Bandung – persis.or.id, Melanjutkan studi ke salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, merupakan mimpi yang patut untuk diperjuangkan. Yasmin Muthmainnah santri MA Alhuda Pameungpeuk terlihat penuh syukur bahagia, ketika mimpinya terwujud diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mudir MA Alhuda Pameungpeuk yang juga Ketua Bidgar PDKPI PP PERSIS, Ustaz Deni Sholehudin, M.SI menjelaskan bahwa Yasmin menjadi santri perdana yang berhasil tembus ke ITB.
“Ini semua pastinya dari kekuasaan dan ridha Allah, orangtua, dan doa orang lain yang saya sendiri pun tidak pernah tau, siapa dan kapan mereka mendoakan saya,” ujar Yasmin kepada persis.or.id, Jumat (24/06/2022).
Support System Keluarga dan Madrasah
Yasmin mengungkapkan bahwa impiannya untuk masuk ke ITB sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Gayung bersambut, pihak keluarganya sangat mendukung apa yang dicita-citakan putrinya tersebut.
“Di tahun awal kelas 12, saya sudah difasilitasi oleh orang tua untuk mengikuti bimbel online (Zenius) agar bisa lebih terarah dalam belajar SBMPTN”, ujar Yasmin.
Bukan tanpa halangan, bahkan sebaliknya godaan dan masalah selalu datang untuk mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN. Yasmin harus bisa menginvestasikan waktu untuk konsentrasi belajar.
“Dari subuh sampai jam 9, saya minta untuk tidak diganggu dulu, saya mau fokus belajar karena saat pagi otak sangat bisa diajak kerja sama. Saya bisa belajar dengan baik dan fokus,” terang Yasmin.
Selebihnya dari jam 9 sampai ± jam 14 itu waktunya membantu orang tua. Setelah itu ia istirahat lalu lanjut untuk mulai belajar lagi. Seperti mudah, tapi nyatanya itu begitu sulit untuk dijalani.
“Karena ketika selesai membantu orang tua, kadang istirahat saya telalu lama dan akhirnya membuat motivasi belajar saya turun. Juga kadang gangguan HP yang membuat hancur jadwal saya di hari tersebut”, kenangnya.
Memperjelas Visualisasi Mimpi
Strategi Yasmin untuk membakar semangat belajanya, ia membuat note besar di kamar tentang target yang mesti tercapai tiap harinya.
“Saya buat buku khusus dengan cover tulisan ITB, catatan kecil sebagai pengingat, video saya saat nyampein mimpi saya (buat pengingat seberapa kuat mimpi saya), foto foto semangat untuk berjuang di ITB juga wallpaper dan homescreen ITB. Bahkan, editan saya bareng saudara saya yg di ITB juga ada, sedikit lucu tapi gapapa namanya juga mimpi”, ujarnya.
Kendalikan Nafsu Menjelajah Sosmed
Di sisa waktu yang tinggal 1 bulan setengah, Yasmin mulai mengendalikan keinginannya bermain sosmed di smartphone. “Hanya boleh selingan buka medsos buat sekedar refreshing, itu pun setelah selesai belajar,” ucapnya.
Manfaatkan Kekuatan Doa
Bagi Yasmin saat itu tak banyak waktu yang bisa dihabiskan di luar rumah. “Tapi tetep untuk kumpulan keluarga pastinya ikut, karena itu adalah momen untuk minta do'a dari keluarga besar juga,”jelasnya.
Di sisa waktu yang ada, Yasmin selalu mencoba untuk melakukan hal terbaik yang ia bisa. Tetap berpikir positif dan yakin tak ada yang sia-sia, apapun hasilnya pasti yang terbaik menurut Allah Swt.
Yasmin selalu minta do'a dari setiap orang yang ia temui, entah orang tua, saudara, teman dekat, temen seangkatan bahkan orang yang ga dikenal sekalipun.
“Karena saya yakin, setiap do'a baik pasti akan berbalik kepada orang yang mendo'akan. Dan saya selalu mencoba ikhlas untuk apapun hasilnya nanti, karena saya gak hanya mau apa yang saya impikan terwujud tapi saya mau apa yang menurut Allah Swt, adalah yang terbaik”, pungkasnya. (/TG)