Tragedi Kanjuruhan, Momentum Perubahan

oleh Reporter

02 Oktober 2022 | 16:18

Oleh: Uus Ismail

(KETUA BIDANG OLAH RAGA SENI DAN BUDAYA PP PEMUDA PERSIS)

Sepak Bola merupakan cabang olahraga yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia sehingga memiliki jumlah suporter yang tidak sedikit. Fakta ini menunjukkan adanya nilai positif pada pemerintah dalam hal ini Kemenpora RI untuk lebih serius meningkatkan kualitas olahraga sepak bola, baik dari segi penyelenggaraan maupun pendidikan. Namun, di sisi lain jumlah peminat olahraga sepak bola yang banyak itu pula menjadi PR besar bagi pemerintah untuk membuat satu regulasi yang baik agar tidak terjadi tragedi sebagaimana yang terjadi beberapa hari yang lalu saat laga Arema vs Persebaya.

PP Pemuda PERSIS melalui Bidang Olahraga Seni dan Budaya memyampaikan turut berduka cita pada seluruh keluarga korban tragedi kanjuruhan. Tentu, pada momentum seperti ini kita tidak dapat saling menyalahkan antara satu pihak dengan pihak lainnya. PP Pemuda PERSIS mendorong agar semua pihak, baik pemerintah ataupun masyarakat selain menjadikan tragedi kemarin sebagai bahan evaluasi, tapi juga menjadikan hal tersebut sebagai momentum perubahan.

Momentum perubahan itu di antaranya:

1. Regulasi Perizinan Regulasi perizinan dalam pertandingan sepak bola harus diperketat dengan menerbitkan Surat Izin atau Sertifikat keamanan dan keselamatan, hal ini penting untuk melibatkan beberapa pihak, di antaranya beberapa perwakilan klub sepak bola, perwakilan suporter, kepolisian, dinas kesehatan, dan pemadam kebakaran.

Seringkali regulasi mengenai perizinan hari ini hanya sebatas formalitas, padahal menjadi suatu hal yang penting bagi penyelenggara pertandingan bersama-sama dengan aparat keamanan untuk membaca situasi sehingga dapat menerapkan langkah-langkah preventif dalam mencegah hadirnya skenario yang buruk. Maka, ke depan terkait dengan regulasi perizinan dalam pertandingan sepak bolah harus dijadikan acuan penting dengan melibatkan pihak-pihak tertentu. 2. Skenario Keamanan Mengenai skenario keamanan seringkali para aparat petugas keamanan terbawa oleh suasana di lapangan, sehinggal hilang kendali dalam mengontrol sikap massa.

Sikap sikap represif para aparat keamanan merupakan cerminan di luar kendali, yang seharusnya mereka menjadi garda terdepan dalam meredam dan mengamankan masa, malah ikut tertarik dalam arus bentrokan massa.

Oleh sebab itu, pelatihan dan pendidikan terhadap para aparat keamanan di lapangan perlu kembali ditegaskan mengenai peran dan fungsi mereka sebagai pihak keamanan yang melindungi dan tidak terbawa oleh hegemoni suasana bentrokan massa.

3. Kesadaran Sosial Perubahan yang ketiga adalah aspek kesadaran sosial para suporter klub sepak bola di Indonesia. Semangat mendukung tim sepak bola harus didasari oleh semangat disiplin serta mengedepankan nilai moral dan akhlak mulia, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa.

Semangat kompetitif yang tinggi seharusnya tidak melahirkan perbedaan dan permusuhan. Hal ini tentu menjadi poin penting untuk perubahan ke depan.

Dalam menimbulkan dan menjaga nilai kesadaran sosial ini tentu memerlukan peran dari semua pihak, terutama pada pihak yang ditokohkan oleh masing-masing suporter klub sepak bola.

Dari 3 poin perubahan di atas diharapkan cabang olah raga sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik, bukan hanya dari aspek pemain dan juga dari aspek masyarakat sebagai pendukung atau suporter, tapi juga dari aspek keamanan yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman. Tragedi kanjuruhan harus menjadi momentum perubahan bersama mempererat dan memperkuat kesatuan dan persatuan seluruh elemen bangsa!

 

Editor: Ilmi Fadillah

Reporter: Reporter Editor: admin