SEBAIK-BAIK MANUSIA DI SISI ALLAH
Oleh: A. Zakaria
4. Sebaik-baik orang ialah orang yang membereskan urusan di antara mereka;
۞ لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍۢ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَـٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًۭا
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (Q.S. al-Nisâ: 114)
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌۭ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (per-baikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. al-Hujurât: 10)
عَن النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ؛ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.-متفق عليه-
Dari al-Nu’mân bin Basyîr, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (H.R. al-Bukhâri dan Muslim)
عن أُمَّ كُلْثُومٍ بِنْتِ عُقْبَةَ ر، أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ ص يَقُولُ: لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ وَيَقُولُ خَيْرًا وَيَنْمِي خَيْرًا. -متفق عليه-
Dari Ummi Kultsûm binti ‘Uqbah, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Bukanlah pendusta orang yang mendamaikan antara manusia (yang bertikai) kemu-dian dia melebih-lebihkan kebaikan atau berkata baik.” (H.R. al-Bukhâri dan Muslim)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِأَبِي أَيُّوْبَ: أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى صَدَقَةٍ يُحِبُّهَا اللهُ وَرَسُوْلُهُ؟ أَنْ تُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ إِذَا تَبَاغَضُوْا وَتَفَاسَدُوْا. -رواه أبو داود
Rasulullah SAW bersabda: “Maukah aku tunjukkan shadaqah yang dicintai Allah dan Rasul-Nya? Ialah kamu mendamaikan di antara manusia manakala mereka saling merusak dan saling menjauh.” (H.R. Abû Dâwûd)
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنَمٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيُّ ص: خِيَارُ عِبَادِ اللهِ الَّذِيْنَ إِذَا رُؤُوْا ذَكَرَ اسْمَ اللهِ، وَشَرَارُ عِبَادِ اللهِ اَلْمُشَائُوْنَ بِالنَّمِيْمَةِ اَلْمُفَرِّقُوْنَ بَيْنَ الْأَحِبَّةِ الْبَاغُوْنَ لِلْبُرَّاءِ اَلْعَيْبَ. -رواه أحمد-
Dari ‘Abdirrahmân bin Ghanam, Rasulullah menyampaikan kepadanya: “Sebaik-baik hamba Allah ialah mereka yang jika dilihat mereka menyebut nama Allah, dan sejelek-jelek hamba Allah ialah mereka yang pergi untuk mengadu domba manusia, yang memecah belah di antara para shahabat dekat, yang mencari-cari keaiban orang-orang yang baik.” (H.R. Ahmad)
وَإِنِ ٱمْرَأَةٌ خَافَتْ مِنۢ بَعْلِهَا نُشُوزًا أَوْ إِعْرَاضًۭا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَآ أَن يُصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًۭا ۚ وَٱلصُّلْحُ خَيْرٌۭ ۗ وَأُحْضِرَتِ ٱلْأَنفُسُ ٱلشُّحَّ ۚ وَإِن تُحْسِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًۭا ١٢٨
“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)…” (Q.S. al-Nisâ: 128)
وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَٱبْعَثُوا۟ حَكَمًۭا مِّنْ أَهْلِهِۦ وَحَكَمًۭا مِّنْ أَهْلِهَآ إِن يُرِيدَآ إِصْلَـٰحًۭا يُوَفِّقِ ٱللَّهُ بَيْنَهُمَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًۭا
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah se-orang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. al-Nisâ: 35)
5. Sebaik-baik orang ialah yang panjang umurnya, bagus amalnya;
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بَسَرٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ؛ يَا رَسُوْلَ اللهِ ص، مَنْ خَيْرُ النَّاسِ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ.-رواه الترمذي-
Dari ‘Abdillah bin Basar, sesungguhnya orang Arab bertanya kepadanya; “Ya Rasulallah, siapa orang yang terbaik di antara manusia?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya .” (H.R. al-Tirmidzi)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ ٩ وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ قَرِيبٍۢ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ ١٠ وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ١١
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan ke-padamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia ber-kata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Munâfiqûn: 9-11)
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَـٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ ٣٧
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolongpun.” (Q.S. Fâthir: 37)
۞ أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌۭ مِّنْهُمْ فَـٰسِقُونَ ١٦
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. al-Hadîd: 16)
6. Sebaik-baik orang ialah orang yang memberi makanan kepada yang lain;
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ ص، أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ.-متفق عليه-
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW: “Islam bagaimana yang paling baik?” Nabi menjawab: “memberi makan, mengucap salam kepada orang yang dikenal yang tidak dikenal.” (H.R. al-Bukhâri dan Muslim)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ؛ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: أَيُّهَا اَلنَّاسُ، أَفْشُوْا اَلسَّلَامَ وَأَطْعِمُوْا اَلطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا اَلْجَنَّةَ بِسَلَامٍ. -رواه ابن ماجه-
Dari ‘Abdillah bin Salâm, ia berkata; aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, dan shalatlah sedangkan manusia tengah tertidur, engkau akan masuk surga dengan selamat.” (H.R. Ibnu Mâjah)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ر قَالَ؛ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَنَا، قَالَ: فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَنَا، قَالَ: فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَنَا، قَالَ: فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا؟ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص: مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ. -رواه مسلم-
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa?” Abu Bakar menjawab: “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW bersabda: “Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang meninggal?” Abu Bakar menjawab: “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW bertanya: “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan pada orang miskin?” Abu Bakar men-jawab: “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW bertanya kembali: “Siapakah di antara kalian yang hari ini telah menengok orang sakit?” Abu Bakar menjawab: “Saya, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah semua amal di atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (H.R. Muslim)
BACA JUGA: Menjadi Manusia yang Bermanfaat