Ada yang mengatakan bahwa apabila imam belum selesaitahiyat, sedangkan makmum sudah selesai tahiyat. Maka kewajiban makmum harus tetap berisyarat dengan telunjuknya. Bagaimana sebetulnya kaifiat isyarat pada tahiyat itu?
Jawaban :
Dalam beberapa hadis diterangkan tentang kaifiat isyarat dalam tasyahud, sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلاَةِ وَضَعَ كَفَّهُ اْليُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ اَّلتِي تَلِى الإِبْهَامَ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى .
Dari Ibnu Umar, ia mengatakan, “Rasululah apabila duduk dalam shalat meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan beliau mengepalkan jari-jari dan berisyarat dengan jari yang sebelah kanan dekat ibu jari (telunjuk), dan meletakkan tangan kirinya.” (HR. Ahmad, Musnad Ahmad, I: 408, Muslim, Shahih Muslim, I:408, no. 580 dan An-Nasai, Sunan An-Nasai, III:36, no. 1.267)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَلَسَ فِي الصَّلاَةِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَرَفَعَ أُصْبُعَهُ الْيُمْنَى الَّتِيْ تَلِي اْلإِبْهَامَ فَدَعَا بِهَا ، وَيَدَهُ اْليُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ بَاسِطَهَا عَلَيْهَا.
Dari Ibnu Umar, ia mengatakan, “Rasululah Saw apabila duduk dalam shalat meletakkan tangannya di atas kedua lututnya, dan beliau mengangkat jarinya yang sebelah kanan dekat ibu jari (telunjuk), beliau berdoa dengan itu, dan tangan kirinya di atas lututnya dalam keadaan terhampar (tidak dikepalkan).” (HR. Ahmad, Musnad Ahmad, II: 147, no. 6.348 dan Muslim, Shahih Muslim, I: 408, no. 580)
عَنْ زَائِدَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّ وَائِلَ بْنَ حُجْرٍ أَخْبَرَهُ قَالَ قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ يُصَلِّي فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ فَقَامَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى حَاذَتَا بِأُذُنَيْهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى كَفِّهِ الْيُسْرَى وَالرُّسْغِ وَالسَّاعِدِ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ مِثْلَهَا قَالَ وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ لَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ مِثْلَهَا ثُمَّ سَجَدَ فَجَعَلَ كَفَّيْهِ بِحِذَاءِ أُذُنَيْهِ ثُمَّ قَعَدَ وَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ وَرُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَجَعَلَ حَدَّ مِرْفَقِهِ الْأَيْمَنِ عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ قَبَضَ اثْنَتَيْنِ مِنْ أَصَابِعِهِ وَحَلَّقَ حَلْقَةً ثُمَّ رَفَعَ إِصْبَعَهُ فَرَأَيْتُهُ يُحَرِّكُهَا يَدْعُو بِهَا
Dari Zaidah dia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Ashim bin Kulaib dia berkata; bapakku telah menceritakan kepadaku bahwasanya Wa'il bin Hujr mengabarkan kepadanya, dia berkata: "Aku melihat cara shalat Rasulullah Saw. Aku melihat beliau berdiri untuk shalat, kemudian takbir dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya. Lantas beliau meletakkan tangan kanannya di atas telapak kirinya, juga di atas pergelangan tangannya, dan meletakkannya di atas lengannya. Ketika hendak ruku' beliau mengangkat kedua tangannya sama seperti tadi (sejajar dengan kedua telinganya). Beliau meletakkan kedua tangannya di kedua lututnya, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengangkat kedua tangannya, sejajar dengan kedua telinganya, kemudian sujud. Beliau meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, kemudian duduk di atas kaki kiri. Beliau juga meletakkan telapak tangan kiri diantara paha dan lutut kiri. Lalu beliau meletakkan ujung lengan kanan di atas paha kanan. Kemudian ia menggenggam dua jarinya serta membentuk lingkaran, lantas mengangkat jarinya. Aku melihat beliau menggerak-gerakkannya sambil berdoa bersamaan dengan telunjuk itu." HR. Ahmad, An-Nasai, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hiban. (Lihat Lihat Musnad Ahmad, IV:318, no. 18.890; As-Sunan al-Kubra, I:310, no. 963, I:376, no. 1191; Kitab Al-Mujtaba Al-Ma’ruf As-Sunan Ash-Shugra, II:126, no. 889, III:37, no. 1268; Shahih Ibnu Khuzaimah, I:354, no. 714; Shahih Ibnu Hiban, V:170, no. 1860)
Hadis tentang tahrik as-Sababah (menggerak-gerakan jari telunjuk) derajatnya shahih. Untuk lebih jelasnya tentang keshahihan hadis tersebut dapat dilihat pada buku Ikhtishar 10 Masalah Seputar Shalat dan Cadar halaman 62-67.
Berdasarkan hadits di atas bahwa mengerak-gerakan jari ketika tasyahud itu selama berdoa, jika berdoa selesai maka selesai pula isyaratnya.
Ketentuan ini berlaku baik ketika shalat munfarid ataupun berjamaah. Oleh karena itu ketika berjamaah walaupun imam belum selesai tasyahud dan makmum sudah selesai, maka makmum berhenti isyaratnya.
Namun demikian agar makmum berbarengan selesai isyaratnya dengan imam, dapat berdoa sesuai dengan yang dikehendaki ketika tasyahud, sebagaimana dianjurkan pada hadis berikut:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : إِنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا قَعَدتُمْ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ فَقُوْلُوْا : التَّحِيَّاتُ للهِ والصَّلوَاتُ والطَّيِّبَاتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, ثُمَّ لِيَتَخَيَّرَ أَحَدُكُمْ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَلْيَدْعُ بِهِ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ.
Dari Ibnu Mas'ud ia mengatakan, "Sesungguhnya Muhammad Saw, bersabda, 'Apabila kalian duduk pada setiap dua rakaat, maka ucapkanlah at-tahiyyatu lillah.... Lalu hendaklah seorang di antara kamu memilih doa yang paling diminatinya dan berdoalah kepada Allah Swt dengan doa itu". (HR. Ahmad, An-Nasai, Ibnu hibban, dan Ibnu Khuzaimah).
عَنْ أَبِى وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: ... أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ اْلمَسْأَلَةِ مَاشَاءَ
Dari Abu Wail dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata,"... Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya. Selanjutnya memilih dari permohonan (doa) yang dikehendakinya". (HR. Muslim).
Kesimpulan:
- Makmum yang sudah selesai bacaan tahiyyatnya maka selesai pula isyaratnya.
- Kaifiat isyarat telunjuk waktu duduk tasyahhud dengan cara menggerak-gerakkan telunjuk sambil berdoa.
- Agar berbarengan selesainya tahiyat makmum dan imam, dianjurkan bagi makmum berdoa sesuai yang dikehendaki hingga selesai tahiyat imam.
BACA JUGA:Hukum Mengeraskan Bacaan "Rabbana Walakal Hamdu" bagi Makmum dalam Shalat