Fir’aun, Sosok Pemimpin Sombong Dalam Al-Quran (Bagian Satu)

oleh Redaksi

17 Januari 2025 | 10:21

Fir’aun, Sosok Pemimpin Sombong Dalam Al-Quran (Bagian Satu)

C. Sifat-sifat Fir’aun dalam Al-Qur’ân


Al-Qur’ân menjelaskan sosok Fir’aun yang sombong, antara lain dalam ayat,


1. Fir’aun menegur Musa As atas da’wahnya, karena Ia telah mendidiknya sejak kecil dan mengurus beberapa tahun,



قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ.


Fir'aun menjawab: Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu”. (QS. Al-Syu’ara [26]:18)


2. Fir’aun memandang Musa As orang gila,



قَالَ إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ.


Fir'aun berkata: Sesungguhnya Rasûlmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila”. (QS. Al-Syu’ara [26]:27)


3. Setelah Musa As mengatakan Tuhan itu Rabb al-Samâwâti Fir’aun minta pada Ĥâmân seorang Wazîr al-Imârât mentri pembangunan, membuat batu bata lalu membangun bangunan yang tinggi untuk dapat melihat Tuhan Musa. Lalu ia naik dan melempar panah ke langit, lalu anak panah jatuh berdarah. Ia berkata,


لَقَدْ قَتَلْتُ اِلَهَ مُوْسَى


“Sunguh aku telah membunuh Tuhannya Musa”



وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَآأَيُّهَا الْمَلأُ مَاعَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ.


Dan berkata Fir'aun: Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui ilah bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Ĥâmân untukku tanah liat, kemudian buatlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Ilah Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (QS. Al-Qashash [28]:38)


Al-Shawi (VI:9) menyebutkan, Fir’aun, Ĥâmân dan Qârûn secara khusus disebutkan Allâh, karena Fir’aun sebagai Rajanya, dan Ĥâmân sebagai Mentrinya, sedangkan Qârûn, sebagai sumber dana. Mereka itu semuanya bersatu. Ini seperti dalam Qs. al-Gafir (al-Mukmin): 23, Ĥâmân Qarun



إِلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ كَذَّابٌ.


Kepada Fir'aun, Ĥâmân dan Qarun; maka mereka berkata: (Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta”. (QS. Al-Mu’min [40]:24)


4. Fir’aun memandang Musa As sebagai seorang pendusta,



وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَآأَيُّهَا الْمَلأُ مَاعَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ.


Dan berkata Fir'aun: Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui ilah bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Ĥâmân untukku tanah liat, kemudian buatlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Ilah Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (QS. Al-Qashash [28]:38)


5. Fir’aun sangat senang pada perbuatan yang keji, dan menghalangi jalan Allâh,



أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءَ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَاكَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلاَّ فِي تَبَابٍ.


(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Ilah Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta. Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian”. (QS. Al-Mu’min [40]:37)


6. Fir’aun memandang mujizat Musa As adalah sihir,



قَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِ فِرْعَوْنَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ.


Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata: Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai” (QS. Al-A’râf [7]:109)


7. Fir’aun mencari-cari kesalahan Musa As dengan mendatangkan tukang sihir,


يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ.


supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai". (QS. Al-A’râf [7]:112)


Ibnu al-Jauzi (III:241) menyebutkan para ulama berbeda pendapat tentang jumlah tukang sihir yang dipanggil Fir’aun, ada yang menyebutkan 72 orang, 12000, 15000, 70000 dan 80000 lebih. Penyihir-penyihir tidak dapat membuktikan Musa As sebagai pendusta dan penyihir, lalu mereka pun beriman. Dan tempatnya di Iskandariyah diantara yang disebutkan Ibnu al-Jauzi, penyihir yang beriman itu, Sâtûr, ‘Âdzûr, Hathhath, Mushafâ, Sâbûr, Syam’ûn. Dan menurut al-Suyuthi (III:517) ketika penyihir-penyihir beriman, pengikut Musa As berjumlah sekitar 600.000 orang.



قَالُوا ءَامَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ {} رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ.


“Mereka berkata: Kami beriman kepada Rabb semesta alam, (.:) (yaitu) Rabb Musa dan Harun”. (QS. Al-A’râf [7]:122)


8. Karena tidak dapat dibuktikan bahwa Musa As berdusta, dengan kesewenangannya Fir’aun mengancam membunuh para penyihir,



لأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلاَفٍ ثُمَّ لأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ قَالُوا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنقَلِبُونَ.


Demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya”. (QS. Al-A’râf [7]:124)


Ibnu al-Jauzi (III:243) mengutip perkataan Ibnu al-Abbas, yang menyebutkan, orang yang pertapa memotong dengan disungsang (Khilâf) dipotong tangan sebelah kanan, dan dipotong kaki sebelah kiri, serta yang pertama menyalib manusia adalah Fir’aun.


9. Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan melampaui batas,



فَمَآءَامَنَ لِمُوسَى إِلاَّ ذُرِّيَّةٌ مِّن قَوْمِهِ عَلَى خَوْفٍ مِّن فِرْعَوْنَ وَمَلإِهِمْ أَن يَفْتِنَهُمْ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي اْلأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ.


Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Yunus [10]:83)


10. Fir’aun dan pemukanya orang yang sombong dan berdosa,



ثُمَّ بَعَثْنَا مِن بَعْدِهِم مُّوسَى وَهَارُونَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلإِيهِ بِئَايَاتِنَا فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ.


Kemudian sesudah Rasûl-Rasûl itu, kami utus Musa dan Harun kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (membawa) tanda-tanda (mu'jizat-mu'jizat) Kami, maka mereka menyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa”. (QS. Yunus [10]:75)

BACA JUGA:

Israil, Sifat Dan Kehancurannya Dalam Al-Qur’an (Bagian Satu)

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon