Oleh: Zamzam Aqbil Raziqin, S.Sy., M.H. (Ketua Alumni IPP IPPi)
IPPi berkiprah dalam membentuk sayap gerakan pelajar di persatuan islam. Sejak kehadirannya di tahun 2010, Ikatan Pelajar Persis dan Ikatan Pelajar Persis Putri (IPP-IPPi) begerak masif menciptakan kader penerus umat, tercatat ekspansi pergerakannya telah sukses mendirikan 11 pimpinan daerah.
Mulai dari pimpinan daerah Garut, Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Tasikmalaya Raya, Ciamis Banjar, Cianjur, DKI Jakarta, Subang, Sumedang dan Gorontalo.
Secara sederhana, IPP-IPPi berfungsi sebagai organisasi kader dan dakwah dengan fokus utama mewujudkan pelajar yang memiliki sifat Ar-Rasikhuna Fiil Ilmi sesuai dengan visinya “Terwujudnya generasi Ar-Rasikhuna Fiil Ilmi” (orang-orang yang mendalam akan ilmu).
IPP-IPPi berikhtiar untuk mengikat atau mempersatukan pelajar dalam mengembangkan potensi untuk jam’iyyah, juga membimbing dan membina pelajar dalam upaya meningkatkan fungsi IPP-IPPi sebagai organisasi kader bagi PERSIS.
Dalam satu dekade terakhir di momentum Muktamar PERSIS, otonomisasi IPP-IPPi belum menjadi bahasan utama. Padahal dalam gerakannya, IPP-IPPi berfokus pada ranah kaderisasi untuk melanjutkan estafeta perjuangan PERSIS di masa yang akan datang.
PERSIS yang dikenal sebagai ormas yang memiliki gerakan modern kini telah banyak tertinggal, contoh sederhana ketertinggalan PERSIS adalah dalam hal melebarkan sayap gerakan secara holistik dari atas sampai bawah.
Di momentum Muktamar Persis ke-16 yang tinggal menghitung hari, IPP-IPPi mempunyai cita-cita besar untuk menjadi bagian yang sejajar dengan organisasi pengkaderan lainnya di PERSIS seperti Pemuda Persis, Pemudi Persis, HIMA PERSIS dan HIMI PERSIS.
Tanpa melebihi koridor IPP-IPPi yang bergerak di dunia kepelajaran, layaknya harapan Allahu Yarham Al-Ustaz Shidiq Amien, yang menginginkan otonomisasi Ikatan Pelajar Persis dan Ikatan Pelajar Persis Putri yang disampaikan pada tahun 2008 dalam pagelaran Silatnas II di bumi perkemahan Kiara Payung.
Ketua Umum Ikatan Pelajar PERSIS, Rifqi Rifyal Rizaldi mengatakan, IPP hadir sebagai aksentuator gerakan dakwah PERSIS di kalangan pelajar yang bermuatan pada pembangunan kekuatan pelajar PERSIS dalam mengadapi tantang eksternal.
Hal ini memiliki peran aksiologis bagi PERSIS, IPP-I meiliki tugas sebagai penggerak, penekan dan pemukul irama dakwah PERSIS.
Ketua Umum IPPi Luthfi Anbar Fauziah memandang bahwa perlu adanya kaderisasi yang dilakukan secara fokus di ranah pelajar, karena pelajar merupakan ujung tombak dari suatu generasi.
Maka dari itu, harus senantiasa dibina dan diberikan ruang untuk mengasah dan mengaktualisasikan potensi yang ada dalam setiap diri kader itu sendiri.
PERSIS dengan adagiumnya “Surrotun Mushogorotun ‘Anil Islam wa Hikmatul Asma” (Gambaran miniatur Islam dan Hikmahnya yang tinggi) menandakan bahwa PERSIS memiliki cita-cita yang tinggi. Konsekuensi logis dari cita-cita itu, PERSIS harus memiliki corak gerakan yang holistik.
Corak gerakan PERSIS di wilayah dakwah, pendidikan, sosial, dan ekonomi harus bisa masuk ke semua elemen kehidupan sosial masyarakat.
Dalam konteks kepemudaan, PERSIS memiliki sayap gerakan Pemuda Persis. Dalam konteks kemahasiswaan, PERSIS punya Himpunan Mahasiswa PERSIS.
Maka dalam konteks pelajar, PERSIS akan digenapkan dengan hadirnya Ikatan Pelajar Persis sebagai bagian dari otonom PERSIS layaknya Pemuda Persis dan HIMA Persis.
Sudah 12 tahun sejak 2010 Ikatan Pelajar Persis itu berdiri, pada momentum Muktamar Persis ke 16 tahun ini, ditambah usia perjuangan PERSIS yang sudah menginjak 99 tahun, maka hari ini adalah waktu yang tepat bagi PERSIS untuk semakin menyempurnakan sayap gerakannya. (*)
Editor: Fia Afifah