Jakarta, persis.or.id — Hari pertama Konferensi Hadis Nasional Persatuan Islam pada Jumat, 07 November 2025 resmi ditutup dengan sesi panel yang menghadirkan tiga pembicara utama dengan pembahasan “Fundamental Takhrij Berbasis Teknologi”.
Sesi ini menjadi sorotan karena menghadirkan pendekatan baru dalam kajian hadis yang memadukan metodologi klasik dengan inovasi digital.
Dalam pemaparannya, para pembicara menekankan pentingnya penguasaan ilmu takhrij — yaitu proses pelacakan sumber hadis — sebagai fondasi penelitian hadis yang valid.
Namun, seiring kemajuan teknologi, metode konvensional kini dapat diperkaya dengan perangkat digital dan basis data hadis daring.
Syaikh Dr. Akrom Ridwan Fathullah Ali sebagai pembicara pertama menjelaskan materi "Perkembangan Penelitian Hadis dari Masa Klasik Sampai Masa Arificial Intelegence ".
Dalam pemaparannya, Ia menyoroti terkait kelebihan dan kekurangan dari kedua metode tersebut secara komprehensif, beserta perkembangannya.
Sementara itu, Dr. Anton Athaillah sebagai pembicara kedua memaparkan materi "Menuju Smart Takhrij: Optimalisasi Pemanfaatan AI dalam Penelitian Hadis".
Dr. Anton membuka pembahasan tersebut dengan kritik yang berdasarkan terhadap tatanan praktis, terkait inskonsistensi Takhrij melalui AI.
Namun, di penghujung materi, Ia memberikan solusi untuk melakukan optimalisasi penggunaan AI menggunakan metode yang teliti dan terukur.
Selanjutnya Ustaz Ginajar Nugraha, M.Sy. sebagai pembicara ketiga memberikan materi "Satu Abad Perkembangan Tradisi Penelitian Hadis Ulama Persatuan Islam.
Ia menegaskan poros utama ideologi pengkajian hadis di Persatuan Islam. Materi ini disampaikan sebagai pengejawantahan metodologis dan pengenalan pengkajian hadis di Persatuan Islam terhadap peserta Konfrensi Hadis.
Dengan berakhirnya sesi ini, seluruh rangkaian kegiatan pada hari pertama Konferensi Hadis resmi ditutup. Antusiasme peserta yang tinggi sepanjang sesi menunjukkan komitmen kuat para akademisi dan peneliti dalam mengembangkan studi hadis yang adaptif terhadap kemajuan teknologi.
Ketua Panitia Konferensi Hadis Tingkat Nasional 2025 Persatuan Islam (PERSIS), Ustaz Wahyu AS, menyampaikan bahwa konferensi akan berlanjut pada hari berikutnya dengan sejumlah agenda ilmiah yang tidak kalah penting.
Yakni mencakup pembahasan mengenai penerapan kecerdasan buatan dalam analisis sanad, digitalisasi literatur hadis klasik, serta upaya memperkuat integrasi antara tradisi keilmuan dan inovasi teknologi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir kontribusi nyata bagi penguatan metodologi penelitian hadis di Indonesia, sekaligus memperkokoh posisi umat Islam dalam memanfaatkan teknologi sebagai sarana pengembangan ilmu keislaman yang berkelanjutan.
[]
BACA JUGA:Silaturahim Cendekiawan Persatuan Islam: Revitalisasi Peran Intelektual Muslim dalam Pembangunan Umat dan Bangsa