Bandung – persis.or.id, Wakil ketua umum PP Persis Dr. Jeje Zaenudin mengajak dan menghimbau kepada umat agar menjadikan Lebaran sebagai momen kemenangan bersama.
Pasalnya, ibadah shaum Ramadhan 1440 H tersisa beberapa hari lagi. Akan segera diakhiri dengan perayaan lebaran Iedul Fitri.
Hari Raya lebaran tentu saja selalu menjadi momen yang dinanti seluruh muslim di dunia. Karena ia adalah hari yang menjadi simbol kemenangan spiritual orang-orang beriman yang telah bertempur di medan perang menaklukan kedurjanaan hawa nafsu dan syahwat dunianya selama sebulan penuh.
Hari kemenangaan itu juga menjadi momentum untuk berbagi kebahagiaan. Karenanya merasa tidak lengkap jika tidak dinikmati bersama keluarga, kerabat, tetangga, dan handai taulan, bahkan dengan sesama anak manusia tanpa memandang perbedaan ras ataupun agama yang dianutnya.
Namun momen bahagia yang istimewa itu nampaknya tidak dapat dinikmati secara merata oleh seluruh muslim di dunia.
Saudara muslim kita masih banyak yang hidup di daerah perang dan konflik yang berkepanjangan. Ratusan ribu bahkan mungkin jutaan, anak-anak muslim di belahan negeri Iraq, Suriah, Yaman, Palestina, dan sebagainya, menjalani ibadah puasa dengan keprihatinan yang sesungguhnya karena kekurangan makanan, minuman, tempat tinggal, bahkan mereka sudah tidak mempunyai orangtua maupun sanak keluarga dan hidup di tenda-tenda pengungsian. Mereka menanti lebaran dengan jiwa yang hampa tanpa kepastian masa depan.
Kekejaman perang saudara bukan hanya meluluh lantakan gedung-gedung megah dan situs-situs sejarah peraban masa lampau yang amat berharga, tetapi telah menghancur leburkan harapan bahkan impian indah masa depan anak-anak muslim yang tidak berdosa. Bahkan mereka tidak memahami mengapa mereka harus menanggung penderitaan teramat berat, menjadi korban kebiadaban nafsu angkara murka manusia-manusia dewasa yang seharusnya menjadi pelindung mereka.
Kita wajib bersyukur, Indonesai sebagai negeri muslim terbesar di dunia masih mampu menjaga dan mempertahankan keamanan serta kedamaian sehingga dapat menjalani puasa dan menyongsong lebaran dengan tenang serta tumakninah. Bahkan dapat berbagi sebagian kebahagiaan meringankan penderitaan saudara muslim kita di negara-negara yang dilanda perang atau konflik.
Namun demikian masih terselip keprihatinan yang dalam, di penghujung Ramadhan yang berkah ini tensi politik belum benar-benar mereda. Buntut kisruh pemilu masih menyisakan ketegangan-ketegangan baru. Seperti penangkapan dan penahanan beberapa tokoh politik yang diduga terlibat pelanggaran hukum masih terus berlangsung.
Atas keadaan ini semua kita berharap semoga para elit politik, petinggi negeri, dan para tokoh bangsa dapat berembuk mencari solusi terbaik yang dapat diterima dan menenangkan semua pihak. Kita semua tentu paham bahwa Penegakan hukum adalah suatu kemestian, tetapi menegakan rasa keadilan, kejujuran, serta nurani kemanusiaan jauh lebih tinggi dari sekedar penegakan hukum formal semata. Apalagi dalam suasana ketegangan politik yang keras, subjektivitas dan penyelewengan kewenangan dan kekuasaan sangat mungkin sewaktu-waktu terjadi.
Oleh sebab itu kita sangat memohon dan bahkan mendesak, kiranya Aparat Kepolisian (POLRI) dapat membuat kebijakan menghentikan pemanggilan dan penangkapan, atau memberi penangguhan penahanan atas tokoh-tokoh politik yang tersangka melanggar hukum demi alasan kemanusiaan agar dapat menjalankan puasa dengan tenang dan menikmati hari raya lebaran bersama keluarga. Setelah itu proses hukum bisa dilanjutkan kembali jika memang terbukti. Dan tentu saja kita yakin rakyat Indonesia akan mendukung dan menghormati segala upaya penegakan hukum sebenar-benarnya, selama penegakan hukum itu berlandaskan keadilan, kejujuran, dan nurani kemanusiaan.
Kita juga berharap, di penghujung bulan suci ini hingga perayaan lebaran nanti, seluruh komponen bangsa dapat menjaga kondusifitas dengan bersama-sama saling menyebarkan salam perdamaian serta berbagi kabar-kabar yang mempererat persaudaraan, menghindarkan ujaran kebencian, menghapuskan berita hoax, dan mengabaikan berita-berita yang diframing untuk membangun opini yang menyesatkan serta permusuhan. Sehingga seluruh bangsa Indonesia dapat menikmati suasana lebaran Iedul Fitri sebagai hari kemenangan bersama dengan penuh kebahagiaan, dalam nuansa dan suasana ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, serta ukhuwah insaniyah
Semoga Allah menjaga kita, keluarga, umat, dan bangsa kita dari segala keburukan yang menimpa agama dan dunia kita. Hanya kepada-Nyalah kita semua bertawakkal.
Bandung, 27 Romadhan 1440 H,
Dr KH. Jeje Zaenudin