Oleh: Dr. Dedeng Rasyidin, M.Ag
A. Tinjauan Bahasa
Kata Israîl tersusun dari Isrâ (‘Abdun – Hamba-), îl (Allâh), jadi artinya “Hamba Allâh”. Kata seperti itu disebut Murakab Tarkîb al-Idhafah (gabungan kata yang diidlafatkan). Kata Israîl itu ‘Alam A’Jamiy (Nama bukan bahasa Arab), kata tersebut bahasa ‘Ibrani (al-‘Ibriyah). Dan Laqab bagi Nabi Ya’qub As. (Muhyidin al-Darwis, I:93). Menurut Shawi (I:46) Israîl artinya ‘Abdullah (hamba Allâh), al-Qawiyyu billah (yang kuat terhadap ajaran Allâh). Kata Isrâ berarti ‘Abdu atau al-Qowiyy dan îl berarti Allâh. Pendapat lain mengatakan bahwa kata itu diambil dari kata al-Isrâ`, karena berjalan di malam hari untuk hijrah kepada Allâh Swt. Al-Maraghi mengemukakan (I:98), Israîl ialah laqab atau sebutan bagi Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahîm As yang berarti Shafiy Allâh (hamba Allâh yang bersih), atau al-amîr al-Mujâhid (Pemimpin yang berjihad), sedangkan Banuuhu (anaknya), yaitu keturunannya yang 12 orang.
Dengan demikian, kata Israîl itu; dari bahasa ‘Ibrani, berarti ‘Abdullah (Hamba Allâh), Shafiy Allâh (hamba Allâh yang bersih), al-Qawiyyu billah (yang kuat terhadap ajaran Allâh), dan al-amîr al-Mujâhid (Pemimpin yang berjihad) dan yang berjalan pada malam hari berhijrah kepada Allâh. Kata itu laqab bagi Nabi Ya’qub As. Kata Banî Israîl berarti keturunan Nabi Ya’qub As.
Kata al-Yahûdu menurut al-Raghib al-Ashfahani (tt, 544) berakar dari Hûd-al-Haud artinya al-Rujû’ birifqin (kembali dengan kelembutan -kasih sayang-). Kata al-Haud dalam ta’aruf (pergaulan) berarti al-Taubah (bertaubat). Kata Yahûdu asalnya diambil dari firman Allâh Swt dalam al-A’raf: 156,
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ إِنَّا هُدْنَآ إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَآءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِئَايَاتِنَا يُؤْمِنُونَ.
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allâh berfirman: Siksaku akan Ku-timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. (QS. Al-A’râf [7]:156)
Kata Hudnâ Ilaika artinya Tubnâ Ilaika (kami bertaubat kepadamu) Kata tersebut pada awalnya merupakan “Pujian” Kemudian setelah penghapusan syari’at mereka, menjadi sebuah nama bagi mereka “Bangsa Yahudi” sekalipun tidak mengandung arti “Pujian” (al-Madhu) Bahkan lebih terkesan akan kenegatifannya. Selanjutnya Yahudi adalah nama satu suku bangsa dari bangsa Bani Israîl. Bani Israîl terdiri atas dua belas suku bangsa, diantaranya: Yahudi keturunan Yahod (Yahuzda) anak Israîl (A.D. EL. Marzdedeq, 2002:2)
B. Tinjauan nasab
Berbicara Bani Israîl, akan terkait dengan nasab awalnya, Ibrahîm As yaitu dari Istrinya Hajar lahir Isma’îl As. Firman Allâh,
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيمٍ.
“Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar”. (QS. Al-Shafat [37]:101)
Mushtafa ‘Inani (1916:6) menyebutkan Banû Isma’îl ini yang jadi bangsa Arab (al-Arab al-murta’ribah) yang selanjutnya menjadi Arab al-Muhadditsun (modern). Dari Istri Ibrahîm “Sarah” yang disebut ‘âqir lahir “Ishaq” firman Allâh,
وَامْرَأَتُهُ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ.
“Dan isterinya berdiri (di sampingnya) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya'qub”. (QS. Hûd [11]:71)
Dan Ishaq punya anak Ya’kûb, dia disebut Israîl, dari sini melahirkan keturunannya yang disebut bani Israîl. Dari Bani Israîl dilahirkan banyak Nabi antara lan: Yusuf As, Musa As, Harun As, Daud As, Sulaiman As, Yunus As, Zakaria As, Yahya As, dan ‘Isa As yang merupakan Nabi dan Rasûl Allâh yang terakhir dari Bani Israîl. (Abdu al-Wahab al-Najjar: Kissah al-Anbiya). Nabi Ya’qub As mempunyai 12 orang anak laki-laki, yaitu;
1. Ruaubîn 7. Yûsuf
2. Syam’ûn 8. Bunyâmîn
3. Lâwiy 9. Dânun
4. Yahûdzâ 10. Naftâliy
5. Yasâkir 11. Jâdun
6. Zabûlûn 12. Asyîru (Qissah al-Anbiya: 120)
Dengan keterangan di atas, maka Bani Israîl dengan Bani Isma’îl (bangsa Arab) awalnya bernasab yang sama yaitu Ibrahîm, hanya berbeda Ibu; Bani Isma’îl dari Hajjar, sedangkan Bani Israîl dari Sarah.
BACA JUGA:Sudum: Kaum Yang Negerinya Dikubur Dalam Al-Quran (Bagian Satu)