyan dan A’masy.
  • JARIR>>Abu Umar Ad-Dlorir>> Ibn Abdurrohman Al-Bazzaz>> Abdullah>> Imam Ahmad.
  • Jarir rowi tsiqoh di kitabnya, apabila dihafalannya lemah. Namun disini jarir ada 2 rowi yang menjadi mutabi.nya yaitu sofyan dan A’masy. Karena itu dalam periwayatan ini jarir dpastikan meriwayatkan dari kitabnya.
  • Abu Umar Ad-Dorir (Shoduq ‘Alimun)[21].
  • Muhammad bin Abdurrahim Al-Bazzaz (Tsiqotun Hafidzun)[22].
JALUR INI HASAN (lihat hadits 6 No. 21143 Riwayat Ahmad )
  • At-Tsaury>> Wakie’>> Ishaq bin Ibrohim>> Al-Marwazy (Musnad)
  • Sufyan bin Said aTs-Tsaury: (Tsiqotun hafidzun)
  • Wakie’ bin Jarroh : (Tsiqotun Abidun Hafidzun [23]).
  • Ishaq bin Ibrohim bin Makhlad: (Tsiqotun Hafidzun Mujtahidun [24])
  • Al-Marwazy: Muhammad bin Nasr (Tsiqotun Hafidzun) [25]
JALUR INI SHOHIH (lihat hadits 9 no.387 Riwayat Al-Marwazy)  
  • Al-A’masy>> Abu Ja’far>> Abdurrahman Ad-Dasyataky>> Ibn Buker>> Ibn Zuhaer>> Asy-Syasyiy (Musnad).
  • Al-A’masy: (Tsiqotun Hafidzun [26])
  • Abu Ja’far (Isa bin Abi Isa): Shoduq buruk hafalan[27].
  • Abdurrohman bin Abdullah Ad-Dasytaky (Tsiqotun)[28]
  • Muhammad bin Buker: Shoduq Yukhty [29]
  • Ahmad bin Zuher bin Harb: Tsiqotun [30]
JALUR INI HASAN LIGHOIRIH (lihat hadits 16 no.1433 Riwayat Asy-Syasyie) Dari ketiga jalur diatas yang terkuat dan shohih adalah riwayat Al-Marwazy dari Ishaq. Apa yang diriwayatkan oleh ketiga jalur diatas dari Zubaid dari Dzarr? Berikut haditsnya: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ زُبَيْدٍ الْيَامِيِّ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَلَسَ فِي آخِرِ صَلاتِهِ فِي الْوِتْرِ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ، ثَلاثًا، يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ ". وَفِي رِوَايَةٍ: كَانَ يَقُولُ فِي آخِرِ وِتْرِهِ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مِرَارٍ، يَمُدُّ بِالثَّالِثَةِ صَوْتَهُ حَتَّى يَنْقَطِعَ نَفَسُهُ. وَفِي رِوَايَةٍ: فَإِذَا سَلَّمَ وَفَرَغَ، قَالَ: فَذَكَرَهُ، إِلا أَنَّهُ قَالَ: وَطَوَّلَ الثَّالِثَةَ. وَفِي أُخْرَى: كَانَ إِذَا سَلَّمَ مِنَ الْوِتْرِ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " يُطَوِّلُهَا ثَلاثَ مِرَارٍ Pada riwayat Zubaid ini ketiga jalur ini isinya sama dengan jalur AZROH yakni tentang bacaan surat pada shalat witir diakhiri setelah salam membaca “Subhanal Malikul Quddus”. dan tidak kita dapatkan Qunut. (jalur tanpa  Qunut semakin kokoh)  
  1. Riwayat Qotadah bin Di’amah (Tsiqotun Tsabtun)
Pada jalur ini Qotadah langsung dapat riwayat dari Said bin Abdurrohman. Said>> Qotadah>> Said bin Aby Arubah>> Isa bin Yunus.
  • Said bin Aby Arubah: Tsiqotun Hafidzun [31]
  • Isa bin Yunus bin Aby Ishaq: Tsiqotun Ma-munun [32]
Dari Isa bin Yunus diriwayatkan oleh dua orang rowi, yaitu: Ishaq dan Musayyab.
  • Ishaq bin Ibrohim bin Makhlad : Tsiqotun Hafidzun Mujtahidun [33]
  • Musayyab bin Wadlih : Shoduq tapi banyak keliru [34]
Di jalur Ishaq bin Ibrohim riwayatnya sama dengan riwayat ‘Azroh dan Dzar yang jalur riwayatnya sangat kuat yakni tidak ada qunut. Berikut haditsnya Hadits 8 No. 159 Riwayat Al-Marwazy : حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَفَى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِ: قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ". وَفِي رِوَايَةٍ: ب: " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَ آمَنَ الرَّسُولُ ". وَفِي رِوَايَةٍ: " وَيَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ". ثَلاثَ مَرَّاتٍ. وَفِي أُخْرَى: " فَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ". ثَلاثًا وَيَمُدُّ فِي الثَّالِثَةِ. وَفِي لَفْظٍ: " وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ " Riwayat Al-Marwazy ini diikuti oleh Riwayat At-Thobarony dari Ishaq lewat Musa bin Harun Al-Hammal yang tsiqoh. (lihat Hadits 14 No. 8115) Adapun di jalur Musayyab bin Wadlih riwayatnya ADA TAMBAHAN QUNUT. Berikut riwayatnya hadits 118 no. 1659 Riwayat Ad-Daroqutny dan juga Al-Baihaqy hadits 23 no.4861: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا الْمُسَيَّبُ بْنُ وَاضِحٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رُبَّمَا قَالَ الْمُسَيَّبُ، عَنْ عَزْرَةَ، وَرُبَّمَا لَمْ يَقُلْ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ، يَقْرَأُ فِيهَا بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَكَانَ يَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ "، مَرَّتَيْنِ يُسِرُّهُمَا وَالثَّالِثَةَ يَجْهَرُ بِهَا، وَيَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ Di jalur Musayyab ini ada tambahan Qunut dan beliau rowi yang banyak salah. Sedangkan di jalur Ishaq yang Tsiqoh tidak ada tambahan  Qunut. Ini jelas riwayat Musayyab adalah MUNKAR.  
  1. Riwayat URWAH BIN AL-HARITS (Tsiqotun)
Hadits 20 H.R. Ibnu Sunniy No. 706 أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُوسَى الْبَلْخِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ خَالِدٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، رَضِيَ اللَّـهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِـ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِـ: قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِـ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَلا يُسَلِّمُ إِلا فِي آخِرِهِنَّ، يَقُولُ بَعْدَ التَّسْلِيمِ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثًا Pada riwayat URWAH ini Qotadah meriwayatkan juga tanpa Qunut. Artinya qotadah bin Di’amah punya 3 jalur ke Said bin Abdurrohman. Jalur pertama beliau dapat dari AZROH dulu (lihat bagan atau hadits 2), jalur kedua langsung dari Said bin Abdurrohman (lihat bagan atau hadits 8) , jalur ketiga dari URWAH dulu (pembahasan sekarang). Cara periwayatan seperti ini tidak ada masalah sepanjang isi riwayatnya sama, masih sezaman dengan Said dan rowi diatasnya adalah guru bagi Qotadah. Namun apabila kita telusuri silsilah periwayatan Qotadah ke Urwah itu tidak ada. Dan illat ini diketahui oleh beberapa Imam diantaranya: قال أبو داود لم يسمع قتادة من عروة شيئا. Abu Daud berkata: Qotadah tidak mendengar dari Urwah sedikitpun. قيل له فالقاسم وسالم وعروة قال لم يسمع منهم Dikatakan (kepada Ahmad bin Hanbal oleh Abdullah anaknya) tentang Qotadah: Qotadah tidak mendengar dari Qosim, Salim dan Urwah”. Ini adalah Ilal bagi Qotadah. Namun apakah di jalur  ini kekeliruan Qotadah? Coba kita sedikit membandingkan dengan Jalur di awal yaitu jalur Azroh. Jalur Azroh : أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى، قال: أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ خَالِدٍ، قال: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَزْرَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ ........   Jalur Urwah : أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُوسَى الْبَلْخِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ خَالِدٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، رَضِيَ اللَّـهُ عَنْهُ  قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ ........ Coba kita perhatikan pada kedua jalur ini terdapat persamaan :
  1. Jalur Azroh Sanad Qotadah ke bawah: Qotadah>> Said bin Aby Arubah>> Abdul Aziz>> Yahya bin Musa.
  2. Jalur Urwah Sanad Qotadah ke bawah: Qotadah>> Said bin Aby Arubah>> Abdul Aziz>> Yahya bin Musa.
Kedua jalur ini sama. Jalur Azroh diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i. adapun Jalur Urwah diriwayatkan oleh Ibnu Sunny lewat Abu Abdurrohman. Dari sini kemungkinannya adalah Riwayat Ibnu Sunny ada kesalahan nama. Ini dikenal dalam Ilmu Mustholah adalah “Mushohhaf”. Penilaian “Mushohhaf” ini dari penulis di dasari oleh:
  1. Urwah bukan gurunya Qotadah dan tidak pernah mendengar riwayat darinya. Sedang ‘Azroh riwayat An-Nasai guru dekatnya Qotadah.
  2. Karena isi matan dan Jalur sanad Qotadah kebawahnya sama
  3. Ana belum mengenal gurunya Ibnu Sunny yakni Abu ‘Abdurrohman ini siapa? Kemungkinan kelirunya dirowi ini atau bisa juga Ibnu Sunny.
  4. Terdapat kemiripan nama antara ‘Azroh dan ‘Urwah dalam tulisan:
عزرة  -  عروة Kekeliruan penulisan ini biasa terjadi dalam system “Tashnif”. Dan ini bisa didapatkan di beberapa riwayat. Silahkan pelajari tentang “Mushohhaf”. Kesimpulannya Nama Rowi ‘Urwah dalam periwayatan Sholat Witir ini hakikatnya tidak ada walau matannya sama dengan rowi ‘Azroh. Dan yang mahfudz (terpelihara) adalah apa yang diriwayatkan  Imam An.Nasai no.1701 yaitu ‘Azroh ke Qotadah (pembahasan ‘Azroh ke Qotadah sudah dibahas diawal). Masuk penjelasan terakhir jalur Zubaid  
  1. Riwayat ZUBAID AL-HARITS: Tsiqotun tsabtun ‘Abidun.
Pada jalur Zubaid dari Said bin Abdurrohman bin  Al-Abza ini terdapat 3 rowi yang meriwayatkan (lihat skema gambar) yaitu: 1- Zubaid>> Fitr>> isa bin yunus>> ‘Aly bin Hasyrom>> Abdullah (hadits no.19-24) 2- Zubaid>> Sufyan>> Makhlad (hadits no.1-13-22-28) 3- Zubaid>> Mis’ar>> Hafs bin Ghiyats>> Umar bin Hafs (hadits no.12-15-25) Ketiga rowi diatas yaitu Fitr, Sufyan dan Mis’ar meriwayatkan dari Zubaid.   Penjelasan:: JALUR ZUBAID KE FITR. Zubaid>> Fitr>> isa bin yunus>> ‘Aly bin Khosyrom>> Abdullah (hadits no.19-24) * Zubaid: Tsiqotun tsabtun ‘Abidun. * Fitr bin Kholifah: hanya dapat nilai Shoduq (Ibn Hajar). * Isa bin Yunus bin Aby Ishaq: Tsiqotun Ma-munun. [35] * ‘Ali bin Khosyrom : Tsiqotun. [36] * ‘Abdullah bin Sulaiman bin Al-‘Asy-‘Ats: terdapat kritikan dari ayahnya abu daud: “dia pendusta”. Imam Ad-Daroquthny mengatakan: “Tsiqoh namun dia banyak salah dalam perkataannya pada hadits [37] Apa yang diriwayatkan pada Jalur ini? Berikut riwayatnya: Hadits 19 riwayat Ad-Daroquthny no.1660 dan hadits 24 riwayat Al-Baihaqy no.4862: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ فِطْرٍ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثٍ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ، فِي الأَخِيرَةِ يَقُولُ: رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ " Di jalur ini pembahasan sholat witir nya terdapat tambahan Qunut. Dengan melihat jalur diatas Nampak jelas hadits munkar dengan sanadnya parah. Disamping terdapat rowi Abdullah bin Sulaiman yang dinilai “pendusta” oleh ayahnya (Abu daud). Penilaian dusta dari ayahnya ini difahami karena kekeliruannya dalam sanad dan dinilai banyak salah dalam hadits oleh Imam Ad-Daroquthny. Juga jalur ini ada keanehan pada munculnya rowi FITR BIN KHOLIFAH?. Fitr bin Kholifah tidak ada sanad keguruan dengan Zubaid dan juga ke Isa bin Yunus. Ini jelas ghorib. Keanehan sanad ini ditimbulkan siapa lagi kalau bukan oleh Abdullah bin Sulaiman? JALUR ZUBAID KE FITRH RIWAYATNYA MUNKAR. Berikutnya:   JALUR ZUBAID KE SOFYAN: Zubaid>> Sufyan>> Makhlad (hadits .1-13-22-28) Dari hadits 1-13-22-28 diatas (lihat bagan dan haditsnya diatas) ke empat riwayatnya bermuara ke Makhlad bin Yazid. Zubaid dan Sufyan sudah dibahas keduanya rowi tsiqoh dan kuat. Adapun Makhlad? Makhlad bin Yazid: rowi ini telah dinilai oleh Imam Ahmad: “La ba’sa bih Wakaana Yahim” (tidak apa-apa tapi dia ada keliru). Abu Hatim : “Shoduq”. Adapun Yahya bin Main menilai “Tsiqoh” [38]. Dari semua penilaian ini Ibnu Hajar menyimpulkan: “Shoduq Lahu Auham”. (Shoduq tapi banyak kekeliruan). Apa yang diriwayatkan pada jalur ini? Berikut riwayatnya: hadits 1 riwayat An-Nasai No.1699 (dan juga mewakili hadits 13-22-28): أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ، قال: حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ " Di jalur ini pembahasan Sholat witirnya terdapat Qunut. Dengan melihat penilaian diatas jalur ini bermasalah di rowi MAKHLAD. * Rowi ini dinilai suka keliru dalam riwayat. Bahkan dinilai banyak kekeliruan oleh Ibn Hajar dengan derajat Shoduq. * Penilaian Tsiqoh dari Ibnu Main pada riwayat ini tidak terbukti. Karena riwayat yang ada tambahan Qunut ini menyelisihi riwayat yang lebih kuat tanpa Qunut dengan rowi-rowinya tsiqoh tanpa cacat. Sedangkan Makhlaq banyak keliru. * Jalur ini menyelisihi riwayat Wakie’ dari Sofyan di jalur Dzarr (sudah dibahas diatas) berikut penilaian kedua Jalurnya: * Said bin Abdurrohman>> Dzarr>> Zubaid>> Sufyan>> Wakie’ (hadits 9) * Said bin Abdurrohman>> Zubaid>> Sufyan>> Makhlad (hadits 1)   Dengan memperhatikan kedua jalur ini Nampak jelas kekeliruan Makhlad terdapat 2 hal: >> Makhlad keliru meriwayatkan seharusnya dari Zubaid itu ke Dzarr dulu baru ke Said seperti riwayat Wakie’ yang tsiqotun ‘Abidun Tsabtun. >> Juga Makhlad keliru meriwayatkan dengan ada tambahan Qunut padahal jalur Wakie yang kuat tidak ada tambahan Qunut. JALUR MAKHLAD MUNKAR menyelisihi riwayat WAKIE’. Pembahasan terakhir berikutnya: JALUR ZUBAID KE MIS’AR. Zubaid>> Mis’ar>> Hafs bin Ghiyats>> Umar bin Hafs (hadits no.12-15-25) Berikut riwayatnya: hadits 15 riwayat Asy-Syasyiy no.1432: حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ الرَّازِيُّ، نا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، نا أَبِي، عَنْ مِسْعَرٍ، حَدَّثَنِي زُبَيْدُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ  كَانَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ لا يُسَلِّمُ فِيهِنَّ حَتَّى يَنْصَرِفَ، أَوَّلُ رَكْعَةٍ بِ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى وَالثَّانِيَةُ بِ: قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَالثَّالِثَةُ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَأَنَّهُ قَنَتَ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ عَنْ صَلاتِهِ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ مَرَّتَيْنِ، يَرْفَعُ صَوْتَهُ وَيَجْهَرُ بِالثَّالِثَةِ " Penilaian Rowi: * Mis’ar bin Kidam: Tsiqotun Tsabtun [39] * Hafs bin Ghiyats: Tsiqotun Faqihun berubah hafalannya sedikit di akhir [40] * Umar bin Hafs: Tsiqotun boleh jadi ada kelirunya [41] Di jalur Mis’ar ini terdapat tambahan Qunut pada Shalat Witirnya. Dimana pada riwayat ini terdapat dua rowi yang memiliki kekurangan yaitu Umar dan Hafs (Anak Ayah) Hafs ini rowi yang banyak meriwayatkan hadits berbeda dengan Anaknya yaitu Umar sedikit dalam periwayatan. Hafs ini rowi tsiqoh namun dinilai Mukhtalith (pikun) di  akhir hidupnya. Adapun anaknya yaitu Umar juga rowi tsiqoh namun dinilai bisa terjadi kekeliruan dalam haditsnya (Wahm). Jalur riwayat ini pada dasarnya baik namun apabila kita bandingkan dengan riwayat yang lain dari Zubaid nampaklah kekeliruan Umar bin Hafs ini. Berikut perbandingannya: * Zubaid>> Jarir ((lihat hadits 6 No. 21143 Riwayat Ahmad ) Hasan Lidzatih. * Zubaid>> Sufyan>> Wakie’ (lihat hadits 9 riwayat Al-Marwazy no.387) Shohih jalur terkuat. * Zubaid>> Al-A’masy (lihat hadits 16 no. 1433 Riwayat Asy-Syasyiy) Hasan Lighoirih. Ketiga jalur ini dari Zubaid pembahasan sholat witir tanpa tambahan Qunut. Jalur Zubaid ke  Sufyan sangat kuat. Rowinya semua tsiqoh tanpa ada rowi yang wahm dan Mukhtalit. Ditambah ketiga jalur ini dikuatkan oleh  jalur ‘AZROH, THOLHAH, DAN QOTADDAH. Jalur jalur ini semua shohih meriwayatkan sholat witir tanpa ada tambahan witir. Adapun jalur Zubaid>> Mis’ar>> Hafs>> Umar bin Hafs. Jalur ini terdapat tambahan Qunut pada witir. Tinggal bertanya: apakah riwayat dari Umar yang ada Wahm (sifat keliru) diterima riwayatnya sebagai Ziyadatu Tsiqoh ke 6 riwayat yang tidak ada tambahan Qunut? Dimana ke 6 riwayat yang tidak ada tambahan Qunut terdapat 3 jalur kuat Shohih yaitu jalur THOLHAH, QOTADAH dan jalur ZUBAID ke SUFYAN?   Jalur Zubaid ke Mis’ar ini riwayatnya SYAD. Terdapat Umar rowi yang sedikit riwayat dan ada kelirunya. Kesimpulan: Dari hasil seluruh analisa riwayat yang padanya terdapat qunut pada Sholat witir di jalur Ubay bin Ka’ab adalah dloif. Hemat penulis telah tepat Imam Ahmad meragukan keseluruhan riwayatnya. Imam Ibnu Khuzaimah mengatakan: وشعبة أحفظ من عدد مثل يونس بن أبي إسحاق و أبو إسحاق لا يعلم أسمع هذا الخبر من بريد أو دلّس عنه. “Dan Syu’bah lebih hafidz daripada sejumlah para rowi lain seperti Yunus bin Aby Ishaq dan bapaknya Abu Ishaq juga tidak diketahui apakah ia mendengar berita ini dari Bureid (langsung) atau ia bertadlis darinya”. Permasalahan ini memang cukup rumit disaat terjadi pro kontra dalam menyikapi Fiqih Hadits, yang pada akhirnya penulis menghargai yang menilai riwayat tentang ini baik. Demikian pembahasan Qunut witir ini yang bisa penulis paparkan. (Bersambung ke Qunut Shubuh)   Akhukum Fillah abu-aqsith.com Dadi Herdiansah, Pameungpeuk-Bandung Jawa Barat Indonesia.       Daftar riwayat-riwayat Qunut Witir Jalur Ubay bin Ka’ab sesuai urutan Nomor: H.R. An-Nasai Hadits 1 No.1699: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ، قال: حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ " Hadits 2 No. 1701: أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى، قال: أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ خَالِدٍ، قال: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عَزْرَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَلَا يُسَلِّمُ إِلَّا فِي آخِرِهِنَّ، وَيَقُولُ: يَعْنِي بَعْدَ التَّسْلِيمِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا " Hadits 3 No. 1729: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ إِشْكَابَ النَّسَائِيُّ، قال: أَنْبَأَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، قال: حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قال: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ " H.R.Abu Daud Hadits 4 No. 1430 حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ الْأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ الْأَيَامِيِّ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ فِي الْوِتْرِ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " H.R. Ahmad Hadits 5 No. 21142: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ الإِيَامِيِّ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَي، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوَتْرِ ب سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، فَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ " Hadits 6 No. 21143: حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ الْبَزَّازُ، حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الضَّرِيرُ الْبَصْرِيُّ، حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ H.R. Ibnu Aby Syaibah Hadits 7 No. 6960 &  no. 30330: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقُولُ فِي آخِرِ صَلَاتِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا " H.R. Al-Marwazy Hadits 8 No. 159: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَفَى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِ: قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ". وَفِي رِوَايَةٍ: ب: " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَ آمَنَ الرَّسُولُ ". وَفِي رِوَايَةٍ: " وَيَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ". ثَلاثَ مَرَّاتٍ. وَفِي أُخْرَى: " فَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ". ثَلاثًا وَيَمُدُّ فِي الثَّالِثَةِ. وَفِي لَفْظٍ: " وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ " Hadits 9 No. 387: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ زُبَيْدٍ الْيَامِيِّ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَلَسَ فِي آخِرِ صَلاتِهِ فِي الْوِتْرِ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ، ثَلاثًا، يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ ". وَفِي رِوَايَةٍ: كَانَ يَقُولُ فِي آخِرِ وِتْرِهِ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مِرَارٍ، يَمُدُّ بِالثَّالِثَةِ صَوْتَهُ حَتَّى يَنْقَطِعَ نَفَسُهُ. وَفِي رِوَايَةٍ: فَإِذَا سَلَّمَ وَفَرَغَ، قَالَ: فَذَكَرَهُ، إِلا أَنَّهُ قَالَ: وَطَوَّلَ الثَّالِثَةَ. وَفِي أُخْرَى: كَانَ إِذَا سَلَّمَ مِنَ الْوِتْرِ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " يُطَوِّلُهَا ثَلاثَ مِرَارٍ H.R. Ath-Thoyalisy Hadits 10 No. 548: رَوَاهُ الأَعْمَشُ، عَنْ طَلْحَةَ، وَزُبَيْدٍ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ H.R. Ibnul Jaruud Hadits 11 No. 271: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ أَبُو شَيْبَةَ، قَالَ: ثَنَا ابْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، قَالَ: ثَنَا أَبِي، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ الْيَامِيِّ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مَرَّاتٍ H.R. Ath-Thohawy Hadits 12 No. 4501: كَمَا قَدْ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ الْبُخَارِيُّ الأَحْوَلُ وَغَيْرُهُ، قَالُوا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيسَ الْحَنْظَلِيُّ الرَّازِيُّ أَبُو حَاتِمٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلاثَ رَكَعَاتٍ لا يُسَلِّمُ فِيهِنَّ حَتَّى يَنْصَرِفَ، أَوَّلُ رَكْعَةٍ بِـ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَالثَّانِيَةُ بِـ: قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَالثَّالِثَةُ بِـ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَأَنَّهُ قَنَتَ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ مِنْ صَلاتِهِ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ، مَرَّتَيْنِ يَرْفَعُ صَوْتَهُ، وَيَجْهَرُ بِالثَّالِثَةِ " Hadits 13 No. 4503: فَوَجَدْنَا عَلِيَّ بْنَ سَعِيدِ بْنِ بَشِيرٍ الرَّازِيَّ، قَدْ حَدَّثَنَا قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى الْحَرَّانِيُّ الأَصَمُّ، وَإِسْحَاقُ بْنُ زُرَيْقٍ بِرَأْسِ الْعَيْنِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ الْحَرَّانِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ زُبَيْدٍ الْيَامِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَفِي الثَّانِيَةِ بِـ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِـ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا سَلَّمَ وَفَرَغَ، قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مَرَّاتٍ، يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ H.R. Ath-Thobarony Hadits 14 No. 8115: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ هَارُونَ، نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " يُوتِرُ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلَكُ الْقُدُّوسُ ثَلاثَ مَرَّاتٍ، وَمَدَّ بِالأَخِيرَةِ صَوْتَهُ، وَيَقُولُ: رَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ "، لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ قَتَادَةَ، إلا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عُرْوَةَ، تَفَرَّدَ بِهِ: عِيسَى بْنُ يُونُسَ H.R. Asy-Syaasyiy Hadits 15 No. 1432: حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ الرَّازِيُّ، نا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، نا أَبِي، عَنْ مِسْعَرٍ، حَدَّثَنِي زُبَيْدُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ  كَانَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ لا يُسَلِّمُ فِيهِنَّ حَتَّى يَنْصَرِفَ، أَوَّلُ رَكْعَةٍ بِ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى وَالثَّانِيَةُ بِ: قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَالثَّالِثَةُ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَأَنَّهُ قَنَتَ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ عَنْ صَلاتِهِ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ مَرَّتَيْنِ، يَرْفَعُ صَوْتَهُ وَيَجْهَرُ بِالثَّالِثَةِ " Hadits 16 No. 1433: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ زُهَيْرِ بْنِ حَرْبٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ بُكَيْرٍ الْحَضْرَمِيُّ، نا الدَّشْتَكِيُّ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ، وَزُبَيْدِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ "، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ Hadits 17 No. 1435: وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدٍ يَعْنِي ابْنَ الأَصْبَهَانِيِّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، فَإِذَا فَرَغَ مِنْ صَلاتِهِ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلاثَ مَرَّاتٍ " H.R. Ad-Daroquthny Hadits 18 No. 1659: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا الْمُسَيَّبُ بْنُ وَاضِحٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رُبَّمَا قَالَ الْمُسَيَّبُ، عَنْ عَزْرَةَ، وَرُبَّمَا لَمْ يَقُلْ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ، يَقْرَأُ فِيهَا بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَكَانَ يَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ "، مَرَّتَيْنِ يُسِرُّهُمَا وَالثَّالِثَةَ يَجْهَرُ بِهَا، وَيَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ Hadits 19 No. 1660: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ فِطْرٍ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثٍ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ، فِي الأَخِيرَةِ يَقُولُ: رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ " H.R. Ibnu Sunniy Hadits 20 No. 706 أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُوسَى الْبَلْخِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ خَالِدٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، رَضِيَ اللَّـهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِـ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِـ: قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِـ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَلا يُسَلِّمُ إِلا فِي آخِرِهِنَّ، يَقُولُ بَعْدَ التَّسْلِيمِ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثًا H.R. Ibnu Hibban Hadits 21 No. 2450 أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِ: سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى وَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مَرَّاتٍ H.R. Athusy Hadits 22 No. 439 نا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ الْجُرْجَانِيُّ، قَالَ: نا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ، قَالَ: نا سُفْيَانُ، عَنْ زُبَيْدٍ الإِيَامِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ، يَقْرَأُ فِي الأُولَى بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَفِي الثَّانِيَةِ بِـ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِـ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا فَرَغَ وَسَلَّمَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلاثَ مَرَّاتٍ يُطَوِّلُ فِي آخِرِهِنَّ. هَذَا حَدِيثٌ " حَسَنٌ غَرِيبٌ ". H.R.Al-Baihaqy Hadits 23 No. 4861: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ الْحَارِثِ الْفَقِيهُ، أنبأ عَلِيُّ بْنُ عُمَرَ الْحَافِظُ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا الْمُسَيَّبُ بْنُ وَاضِحٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ أَبُو بَكْرِ بْنُ سُلَيْمَانَ: رُبَّمَا قَالَ الْمُسَيَّبُ، عَنْ عَزْرَةَ، وَرُبَّمَا لَمْ يَقُلْ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبِيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثٍ يَقْرَأُ فِيهَا بِـف سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَىق، وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَكَانَ يَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " مَرَّتَيْنِ يُسِرُّ بِهِمَا، وَالثَّالِثَةُ يَجْهَرُ بِهَا، وَيَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ " Hadits 24 No. 4862: وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ، أنبأ عَلِيُّ بْنُ عُمَرَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ فِطْرٍ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبِيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثٍ: بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ فَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ فِي الآخِرَةِ يَقُولُ: " رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ " Hadits 25 No. 4864: أَخْبَرَنَا بِحَدِيثِ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ الإِسْفَرَايِينِيُّ بْنُ السَّقَّا بِنَيْسَابُورَ، أنبأ أَبُو سَهْلِ بْنُ زِيَادَةَ الْقَطَّانُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يُونُسَ، ثنا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، ثنا أَبِي، عَنْ مِسْعَرٍ، حَدَّثَنِي زُبَيْدٌ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبِيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ لا يُسَلِّمُ فِيهِنَّ حَتَّى يَنْصَرِفَ، الأُولَى بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَالثَّانِيَةِ بِـ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَالثَّالِثَةِ بِـ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَقَنَتَ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " مَرَّتَيْنِ، وَرَفَعَ صَوْتَهُ فِي الثَّالِثَةِ " Hadits 26 No. 4869: وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الرُّوذْبَارِيُّ، أنبأ أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، أنبأ عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، ثنا أَبِي، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ الأَيَامِيِّ، عَنْ ذَرٍّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبِيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَإِذَا سَلَّمَ فِي الْوِتْرِ قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " H.R. Ad-Dliyaa’ Al-Maqdisy Hadits 27 No. 1220: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ الْحَرْبِيُّ، بِهَا، أَنَّ هِبَةَ اللَّهِ أَخْبَرَهُمْ، أنا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، أنا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدَةَ، نا أَبِي، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ طَلْحَةَ الْيَامِيِّ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مَرَّاتٍ Hadis 28 No. 1221: وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْفَتْحِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي الْفَتْحِ الْحُرْفِيُّ، فِي كِتَابِهِ مِنْ أَصْبَهَانَ، أَنَّ أَبَا مُحَمَّدٍ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ حُمَيْدِ بْنِ الْحَسَنِ الدُّونِيَّ أَخْبَرَهُمْ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ، أنا أَبُو نَصْرٍ أَحْمَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ الْكَسَّارِ الدِّينَوَرِيُّ، أنا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ السُّنِّيِّ، نا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَحْمَدُ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ عَلِيٍّ النَّسَائِيُّ، نا عَلِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ، نا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلاثِ رَكَعَاتٍ، كَانَ يَقْرَأُ فِي الأُولَى: بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَفِي الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَفِي الثَّالِثَةِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا فَرَغَ، قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مَرَّاتٍ، يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ. كَذَا أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ. وَأَخْرَجَ أَبُو دَاوُدَ: أَنَّ النَّبِيَّ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَلَّمَ فِي الْوِتْرِ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ "، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي عُبَيْدَةَ   H.R. Ath-Thobarony : Mu’jamul Ausath. Hadits 29 No.8115 حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ هَارُونَ، نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، نا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " يُوتِرُ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلَكُ الْقُدُّوسُ ثَلاثَ مَرَّاتٍ، وَمَدَّ بِالأَخِيرَةِ صَوْتَهُ، وَيَقُولُ: رَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ "، لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ قَتَادَةَ، إلا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عُرْوَةَ، تَفَرَّدَ بِهِ: عِيسَى بْنُ يُونُسَ H.R. Ad-Daroquthny. Hadits 30 No. 1660 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ فِطْرٍ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثٍ بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ، فِي الأَخِيرَةِ يَقُولُ: رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ " H.R. Al-Baihaqy. Hadits 31 No. 4862 وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ، أنبأ عَلِيُّ بْنُ عُمَرَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ، ثنا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، ثنا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ فِطْرٍ، عَنْ زُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أُبِيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِثَلاثٍ: بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى، وَ قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ فَإِذَا سَلَّمَ، قَالَ: " سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ " ثَلاثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ فِي الآخِرَةِ يَقُولُ: " رَبِّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ "   Dengan 31 riwayat diatas Nampak jelas beberapa riwayat yang terdapat tambahan “Qunut” adalah dibawa oleh rowi-rowi yang lemah disaat rowi-rowi yang kuat di jalurnya tidak terdapat tambahan “Qunut”. (Catatan: khusus riwayat no.14, 19, 24, 29, 30, 31 riwayat yang terdapat tambahan “Robbul Malaikati Warruhi” adalah Ma’lul (cacat) disebabkan melalui seorang rowi yang bernama Isa bin Yunus) Selain 31 riwayat dari Ubay bin Ka’ab diatas, sebenarnya di dapatkan juga riwayat Abdurrohman bin Abza r.a yang mencapai 34 riwayat tanpa melewati Ubay bin Kaab r.a yang semua riwayatnya tidak ada satupun jalur yang padanya terdapat tambahan “Qunut” namun penulis merasa tidak diperlukan lagi pembahasan sanadnya. Cukup dengan riwayat riwayat di jalur Ubay bin Ka’ab terlihat jelas kemungkaran riwayat yang padanya terdapat tambahan lafadz “Qunut”. Wallahu A’lam [1] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.165. No.rowi 665. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [2] Kitab  Al-Jarh Wa At-Ta’dilu. Juz 5 hal. 365. Cet.Ihyau At-Turots Al-‘Aroby. [3] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.739. No.rowi 5100. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [4] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.436. No.rowi 2805. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [5] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.1097. No.rowi 7956. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [6] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.240. No.rowi 1274. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [7] Kitab  Mizanul I’tidal. Hal.165. No.rowi 665. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [8] Kitab Tahdzibul Kamal; Al-Mizzy. Juz 6 hal.200 [9] Kitab  Taqribu Tahdzib. Hal.983. No.rowi 7041. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [10] Kitab Tahdzibul Kamal; Al-Mizzy. Juz 24 hal.583 [11] Kitab Tahdzibul Kamal; Al-Mizzy. Juz 10 hal.391 [12] Kitab  Taqribu Tahdzib. Hal.344. No.rowi 2081. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [13] Kitab  Taqribu Tahdzib. Hal.432. No.rowi 2765. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [14] Kitab  Taqribu Tahdzib. Hal.692. No.rowi 4747. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [15] Kitab  Taqribu Tahdzib. Hal.1060. No.rowi 7642. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [16] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.465. No.rowi 3051. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [17] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.414. No.rowi 2630. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [18] Kitab Tahdzibul Kamal; Al-Mizzy. Juz 18 hal.417 [19] Kitab Tahdzibul Kamal; Al-Mizzy. Juz 26 hal.75 [20] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.540. No.rowi 3600. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [21] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.259. No.rowi 1430. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [22] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.872. No.rowi 6131. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [23] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.1037. No.rowi 7464. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [24] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.126. No.rowi 334. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [25]  Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.902. No.rowi 6392. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [26] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.414. No.rowi 2630. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [27] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.1126. No.rowi 8077. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [28] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.585. No.rowi 3939. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [29] [29] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.829. No.rowi 5802. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [30] Kitab Lisanul Mizan; Ibn Hajar. Juz 1 hal.463 No.514 cet.Maktabah Al-Matbu’at Al-Islamiyah [31] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.384. No.rowi 2378. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [32] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.773. No.rowi 5376. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [33] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.126. No.rowi 334. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [34] Kitab Al-Jarh wa At-Ta’dil. Ibn Aby Hatim. Juz 8 Hal.284 No rowi 1355. Cet. Ihya Turots Al-‘Aroby. [35] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.773. No.rowi 5376. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [36] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.695. No.rowi 4763. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [37] Kitab Mizanul I’tidal. Adz-Dzahaby. Juz 4 Hal.113. No.rowi 4373. Cet. Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah. [38] Kitab Tahdzibul Kamal; Al-Mizzy. Juz 27 hal.345 [39] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.936. No.rowi 5376. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [40] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.260. No.rowi 6649. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah. [41] Kitab  Taqribu At-Tahdzib. Ibnu Hajar. Hal.716. No.rowi 4914. Tahqiq Abul Ashbal. Cet.Darul ‘Ashimah.
Reporter: Reporter Editor: admin