FUNGSI DAN PERAN SHALAT
Oleh: A. Zakaria
1.لِلَّتَقَرُّبِ (untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT):
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوْا الدُّعَاءَ. -رواه مسلم-
Rasulullah SAW bersabda: “Paling dekat seorang hamba dari tuhannya ialah diwaktu sujud. (Karena itu) perbanyaklah berdo’a.” (H.R. Muslim)
قَالَ اللهُ تَعَالَى: مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ الْعَبْدُ بِمِثْلِ أَدَاءِ فَرَائِضِى وَإِنَّهُ لَيَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ رِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى ِبهَا وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطِشُ بِهَا وَلِسَانَهُ الَّذِى يَنْطِقُ بِهِ وَقَلْبَهُ الَّذِى يَعْقِلُ بِهِ إِنْ سَأَلَنِى أَعْطَيْتُهُ وَإِنْ دَعَانِى أَجَبْتُهُ. -رواه ابن السنى-
Allah SWT berfirman (dalam hadits qudsi): “Hamba-Ku tidak berkurban kepada-Ku (yang senilai) dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban-Ku. Dan sesungguhnya hamba-Ku suka berkurban kepada-Ku dengan melaksanakan hal-hal yang sunnat -hingga aku mencintainya- dan bila aku mencintainya, maka aku menjadi kakinya -yang ia berjalan dengannya- dan aku menjadi tangannya -yang ia bertindak dengannya- dan aku menjadi lisannya -yang aku bicara dengannya- juga aku menjadi hatinya -yang ia berpikir dengannya-. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku memberinya dan jika ia memohon kepada-Ku pasti aku mengabulkannya.” (H.R. Ibnu Sini).
2.لِلذِّكْرِ (untuk mengingat Allah):
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ ١٤
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Q.S. Thâha: 14)
وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًۭا وَخِيفَةًۭ وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْـَٔاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَـٰفِلِينَ ٢٠٥
Allah SWT berfirman: “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S. al-A’râf: 205)
3.لِلْمُنَاجَاةِ (untuk berdialog):
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاَةِ فَإِنَّهُ يُنَاجِى رَبَّهُ، فَلاَ يَبْصُقَنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلاَ عَنْ يَمِيْنِهِ وَلَكِنْ عَنْ شِمَالِهِ تَحْتَ قَدَمِهِ. -متفق عليه-
Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang diantara kamu sedang shalat, maka sesungguhnya ia sedang munajat dengan rabb-Nya. Maka janganlah berludah ke depan dan jangan ke sebelah kanan tetapi ke sebelah kiri ke bawah telapak kakinya.” (H.R. Bukhari Muslim)
4.لِتَكْفِيْرِ الذُّنُوْبِ (untuk menghapuskan dosa):
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلُّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئٌ؟ قَالُوْا: لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ، قَالَ: فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُوْا اللهَ بِهِنَّ الْخَطَايَا. -متفق عليه-
Rasulullah SAW bersabda: “Bagaimana pendapatmu, jika satu sungai ada di depan pintumu, ia bermandi darinya setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotoran (dalam tubuhnya)? Mereka menjawab: “Tidak mungkin tersisa.” Nabi bersabda: “Demikian pula perumpamaan shalat yang lima waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan shalat itu.” (H.R. Bukhari Muslim)
5.لِلصَّدَقَةِ عَلَى كُلِّ مِفْصَلٍ (untuk mensedekahi setiap sendi/tulang):
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : فِي اْلإِنْسَانِ سِتُّوْنَ وَثَلاَثُمِائَةِ مِفْصَلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مِفْصَلٍ مِنْهَا صَدَقَةً، قَالُوْا: فَمَنِ الَّذِى يُطِيْقُ ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلنَّخَامَةُ فِي الْمَسْجِدِ يَدْفِنُهَا أَوِ الشَّيْئُ يُنَحِّيْهِ عَنِ الطَّرِيْقِ، فَإِنْ لَمْ يَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ. -أحمد وأبو داود-
Rasulullah SAW bersabda: “Pada diri manusia itu ada 360 sendi, maka hendaklah ia bersedekah dari setiap tulang itu. Mereka bertanya: “Siapa kira-kira orang yang kuat akan hal itu ya Rasul? Nabi bersabda: “Membuang/ mengubur ludah dari mesjid, atau membuang sesuatu (yang mengganggu) orang yang lewat di jalan, dan jika tidak mampu, maka dua raka’at dhuha juga cukup bagimu.” (H.R. Ahmad dan Abu Dawud)
6.لِلنَّهْيِ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ (untuk mencegah perbuatan fahsya dan munkar):
ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ٤٥
Allah SWT berfirman: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar...” (Q.S. al-‘Ankabût: 45)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْدًا.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang shalatnya tidak dapat mencegah dirinya dari fahsya dan munkar, maka ia hanya bertambah jauh dari Allah.”
7.لِإِزَالَةِ الْهَلُوْعِ وَالْجَزُوْعِ (untuk menghilangkan keluh kesah):
إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا ١٩ إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًۭا ٢٠ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلْخَيْرُ مَنُوعًا ٢١ إِلَّا ٱلْمُصَلِّينَ ٢٢ ٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَآئِمُونَ ٢٣
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (Q.S. al-Ma’ârij: 19-23)
8.لِلْإِسْتِخَارَةِ (untuk meminta pilihan):
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيْضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ؛ اَللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيْرُكَ.-الحديث-
Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang diantara kamu bingung dalam satu urusan, maka shalatlah dua raka’at yang bukan fardhu, kemudian berdo’alah; Ya Allah aku meminta pilihan (yang terbaik dari-Mu).” (al-Hadits)
9.لِلْإِسْتِعَانَةِ (untuk memohon pertolongan):
وَٱسْتَعِينُوا۟بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَـٰشِعِينَ ٤٥
Allah SWT berfirman: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (Q.S. al-Baqarah: 45)
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ فَزَعَ إِلَى الصَّلاَةِ . -رواه أحمد-
“Adalah Rasulullah SAW apabila ditimpa kesulitan dalam satu urusan, beliau segera shalat.” (H.R. Ahmad)
10.لِإِرَاحَةِ الْقَلْبِ (untuk menenangkan hati):
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِبِلاَلٍ: قُمْ يَا بِلاَلُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلاَةِ. -رواه أبو داود-
Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal: “Berdirilah wahai Bilal (untuk adzan), maka tenangkanlah kami dengan shalat.” (al-Hadits)
BACA JUGA:Ragam Perhatian manusia Terhadap Shalat