Fitnah-Fitnah Akhir Zaman: Menelusuri Jejak Mukjizat Nubuwwah Nabi SAW (Part 2)

oleh Reporter

13 Maret 2019 | 23:15

Sebelumnya sudah dibahas (lihat part 1, klik disini). Satu lagi peristiwa sebagai bukti atas mukzijat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam tentang berita peperangan di antara kaum muslimin.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ وَحَتَّى تُقَاتِلُوا التُّرْكَ صِغَارَ الْأَعْيُنِ حُمْرَ الْوُجُوهِ ذُلْفَ الْأُنُوفِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ وَتَجِدُونَ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ أَشَدَّهُمْ كَرَاهِيَةً لِهَذَا الْأَمْرِ حَتَّى يَقَعَ فِيهِ وَالنَّاسُ مَعَادِنُ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ وَلَيَأْتِيَنَّ عَلَى أَحَدِكُمْ زَمَانٌ لَأَنْ يَرَانِي أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَهُ مِثْلُ أَهْلِهِ وَمَالِهِ

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi suatu kaum yang sandal mereka terbuat dari rambut dan hingga kalian memerangi bangsa Turki yang bermata kecil (sipit), berwajah merah dan berhidung pesek, wajah-wajah mereka bagaikan perisai yang ditambal. Dan kalian dapatkan manusia paling baik adalah yang paling tidak selera terhadap urusan ini (kekuasaan) hingga dia terlibat (demi menegakkan keadilan) dalam urusan kepemerintahan ini, dan manusia mempunyai potensi bagaikan barang tambang, orang yang terbaik pada masa jahiliyah akan menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika mereka memahami Islam, dan sungguh pasti akan datang kepada salah seorang dari kalian suatu jaman yang ketika itu ia berkeyakinan aku lebih dicintainya daripada dia memiliki seperti keluarga dan hartanya". (Shahih Bukhori No. Hadist: 3322).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا خُوزًا وَكَرْمَانَ مِنْ الْأَعَاجِمِ حُمْرَ الْوُجُوهِ فُطْسَ الْأُنُوفِ صِغَارَ الْأَعْيُنِ وُجُوهُهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ تَابَعَهُ غَيْرُهُ عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ

dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi bangsa Khuzan dan Karman dari bangsa non 'Arab, yang berwajah merah, berhidung pesek dan yang bermata kecil (sipitt), wajah-wajah mereka bagaikan perisai yang ditempa dan sandal mereka terbuat dari rambut ". Hadits ini dikuatkan jalur periwayatannya oleh yang lain dari 'Abdur Razzaq. (Shahih Bukhori No. Hadist: 3323).

Sejarah telah membuktikan, pasca rezim khalifah Mu’tashim, muncul ras-ras yang menganggap dirinya lebih baik dari kaum muslimin yang lain. Bahkan mereka mengaku paling berhak atas jabatan khalifah dan meminta khalifah yang sedang berkuasa untuk mengundurkan diri. Mereka membunuh dan memecat khalifah dan tidak ada satu kekuatan pun yang sanggup menghadang gelombang ganas tersebut. Di antara ras tersebut adalah ras Turki yang bermata sipit dan ras Armenia, mereka adalah orang-orang yang telah memeluk Islam. (lihat wajah dunia islam, hal. 88; Al bidayah wan Nihayah, 10/296).

Demikian selintas fitnah yang dialamai oleh kaum muslimin yang dipicu oleh konplik gerakan politik keagamaan. Disebut politik keagamaan karena keduanya tidak bisa dipisahkan dan penyebab utama sebagaimana disampaikan sebelumnya adalah bermula dari terbunuhnya Utsman bin Affan. Dari pihak keluarga Utsman bin Affan menuntut ditegakkannya qishah atas darah Utsman ini. 

Dari kekisruhan ini muncullah dua kelompok yang menambah lebar fitnah yang terjadi di kalangan kaum muslimin, yaitu khawarij dan syiah. Untuk kelompok khawarij, sebelum kemunculan mereka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah mewanti-wanti akan kemunculannya sebagaimana riwayat-riwayat berikut :

dari Abu Sa'id mengatakan; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang membagi (harta rampasan), tiba-tiba Abdullah bin Dzil huwaishirah At Tamimi datang seraya menegur Nabi; 'Hendaklah engkau berbuat adil! ' Spontan Nabi menjawab: "siapa lagi yang berbuat adil jika aku tak berbuat adil?" Umar kemudian berujar; 'Biarkan aku yang memenggal lehernya! ' Nabi bersabda; "Biarkan saja dia, sebab dia mempunyai beberapa kawan yang salah seorang diantara kalian meremehkan shalatnya dibanding dengan shalatnya, dan meremehkan puasanya dibanding puasanya, mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari busur, ia melihat bulu anak panahnya namun tak ada apa-apa, kemudian memperhatikan mata anak panahnya namun tidak ditemukan apa-apa, kemudian melihat kain panahnya namun tidak didapatkan apa-apa, dan telah didahulu oleh kotoran dan darah. Tanda-tanda mereka adalah salah satu diantara kedua tangannya -atau- diantara kedua putingnya seperti puting kaum perempuan atau ia seperti daging yang bergerak-gerak, mereka muncul ketika manusia mengalami perpecahan." Sedang Abu Sa'id mengatakan; aku bersaksi bahwa aku mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shallallahu 'alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa 'Ali membunuh mereka dan aku bersamanya ketika didatangkan seseorang yang ciri-cirinya seperti yang disifatkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lantas diturunlah ayat; 'Diantara mereka ada yang mengolok-olokmu karena sedekah yang kamu infakkan' (QS. Attaubah 58). (Bukhari, no 6421).

…. (Yusair bin Amru) mengatakan, aku bertanya kepada Sahal bin Hunaif; 'apakah engkau mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang Khawarij? ' Ia menjawab; aku mendengar beliau bersabda; -sambil beliau arahkan tangannya menuju Irak- "Dari sanalah muncul sekelompok kaum yang membaca al Qur`an tidak melebihi kerongkongan mereka, mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah keluar dari busurnya." (Bukhari, no. 6422).

Mereka begitu beraninya protes dan menentang Nabi sollallahu ‘alaihi wasallam. Orang-orang Khawarij yang membangun madzhabnya berdasarkan prinsip aqidah bahwa hukum itu milik Allah semata. Artinya hukum tidak boleh diserahkan kepada orang. Mereka membelot dari imam Ali Bin Abi Thalib karena alasan tertentu. Padahal sebenarnya gerakan mereka tidak bermotifkan agama. Karena tidak lama setelah itu, mereka bergerak karena konflik politik. Mereka persenjatai para pengikutnya kemudian masuk ke kancah perang melawan khalifah dan membaiat Abdullah Bin Wahab Arrasibi sebagai imamnya sembari berusaha keras mendirikan Negara yang berdasarkan pemahaman mereka dan melindungi aqidah mereka.

Pendapat sekte Khawarij terhadap kelompok yang tidak sependapat dengannya sangat radikal. Mereka memvonisnya kafir dan keluar dari Islam serta menghalalkan darahnya, wanita wanitanya dan anak-anaknya.

Demikian konflik internal yang telah dilalui oleh kaum muslimin, walaupun memakan korban jiwa yang banyak tetapi sebatas mereka yang berperang dan memberontak pada kekuasaan. Faktanya secara keseluruhan kaum muslimin mengalami kejayaan dan telah berhasil menaklukkan Persia dan Romawi yang pada waktu itu menjadi dua Negara adikuasa. Kekuasaan Islam telah meliputi semenanjung Iberia kurang lebih dua abad dari abad ke-9 sampai abad ke-11.

Khalifah kaum muslimin mengendalikan wilayahnya yang luas dari kantor pusatnya di Madinah atau Damascus atau Baghdad hingga berabad abad lamanya. Semua wilayahnya yang luas taat kepada perintahnya dan loyal kepadanya mulai dari perbatasan Cina di sebelah timur hingga Perancis Selatan hingga usia tua memasuki persendiannya yang luas, ras yang beraneka ragam, konflik tajam di antara kabilah-kabilah Arab di Mesir dan Hamir, tragedy pemberontakan kaum khawarij dan tentara-tentara zindiq yang dimintai bantuan beberapa khalifah. Kesemuanya menjadi penyebab penuaan dini umat Islam, kekuatannya melemah dan kehilangan keseimbangan. (Wajah Dunia Islam, 163).

Kesempatan yang ditunggu-tunggu telah tiba. Para pendeta bangkit menyerukan pembersihan tanah-tanah suci di Palestina dari tangan-tangan kaum muslimin dan membangun gereja dan pemerintahan Eropa di dunia Timur. Maka pada tahun 462 H/ 1069 M, Raja Romawi, Armanus berencana menyerang kantong-kantong Islam dengan tujuan menghancurkan kaum muslimin. Pasukan mereka selanjutnya dikenal dengan pasukan salib, karena tentara-tentara Kristen menjadikan salib sebagai simbol obsesi suci mereka dan meletakkannnya di pundak mereka masing-masing. Dari sinilah mulai pembantaian terhadap kaum muslimin yang sesungguhnya.

Perang salib yang berlangsung selama kira-kira dua abad mulai tahun 490-669 H/ 1095 – 1270 M menghabiskan asset kekayaan Negara dan putra-putra bangsa yang terbaik. Ribuan tentara termasuk para amir dan panglima perang terbunuh. Bahkan para wanita dan anak-anak menjadi korban pembantaian kaum salibis, karena kaum salibis sebagaimana diungkapkan oleh uskup Akka, Jack Du Fitrey, terdiri dari para atheis, maling, pezina, pembunuh, pengkhianat, pelawak, rahib yang suka melacur dan rahib wanita pelacur. (Hadharatul Arab, hal. 329 dalam Wajah Dunia Islam, hal. 228).  

Serangan brutal yang dialami oleh kaum muslimin yang tidak kalah dahsyatnya adalah serangan dari wilayah Asia Tengah, Bangsa Tartar, yaitu dari suku Mongol. Perlu diketahui, semasa Umar tentara Islam telah menaklukkan daerah Asia Tengah melalui Mousul, Khurasan, Wilayah Utara Mesopotamia, sampai ke kota Ispahan. (Islam di Asia Tengah, hal. 11).  Menurut M. Abdul Karim, Sejarah kemunculan bangsa Mongol di bawah pimpinan Chengis Khan merupakan bagian dari sejarah dunia yang menarik dan popular, terutama bagi sejarah peradaban umat Islam. Kemunculan mereka di muka bumi, bagaikan “terror besar” bagi peradaban bangsa di belahan dunia ini. Sejarawan menyamakannya dengan “Laknat dan Musibah Besar dari Tuhan”. (Islam di Asia Tengah, hal. 27).

Berikut penulis sampaikan sebagian kekejaman yang dilakukan bangsa mongol, tahun 1219 M, Chengis dan pasukan Mongolnya berjumlah sekitar 200.000 bergerak ke barat melalui Transoxiana, berhasil menduduki kota-kota yang makmur seperti Bukhara dan Samarkhand dan membunuh semua penduduk sebagai pembalasan dendamnya. Penyerbuan itu bukanlah cara yang mudah bagi Chengis karena mendapat perlawanan yang hebat pula dari pihak Khawarizam Shah. Ia tidak berhenti hanya menghancurkan wilayah itu dan menyapu bersih seluruh kota yang memaksanya dengan cara lebih kejam, Chengis membantai mereka dengan cara tidak berperikemanusiaan, wanita dan anak-anak (kecuali yang dijadikan budak). Ia bahkan membangun menara yang terbuat dari kepala manusia, pasukannya membantai para pria dan wanita, anak laki-laki dan gadis-gadis. Memperkosa para wanita dan para gadis; yang sebenarnya merupakan kejahatan paling sedikit yang mereka lakukan. Hal itu karena bangsa Mongol melarang keras tindakan perkosaan karena bertentangan dengan tradisi mereka, sehingga mereka akan lebih dulu membunuh sang suami sebelum memperkosa istrinya. (hal 36-37)

Menurut, Gibbon (1737-1794): “dalam waktu empat tahun Chengis memperoleh kemenangan yang luar biasa atas penghancuran dan kerusakan, serta pemusnahan peradaban yang terjadi, tidak dapat digantikan dengan kemajuan-kemajuan daerah tersebut selama 500 tahun kemudian.” Selain itu, Lissner menyebut Chengis dengan predikat: “orang yang paling ditakuti oleh dunia pada awal abad XIII M”. berbeda dengan Lissner, Spuler menginformasikan bahwa, “serangan Mongol di bawah Jengis Khan ke Asia Tengah mengakibatkan sebagian besar penduduk di sana gugur. Insiden besar tersebut membawa kerugian yang luar biasa dan kehancuran serta kerusakan kemajuan peradaban umat manusia yang parah, sehingga belum dapat pulih sampai sekarang.” (hal 41)

Hulagu Khan menghancurkan total kota Baghdad pada tahun 1258 M. Setelah membasmi Alamut, tentara Mongol mengepung Baghdad selama dua bulan, setelah perundingan damai gagal, akhirnya Khalifah menyerah, namun tetap dibunuh oleh Hulagu. Pembantaian massal itu menelan korban sebanyak 800.000 orang. Peristiwa itu digambarkan oleh Shekh Muhiuddin Khayyat sebagai berikut:

Kemudian mereka merampok kota Baghdad, membunuh, dan menggunakan pedang untuk menghabisi nyawa penduduk, merampok segala istana dan kekayaan yang disimpannya; meruntuhkan segala gedung ilmu pengetahuan serta melemparkan segala buku-bukunya ke dalam sungai Tigris (Dajlah), sehingga air sungai yang luas berubah warnanya. (hal 65).

Penderitaan kaum muslimin bertambah ketika bangsa-bangsa Eropa melakukan imperialisme modern. Imperialisme adalah perpanjangan tangan dari perang salib. Perang salib meskipun secara militer gagal mewujudkan rencananya, namun meninggalkan ambisi dalam dada bangsa Eropa untuk menguasai dunia Islam.

Hampir semua Negara yang mayoritas muslim termasuk Indonesia menjadi jajahan Negara-negara terutama Negara Eropa. Barangsiapa yang melawan pastilah mereka akan dibunuhnya dan bagi yang tidak melawan maka mereka dijadikan budak.

Canadian Islamic Congress mengkompilasi kejadian demi kejadian semenjak perang salib yang pertama (the Crusaders I, 1095-1099), dimana sekitar tujuh puluh ribu muslim di Jerussalem dibantai habis sampai dengan pembantain yang dilakukan oleh Israel atas bangsa Palestina saat ini.

Sampai sekarang, keadaan kaum Muslimin di Suriah dan Palestina sagat memprihatinkan, namun kurang mendapat perhatian muslimin dunia internasional. Padahal dua negeri itu adalah negeri yang dijanjikan dan diberkahi. Fakta dan realita menunjukkan bahwa di Suriah telah terjadi pembantaian puluhan ribu kaum muslimin yang dilakukan oleh Rezim Syi’ah Bashar Assad. Bahkan, tentara-tentara pemerintah Syi’ah Nushoiriyyah yang sekarang menguasai Suriah dan juga tentara sipil Syi’ah bersenjata seperti Syabiha, tak segan-segan untuk memperkosa dan membunuh umat Islam sunni yang semata-mata meyakini Alah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah.“Kita yakin akan datangnya pertolongan dari Allah SWT terhadap saudara-saudara kita disana. Maka kita sebagai suadara se-akidah, sesama kaum Muslim hendaknya kita mendoakan mereka dalam doa-doa kita, dalam sholat kita, dalam sholat Tahajud kita agar selamat dari pemerintahan yang dzolim Bashar Assad di sana, yang telah membantai umat Islam,” seru Syeikh Muhammad Khotib As-Suriy, ulama asal Suriah. (voa-islam.com).

Peristiwa-peristiwa di atas termasuk akhir-akhir ini ribuan muslim Uighur yang dibantai oleh pemerintah China merupakan gambaran kekejaman dari pihak luar yang telah dialami oleh kaum muslimin. Bagaimana dengan di Indonesia?

Ini sekedar mengingatkan dan tentunya bukan hendak memprovokasi bahwa sebagian kaum muslimin di Indonesia pun telah mengalami serangkaian penindasan, penyiksaan, pembunuhan dan pembantaian. Selain mengalami penindasan dari bangsa penjajah, kaum muslimin di Indonesia pun telah mengalami pembataian dari bangsanya sendiri. Ironisnya terjadi di suatu Negara yang penduduk muslimnya terbanyak di dunia. Ini disebut tirani minoritas atas mayoritas.

 

..... (Bersambung ke Part 3, tunggu edisi berikutnya ya)

 

 

 

 

***

Penulis: H. Deni Solehudin, M.SI (Ketua Bidang Garapan Pengembangan Dakwah dan Kajian Pemikiran Islam PP Persis)

 

Reporter: Reporter Editor: admin