Berinteraksi dengan Al-Qur’an
Oleh: Hj. Ai Nurjannah, M.Ag. (Ketua PW PERSISTRI Jawa Barat)
*disampaikan pada Kajian Islam Intensif PW PERSISTRI Jawa Barat, 08 Juni 2022 M, di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat.
A. Pendahuluan
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril secara mutawatir yang tertulis dalam mushaf. Al-Qur’an memiliki keistimewaan dan keutamaan sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia, cahaya, obat, dan penenteram hati.
Agar Al-Qur’an dapat dirasakan sebagai petunjuk, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memahami dan selanjutnya mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan bahkan Al-Qur’an pun akan memberi umpan balik, hingga terjadi interaksi.
Kelak di hari akhir, Nabi Muhammad saw. mengadu kepada Allah perihal umatnya yang tidak peduli terhadap Al-Qur’an. Ini merupakan kabar yang harus disikapi oleh umatnya agar selamat di dunia dan di akhirat. Hal ini dijelaskan dalam QS Al-Furqan ayat 30 dan QS Fushshilat ayat 26,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَارَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْءَانَ مَهْجُورًا # وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لاَتَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْءَانِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
B. Cara Berinteraksi dengan Al-Qur’an
Ayat-ayat Al-Qur’an banyak yang menjelaskan tentang cara berinteraksi antara manusia dan Al-Qur’an. Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.
Berikut ini adalah cara berinteraksi manusia dengan Al-Qur’an, yaitu tasmi , tilawah , tadabbur /tadarus, ta’lim, tahfizh, dan tatbiq.
1. Cara berinteraksi dengan tasmi, yaitu dengan menyimak dan memperhatikan Al-Qur’an ketika dibacakan, maka Allah akan memberi rahmat-Nya dan melembutkan hati dan perasaan manusia.
QS Al-A’raf ayat 204 dan QS Az-Zumar ayat 23 sebagai berikut:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْءَانُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأْنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللهِ
2. Cara berinteraksi dengan tilawah, yaitu membaca ayat-ayat Al-Qur’an, baik dengan bacaan mahir maupun terbata-bata keduanya sama mendapat kebaikan, yaitu Allah istimewakan di surga, mendapat syafa’at, dan mendapat dua kali pahala.
QS Al-Baqarah ayat 121 dan hadits Nabi sebagai berikut:
الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُوْلَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
عن عائشة رضي اللَّه عنها قالَتْ: قالَ رسولُ اللَّهِ ﷺ: الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يقرَأُ القُرْآنَ ويَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُو عليهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْران (البخاري و مسلم)
عن أبي أمامة الباهلي -رضي الله عنه- قال: سمعتُ رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: اقرؤوا القرآنَ فإنَّه يأتي يوم القيامة شَفِيعًا لأصحابه (رواه مسلم)
3. Cara berinteraksi dengan tadabbur adalah mengkaji, menafsirkan, melakukan penelitian terhadap makna, bacaan, dan teks Al-Qur’an, maka Allah akan jadikan kelompok Rabbani.
QS Shaad ayat 29, QS Ali Imran ayat 79, dan hadits Nabi sebagai berikut:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ
4. Cara berinteraksi dengan ta’lim, yaitu antara lain mengajarkan, menyebarkan, mendakwahkan Al-Qur’an, maka Allah menjadikan kelompok Rabbani.
QS Al-Baqarah ayat 151, QS Ali-Imran ayat 79, dan hadits Nabi sebagai berikut:
كَمَآأَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولاً مِّنكُمْ يَتْلُوا عَلَيْكُمْ ءَايَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّالَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
عن عثمان ابن عفان رضي الله عنه :خَيرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآَنَ وَعَلَّمَهُ (البخاري)
كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ
5. Cara berinteraksi dengan tahfizh, yaitu menjaga dan mengulang-ulang bacaan. Sehingga, Al-Qur'an mengisi dan memenuhi hati.
QS Al-Ankabut ayat 49 dan hadits sebagai berikut:
بَلْ هُوَ ءَايَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَايَجْحَدُ بِئَايَاتِنَآ إِلاَّ الظَّالِمُونَ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنْ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِب - رواه الترمذي
6. Cara berinteraksi dengan tatbiq, yaitu mengamalkan isi Al-Qur'an dengan semestinya, maka Ia mendapat hidayah Allah.
QS Al-Baqarah ayat 44 dan QS Az-Zumar ayat 18:
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَـابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللهُ وَأُوْلَئِكَ هُمْ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
C. Penutup
Memahami dan mengamalkan Al-Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi seorang muslim hukumnya wajib ain, oleh karena itu perlu ada komitmen. Ada lima tips agar memiliki komitmen yang kuat, yaitu rumus 5 M.
- Mu’ahadah: berjanji pada diri sendiri untuk berkomitmen;
- Muraqabah: merasa yakin bahwa Allah mengawasi janji kita dengan diri sendiri;
- Muhasabah: menghitung dan mengevaluasi komitmen yang dijanjikan pada diri;
- Mu’aqabah: memberi sanksi kepada diri sendiri ketika menyimpang dari janji;
- Mujahadah: melaksanakan janji dengan serius dan sungguh-sungguh.
Wallahu a’lam
[]
Kontributor: Imas Karyamah (IK)/Kabidgar Kominfo PW PERSISTRI Jawa Barat
Editor: Dhanyawan