H. Israîl akan membuat kerusakan
Seperti dijelaskan al-Qurân al-Isra ayat 4, Bani Israîl akan membuat kerusakan di bumi dua kali, dan akan menyombongkan diri dengan sesombong-sombongnya,
وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَاءِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي اْلأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا.
“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israîl dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. (QS. Al-Isra [17]:4)
DR. Bassam (2000:14) menjelaskan setelah Sulaiman wafat 935 sM, Israîl mulai membuat kerusakan di muka bumi. Mereka pecah, di utara mendirikan kerajaan pimpinan Yarba’am ibn Naabath, dan di Selatan kerajaan Yahuzda ibu kota al-Qadas. Menurut mufassir salaf antara lain al-Maraghi (5:14), Ibnu Al-Jauzi (5:11-12) dan Jalaluddin al-Suyuthi (5:239), mereka telah membuat kerusakan, yang pertama: menentang Taurat, membunuh Nabi Syu’ya, dan memenjarakan Armia. Dan yang ke dua: membunuh Zakaria, membunuh Yahya, dan bermaksud membunuh Nabi Isya. Menurut mufassir kontemporer yang dijelaskan oleh Bassam (2000:11) mengisyaratkan bahwa kerusakan yang di jelaskan di atas tersebut adalah yang pertama, yang mendatangkan janji kehancuran Yahudi yang pertama, sedang yang kedua baru mulai sejak berdiri Israîl (kedua) tahun1948 M. Perbedaan pandangan ini dapat dimengerti, karena seorang mufassir mentafsirkan sesuai dengan zamannya.
I. Kehancuran Israîl yang pertama
Firman Allâh, al-Isra: 5
فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ أُوْلاَهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً.
“Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. (QS. Al-Isra [17]:5)
Kehancuran pertama bagi Yahudi, dengan datangnya serangan bertubi-tubi dari Mesir, Assiria (Suryani) dan Kandani (Babilon). Serangan Assiria menghancurkan Israîl bagian Utara tahun 722 sM, sampai raja yang ke 19 raja Husya, dan Israil bagian Selatan (Yahuzda) dihancurkan oleh Kaldani, Babilon tahun 586 sM pada raja yang ke 19 Sodqiya. Maka kerajaan peninggalan Nabi Daud As lenyap Selanjutnya mereka dijajah oleh Yunani dan Romawi. Hingga tahun 637 M, diduduki Romawi. Dan pada tahun 637 M Umar bin Khattab menaklukan al-Qadas. Orang Yahudi yang telah terpecah, mereka berusaha untuk kembali dan memperoleh kemerdekaan, tapi mereka tidak berhasil ditawan Kaisar Romawi “Titus” tahun 70 M dan terakhir tahun 135 M. (Zawal al-Yahud, 17-26). Berbeda dengan mufassir salaf, bahwa kehancuran pertama itu ialah waktu Israîl dihancurkan Jâlût, hal ini seperti dikemukakan Ibnu Abbas dalam Tafsir al-Dur al-Mantsur IV:239.
بَعَثَ اللهُ عَلَيْهِمْ فِي الأُوْلَى جَالُوْت
J. Israîl kembali punya pemerintahan
Firman Allâh, al-Isra: ayat 6,
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاهُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا.
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kelompok yang lebih besar”. (QS. Al-Isra [17]:6)
Allâh Swt menjelaskan bahwa Allâh akan gilirkan untuk dapat mengalahkan mereka, dengan bantuan harta yang banyak, dengan pemuda yang siap tempur. Fakta menunjukkan, sejak Israîl belum berhasil mendirikan negara dan sampai sekarang, negara mereka berdiri dengan dukungan harta dan orang dari Yahudi Internasional. Dan mereka Yahudi menghijrahkan pemuda ke palestina untuk menjadi tentara dan bertempur. Dan mereka pun akan memiliki tentara yang berjumlah banyak. Hal ini terbukti dengan terbentuknya kembali negara Israîl diawali dengan perang Arab-Israîl tahun 1948 Masehi, dengan perbandingan jumlah tentara 20.000 Arab, 67.000 Israîl. Dan Arab dikalahkan (Zawal Israîl, 29-30). Berbeda dengan tafsir salafi yang dijelaskan Ibnu al-Zauji (V:11-12) bahwa berkuasanya kembali Israîl, ketika mereka mengalahkan Jaluth dan Raja Babilon.
K. Kehancuran Israîl yang ke dua
Firman Allâh Swt, al-Isra: 7,
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ اْلأَخِرَةِ لِيَسُوئُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَاعَلَوْا تَتْبِيرًا.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (QS. Al-Isra [17]:7)
Ayat itu menunjukkan, jika mereka berbuat kerusakan yang kedua mereka menyombongkan diri, melampaui batas, maka ketika itu janji yang ke dua pasti dibuktikan, yang dikirim sebagai pelaksana janji terakhir, dengan melakukan:
1. Mencoreng-moreng dengan kehinaan,
2. Dikuasainya Bait al-Aqsha seperti dulu akhir pemerintahan Yahudi tahun 587 M
3. Menghancurkan mereka dengan sehancur-hancurnya. Dan hal ini, belum dan akan terjadi (Zawal Israîl, 31).
Menurut mufassir salaf, kehancuran mereka yang kedua itu telah terjadi, ketika mereka dijajah, dihancurkan oleh Romawi dan Kandani (Ibnu al-Zauji, 5:11), pada tahun 70 M dan 135 M (DR. Bassam: 27). Maka dengan memperhatikan ayat di atas, nampaknya kita dapat berpendapat, bahwa mereka pasti pada suatu saat akan hancur, dengan tidak ditentukan yang pasti waktunya, dan oleh siapa dihancurkannya.
Pada ayat lain,
وَقُلْنَا مِن بَعْدِهِ لِبَنِي إِسْرَاءِيلَ اسْكُنُوا اْلأَرْضَ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ اْلأَخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا.
“Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israîl: Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu)”. (QS. Al-Isra [17]:104)
Ayat ini memberi arti, antara janji hukuman pertama dan hukuman kedua, yahudi terpecah-pecah, di seluruh dunia lalu dihimpun kembali, mereka sudah tidak mengenal asal suku mereka lagi (Zawal Israîl, 32).
BACA JUGA:Israil, Sifat Dan Kehancurannya Dalam Al-Qur’an (Bagian Satu)