Bandung, persis.or.id - Persatuan Islam (PERSIS) mendukung masjid di tempat yang bukan zona merah untuk tidak melakukan lockdown. Akan tetapi, membuat masjid beradaptasi dengan mengetatkan protokol kesehatan.
Waketum PERSIS Dr. Jeje Zaenudin mengatakan, berbagai pihak harus ikut membangun kepercayaan umat bahwa masjid adalah pusat ibadah yang bisa menjadi bagian yang memberi solusi penanganan Covid-19.
"Jangan membangun citra bahwa masjid jadi lingkungan pembangkang atas program penanganan Covid-19," ujarnya kepada persis.or.id belum lama ini.
Kemudian, beliau memaparkan beberapa hal yang bisa dilakukan agar masjid menjadi tempat yang aman dan tidak menjadi cluster baru. Caranya dengan:
1. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan aparat setempat tentang pemakmuran masjid di masa pandemi.
2. Lengkapi masjid dengan semua alat keperluan prokes yang standar.
3. Pelaksanaan kegiatan sholat berjamaah dibatasi, yakni hanya bagi pengurus dan tetangga sekitar yang sehat.
4. Minta bantuan pengawasan dan pengamanan kepada aparat Kepolisian, TNI, dan Satgas setempat.
5. Agar lebih meyakinkan lagi, cek kesehatan jamaah yang dibuktikan dengan hasil swab Antigen terbaru atau yang sudah punya sertifikat vaksin.
6. Selalu menjaga kebersihan masjid, salah satunya dengan teratur melakukan semprot disinfektan.
7. Masjid ikut berperan memberi taawwun bagi lingkungannya yang terdampak Covid.
8. Untuk masjid besar yang punya fasilitas guest house, bisa ditawarkan kepada warga terpapar covid untuk menjadi tempat isolasi mandiri (isoman).
Beliau menerangkan, beberapa masjid yang mampu telah membuktikan hal itu. "Dan (mereka) berhasil membangun citra positif, sehingga tetap makmur di masa pandemi ini tanpa takut menjadi cluster penularan," tambahnya.
Menurutnya, jika tidak mampu melakukan hal seperti itu, maka kembali pada kaidah-kaidah fikih, yakni:
• Lakukanlah kewajiban semampu kalian,
• Tidak boleh dimudharatkan dan tidak boleh memudhoratkan orang lain,
• Apa yang tidak dapat dikerjakan semuanya jangan berarti ditinggalkan semuanya,
• Menolak keburukan lebih didahulukan daripada mencari kebaikan/manfaatkan.
(HL/FAR)