Makkah adalah Tempat Beribadah dan Berniaga

oleh Redaksi

15 Maret 2025 | 14:02

Photo by Æmyr Sahli from Pexels: https://www.pexels.com/photo/hajj-pilgrims-gather-around-the-kaaba-31146807/

Makkah adalah Tempat Beribadah dan Berniaga

(Tafsir QS Al-Maidah [5]: 97-98)


جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلَائِدَ ذَلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٩٧) اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيم(٩٨)


Allah telah menjadikan Ka‘bah, rumah suci itu sebagai pusat kegiatan (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan haram, hadyu (hewan kurban) dan qalā’id. Yang demikian itu agar kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa pun yang ada di langit dan apa pun yang ada di bumi dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya dan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Munasabah


Ayat 95 dan 96 QS Almaidah menjelaskan larangan berburu saat ihram sebagai salah satu rukun umrah dan haji. Umrah dan haji adalah ibadah yang ditentukan tempatnya, yaitu di masjid Haram dan sekitarnya. Selanjutnya Allah Swt. menegaskan bahwa Makkah adalah tempat yang aman untuk beribadah dan berbisnis, untuk mengerjakan urusan-urusan yang berhubungan dengan dunia dan akhirat serta menjadi pusat ibadah haji.


Tafsir Mufrodat 


الْكَعْبَةَ : Ka’bah artinya yang menonjol, semacam bukit kecil. Mata kaki juga bahasa Arabnya KA'BUN. Gadis-gadis penghuni surga disebut KAWA’IB, karena dadanya menonjol. Di tengah lembah yang sekarang menjadi Masjid Haram ada batu yang menonjol persegi empat. Di atasnya didirikan Ka'bah, ialah bangunan berbentuk kubus dengan tinggi 14 meter. Sejak ditinggikan (didirikan) oleh Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail alayhimassalam, tidak sama antara sisinya ; Ukuran pada zaman Quraisy berbanding 32 : 20 : 31 : 22 hasta. Saat itu di tengahnya ada lubang (semacam sumur kering), digunakan untuk menyimpan shadaqah berupa emas perhiasan. Setelah ratusan tahun, emas-emas itu dilebur menjadi tiga batang, kemudian dijadikan pintu Ka’bah. Ukuran dari Multazam ke Hijir Ismail 12,84 meter; Hijir Ismail 11,28 meter; dari Hijir Ismail ke Ruknu al-Yamani 12,11 meter, dari Ruknu al-Yamani ke Ruknu al-Aswadi 11,52 meter. Ukurannya dapat berubah dengan penambahan di sisi-sisinya.


Ka'bah mempunyai pintu dari emas dihiasi kalighrafi dekat Hajar al-Aswad. Di dalamnya terdapat tiga tiang penyangga dari marmer dulu (abad 19) tiangnya dari pohon jati berjejer dari Utara ke Selatan. Ada ruang sempit di sudut kanan Hijir Ismail. (Sumber: Musium Haramain). Ka'bah dibungkus dengan kain hitam dihiasi kalighrafi dengan benang emas yang disebut kiswah (baju).


Ka'bah adalah Rumah Allah yang pertama sebagai pusat qiblat umat manusia dalam beribadah kepada-Nya (QS 3 : 96). . Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Disebut juga dengan ALBAYT atau BAYTULLÂH. Rasulullah Saw pernah shalat di dalamnya (HR Albukhari).


Ka’bah, Masjid Haram, dan Makkah adalah tiga kata yang berkaitan. Bila disebut salah satu kata ini, maka yang dimaksud adalah kata lainnya. Ka’bah berada di tengah Masjid Haram, Masjid Haram berada di tengah kota Makkah. Kita diperintah untuk Shalat menghadap Masjid Haram, maka yang dimaksud adalah menghadap Ka’bah. Orang Indonesia menyebut ibadah haji, dengan ziarah ke Makkah. Demikian juga dengan ayat yang kita bahas kali ini, maka yang dimaksud Ka’bah adalah Kota Makkah. 


الْهَدْيَ : ALHADYU kata kerjanya HADAA – YAHDIY artinya memberi petunjuk, sama dengan kata ALHUDA dan ALHIDAYAH. ALHADYU adalah salah satu petunjuk Allah dalam melaksanakan ibadah haji, artinya di sini adalah binatang ternak (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa waktu ibadah haji untuk disembelih di tanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada yang membutuhkan, meminta atau yang tidak meminta.


وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ


Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) hadyu (kurban) yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu (kurban) sampai di tempat penyembelihannya. (QS Al Baqarah [2] : 196).


الْقَلَائِدَ : Alqala-id bentuk mufradnya QILADAH, yaitu yang dikaitkan ke leher. Kata QALAA-ID menjadi kata majaz atau kinayah (kebiasaan yang dilakukan sehingga menjadi dikenal). Biasanya orang Arab memberi ciri hewannya dengan menggantungkan sesuatu di leher hewan tersebut, misalnya dengan sandal, tali, atau ranting. Ciri itu juga agar diketahui bahwa hewan tersebut akan dikurbankan sehingga tidak diganggu orang. (Al Maraghi).


Tafsir Ayat


جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلَائِدَ 

Allah telah menjadikan Ka‘bah, rumah suci itu sebagai pusat kegiatan (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan haram, hadyu (hewan kurban) dan qalā’id.


Makkah adalah kota tua yang gersang, dulu di sana tidak ada kehidupan, karena tidak ada air. Ketika Nabi Ibrahim As menempatkan istrinya, Hajar dengan putranya yang masih bayi, Ismail As atas perintah Allah, lalu Allah mengeluarkan mata air abadi yaitu sumur zamzam. 


Di dalam Alquran Makkah disebut juga UMMUL QURA (ibu kota kaum Muslimin). Firman Allah,


وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا 


Ini (Alquran) adalah kitab suci yang telah Kami turunkan lagi diberkahi yang membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya (QS Al-an’am [6] : 92)


Allah Swt. menjadikan Makkah sebagai kota haram (suci) sehingga orang-orang kafir dan musyrik diharamkan memasuki kota ini. Rasulullah Saw pun memberi batas tanah haram menjadi miqat, awal jamaah umrah dan haji untuk memulai ihram. Beliau mengingatkan kaum Muslimin di Mina di depan kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji. 


عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِمِنًى أَتَدْرُونَ أَيُّ يَوْمٍ هَذَا قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ فَقَالَ فَإِنَّ هَذَا يَوْمٌ حَرَامٌ أَفَتَدْرُونَ أَيُّ بَلَدٍ هَذَا قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ بَلَدٌ حَرَامٌ أَفَتَدْرُونَ أَيُّ شَهْرٍ هَذَا قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهْرٌ حَرَامٌ قَالَ : فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا


Dari Ibnu Umar Ra katanya, Nabi Saw bersabda di Mina, “Tahukah kalian, hari apa ini?” Kata para jamaah, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Sabdanya, “Maka sesungguhnya hari ini adalah hari yang haram (suci). Tahukah kalian negeri apa ini?” Kata para jamaah, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Sabdanya, “Negeri yang haram (suci). Tahukah kalian bulan apa ini?” Kata para jamaah, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Sabdanya, “Bulan haram (suci)” Sabdanya lagi, “Maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan darah-darang kamu, hartamu, kehormatanmu, seperti haramnya hari ini, bulan ini, dan negeri ini.” (HR Albukhari, Muslim dan yang lainnya).


Walaupun Makkah itu kota yang gersang tetapi dijadikan Allah sebagai tempat yang makmur (ramai) sejak zaman Nabi Ibrahim As, karena doa beliau, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari penyembahan terhadap berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka (berhala-berhala itu) telah menyesatkan banyak manusia. Maka, siapa yang mengikutiku, sesungguhnya dia termasuk golonganku. Siapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS Ibrahim [14] : 35-37).


Sejak Nabi Ibrahim As menempatkan Hajar dan Ismail As, Makkah menjadi pusat ibadah dan perdagangan. Orang-orang Quraisy yang biasa berdagang sampai ke negeri Yaman pada musim dingin dan ke negeri Syam pada musim panas membawa hasil perdagangan untuk diperjualbelikan di Makkah, sehingga orang Yaman tidak perlu datang ke Syam, demikian pula sebaliknya. Makkah bagaikan pasar pusat perbelanjaan. Apalagi sejak ditetapkan ibadah haji sebagai kewajiban dan disyariatkan umrah sebagai kaffarah (penghapus) dosa, setiap saat ada saja yang datang ke Makkah untuk beribadah.  


Di Makkah tidak ada bisnis lain selain perdagangan. Karena itu penduduk Makkah pernah khawatir jika tanah haram itu tertutup untuk umum, sehingga orang kafir tidak dapat berbelanja di Makkah. Mereka takut kelaparan, tetapi Allah berjanji akan menyejahterakan mereka. 


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ٢٨


Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwanya). Oleh karena itu, janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini. Jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang), Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (QS At taubah [9] : 28). Allah pun membolehkan jamaah haji untuk berniaga di Makkah (QS Al baqarah [2] : 196). 


Selain itu Allah menetapkan bulan haram sebagai bulan perdamaian dan kebaikan sehingga haram hukumnya berperang pada bulan tersebut dan haram pula berbuat zalim. Firman Allah, 


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ ٣٦


Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit-langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa. (QS Attaubah [9] : 36) Empat bulan yang haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al muharram, dan Rajab. 


Allah Swt membuka peluang bisnis bagi penduduk Makkah dengan mensyariatkan HADYU bagi orang yang berhaji, khususnya bagi yang melaksanakan haji tamattu’


فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ


siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) hadyu (kurban) yang mudah didapat. (QS Al baqarah [2] : 196).


Allah-lah yang menentukan Makkah sebagai tempat yang tepat untuk dijadikan rumah-Nya yang pertama dan yang utama. Firman-Nya


إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ ٩٦ فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ ٩٧


Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam. (QS Ali Imran [3] : 96-97)


ذَلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

Yang demikian itu agar kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa pun yang ada di langit dan apa pun yang ada di bumi


Jika dilihat dari situasi dan kondisi Makkah yang berada di dataran tandus; saat musim panas melebihi 50 derajat celcius dan saat musim dingin mencapai nol derajat, tentulah tidak tepat untuk dijadikan pusat beribadah dan berniaga. Tetapi Allah Maha tahu, karena Dialah yang menentukan segala sesuatu di langit-langit dan di seluruh pelosok bumi. 


وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ٩٧ 

dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. 


Allah swt sebagai Al-khaliq telah menciptakan seluruh makhluk, sebagai Rabb, terus menerus mengurus seluruh alam, sebagai Al-qadir pasti dapat menentukan segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Sehingga Dia yang Maha kuasa mengetahui apa yang ada di langit, di bumi, dan ruang di antara keduanya. Tidak ada satu pun kejadian yang lepas dari pandangan serta ilmu-Nya.


اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ 

Ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya


Ketahuilah wahai manusia bahwa dengan segala yang Allah anugerahkan untuk kita dapat menjadi siksa jika kita tidak mampu untu mengendalikan hawa nafsu dan syahwat. Harta dan keluarga dapat menjadi pemicu datangnya adzab Allah yang dahsyat dan tak dapat dihalangi.

وَأَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيم ٩٨

dan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Demikian juga dengan segala ni’mat yang Allah berikan kepada kita, dapat kita jadikan sebagai wasilah untuk memperoleh pengampunan dari Allah dan pahala yang banyak. Dengan maghfirah-Nya kita akan selamat dari siksa neraka dan dengan rahmat-Nya kita akan bahagia hidup di surga. Dialah yang Maha pemberi maghfirah, dan Dialah yang Maha Pemberi rahmat. Firman Allah,

 

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ٢٠


Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya. (QS Alhadid [57] : 20).  


Wallāhu a’lamu bimurādih 

   

Sumber: Majalah Risalah Edisi Oktober 2023

BACA JUGA: Info Haji 2024: Detik-detik Penggantian Kiswah Ka'bah pada 1 Muharram 1446 H
Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon