(Lihat tulisan sebelumnya klik Part 1 dan Part 2) Satu hal yang jangan sampai dilupakan oleh bangsa Indonesia terutama umat Islam, yaitu bahaya laten PKI. Bagaimana mereka telah menembus jantung pertahanan NKRI, membantai para Jendral, dan di sejumlah daerah mereka melakukan terror dan pembantaian terutama kepada para santri, ustadz, dan ulama. Kalaulah mereka mendominasi bahkan menguasai negeri ini, bagaimana nasib masjid-masjid dan madrasah-madrasah kita?
Demikian sebagian penderitaan-penderitaan yang dialami oleh kaum muslimin di seluruh dunia, baik disebabkan konflik internal maupun disebabkan oleh kebrutalan bangsa-bangsa Yahudi, Nashrani dan Kaum Musyrikin.
Pertanyaannya, apakah pada masa-masa kita atau anak cucu kita fitnah-fitnah itu akan terulang kembali? Apakah tanda-tanda telah ada di antara kita? Apalagi pada saat ini di Indonesia muncul suatu kelompok yang akhir-akhir ini baru berani terang-terangan yang akan mewarnai gejolak umat Islam di Indonesia yaitu kelompok syiah rafidhah. Apakah kondisi umat ini akan lebih baik atau tambah buruk?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, penulis akan sampaikan beberapa sabda Nabi Shallallahi alaihi wa Sallam yang telah terjadi dan boleh jadi akan terulang kembali dialami oleh umat ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ قَالُوا وَمَا الْهَرْجُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah Shallallahi alaihi wa Sallam telah bersabda, 'Kiamat itu tidak akan terjadi kecuali banyak terjadi Haraj' Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa haraj itu?" Rasulullah SAW menjawab, "Yaitu pembunuhan dan pembunuhan." (Muslim 8/170)
Hadits di atas merupakan pemberitahuan dari Nabi Shallallahi alaihi wa Sallam akan suatu zaman di mana banyak pembunuhan dengan sebab apapun. Pada zaman sekarang ini, kita sering menyaksikan orang-orang dibunuh dengan cara yang sadis. Bahkan yang lebih mengerikan akan datang suatu masa orang saling bunuh tetapi tidak tahu sebabnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ يَوْمٌ لَا يَدْرِي الْقَاتِلُ فِيمَ قَتَلَ وَلَا الْمَقْتُولُ فِيمَ قُتِلَ فَقِيلَ كَيْفَ يَكُونُ ذَلِكَ قَالَ الْهَرْجُ الْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ.
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah Shallallahi alaihi wa Sallam telah bersabda, 'Demi Dzat yang jiwaku di Tangan-Nya, dunia ini tidak akan binasa kecuali setelah manusia mengalami suatu masa di mana pelaku pembunuhan tidak mengerti apa sebabnya ia membunuh dan orang yang terbunuh juga tidak mengerti apa sebabnya ia dibunuh.' Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, "Bagaimana hal itu bisa terjadi ya Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, "Itulah pembunuhan, di mana orang yang membunuh dan orang yang di bunuh akan masuk neraka" (Muslim 8/183)
Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, umat Islam akan mengalami tiga fitnah, yaitu Fitnah Ahlas yaitu fitnah peperangan dan pembantaian antar sesama muslim. Pintu penghalang fitnah ini telah didobrak dan tidak akan tertutup lagi sampai sekarang. Sejak terbunuhnya Utsman sampai sekarang sesuai dengan apa yang disabdakan Nabi, bahwa sekali pedang seorang mukmin tertancap pada tubuh seorang mukmin lainnya, maka itu akan sangat sukar untuk diangkat. Itu artinya, ketika telah terjadi sekali penikaman, maka peperangan dan pembantaian antar umat Islam akan terus berlanjut. Dan kita dapati, hingga hari ini fitnah ini masih bergulir.
Kemudian yang kedua fitnah Sarra, yaitu fitnah harta dan kesenangan. Orang-orang berperang dan tega membantai sesamanya karena urusan harta dan kesenangan. Mereka bicara atas nama agama tetapi sebenarnya yang mereka kejar adalah harta dan kekayaan. Sejarah telah membuktikan bagaimana orang-orang syiah memberontak atas nama ahlul baet dan bagaimana mereka menjadi pengkhianat kaumnya.
Dan fitnah yang terakhir yang tengah melanda kaum muslimin ialah Fitnah Duhaima’, yaitu fitnah aliran sesat dan pemikiran menyimpang. Dalam kitab Ithaful Jama’ah juz 1/ 259 di situ disebutkan bab fitnah pengikut hawa nafsu dan bid’ah-bid’ah.
Imam Ahmad dengan sanad yang shahih meriwayatkan suatu hadits yang bersumber dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah Shallallahi alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari kalian adalah syahwat menyimpang yang terdapat dalam perut, dan kemaluan kalian, dan fitnah-fitnah yang menyesatkan. Dalam riwayat lain dengan lafadz hawa nafsu yang menyesatkan.”
Perkembangan aliran sesat dan pemikiran menyimpang saat ini, sangat luar biasa. Nyaris tidak terbendung. Betapa pemikiran sekulerisme, pluralisme dan liberalisme dan sebagainya berkembang dengan begitu pesat dan diyakini sebagai kebenaran. Termasuk kelompok ini adalah sikap ekstrim yang dimiliki oleh kaum khawarij.
Mengenai sikap ekstrim kaum khawarij, penulis kutip terjemahan hadits shahih riwayat Bukhari yang menggambarkan keadaan mereka :
dari Abu Salamah dan 'Atho' bin Yasar bahwasanya keduanya pernah mendatangi Abu Sa'id Al Khudri dan menanyainya tentang sekte Haruriyah; 'apakah engkau mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? ' Ia mengatakan; 'Saya tidak tahu menahu tentang haruriyah, hanya saja Aku mendengar Nabi Shallallahu'alaihi wasalalm bersabda; "Akan muncul di kalangan umat ini -dan ia tidak mengatakan dari umat ini- suatu kaum yang kalian akan meremehkan shalat kalian bila di bandingkan dengan shalat mereka, mereka membaca al Qur`an namun tidak melewati kerongkongan atau tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama sebagimana anak panah keluar dari busurnya, lantas sang pelempar melihat anak panahnya, mata panahnya hingga kain panahnya, hingga seolah-olah anak panah itu keluar dalam tempat senar, apakah ada darah yang menempel?"
Hadits di atas menjadi salah satu tanda nubuwwah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang diberitakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa hal tersebut nanti terjadi pada kaum Muslimin. Hadits di atas memberi sinyalemen kepada kita bagaimana sikap mereka di kemudian hari bahwa mereka berlebih-lebihan dalam melaksanakan ibadah hingga seorang muslim iri melihat aktifitas ibadah shalat dan puasa mereka.
Hadits di atas juga membeberkan kepada kita titik lemah yang menyebabkan sikap berlebih-lebihan mereka dan kemurtadan mereka. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “mereka membaca Al-Qur’an tetapi tidak melewati tenggorokannya.”
Apa yang kita lakukan, agar terhindar dari fitnah-fitnah di atas? Di antara sifat orang yang bijaksana adalah bercermin dari sebuah pengalaman. Sungguh, dalam kisah umat-umat terdahulu, terdapat pelajaran yang sangat mendalam dan renungan yang harus selalu menggetarkan hati orang-orang yang hidup setelah mereka.
Sejarah Islam telah memberikan bukti begitu banyak bahwa sedikitnya jumlah mereka bukanlah penyebab utama kekalahan mereka. Perang Badar, perang Tabuk, perang Khandak, perang Mu’tah, hingga perang-perang setelah wafatnya Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam selalu dimenangkan oleh kaum muslimin, sekalipun jumlah mereka sangat sedikit dan senjata mereka sangat terbatas.
Namun setelah itu muncul di tubuh kaum muslimin orang-orang munafik, orang-orang syiah, kaum zindiq, dan orang-orang khawarij. Itulah akar masalah terjadinya fitnah atau perang di antara kaum muslimin.
Rasulullah mengisyaratkan bahwa pengkhianatan yang dilakukan oleh sebagian umat Islam atas sebagian lainnya telah menyebabkan kekalahan mereka di hadapan musuh-musuhnya. Inilah yang saat ini sedang terjadi.
Kehancuran umat Islam bukan oleh kekuatan musuh, bukan karena kehebatan mereka. Namun karena adanya pengkhianatan sebagian umat Islam. Para pengkhianat agama itu bekerja sama dengan thaghut dan orang-orang kafir untuk memerangi mujahidin. Orang-orang Islam yang munafik itu telah menjual darah daging saudaranya kepada musuh-musuh Islam dengan imbalan yang sedikit. Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh orang-orang syiah dalam membantu proses hancurnya Baghdad di tangan tentara Mongol.
“Sesungguhnya aku sudah memohon kepada Rabbku untuk umatku janganlah Dia membinasakan mereka dengan paceklik yang merajalela, jangan menundukkan mereka kepada musuh dari luar kelompok mereka yang menodai kedaulatan mereka. Sesungguhnya, Rabbku berfirman: Wahai Muhammad! Sungguh jika Aku telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak bisa ditolak. Aku berikan kepadamu untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik yang merajalela dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka yang akan menodai kedaulatan mereka, sekalipun musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru dunia, kecuali jika sebagian dari mereka membinasakan sebagian yang lain dan mereka saling menawan satu sama lain.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
Bagaimana jalan keluar dari fitnah? Untuk menghindari konflik internal sesama muslim, Zahir bin Muhammad bin Sa’id dalam bukunya Mauqif Ahlus Sunnah wal Jama’ah min tanzili nushusil fitan .. memberikan tawaran kepada kita sebagai jalan keluar dari fitnah-fitnah dan cara menyikapinya, yaitu :
- Senantiasa mengingatkan umat akan fitnah-fitnah itu dan mendorong untuk menjauhinya/ tidak terlibat di dalamnya.
- Berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah
Rasulullah saw memerintahkan kepada kita untuk berlindung dari fitnah ini, disamping perintah berindung dari fitnah-fitnah yang lain.
'Berlindunglah kepada Allah dari fitnah yang nyata dan yang tersembunyi' (Muslim 8/161)
- Bersegera melakukan amal shaleh, karena amal shaleh dapat menjadi tameng dari fitnah-fitnah, karena amal shaleh sebab paling kuat untuk tetap pada haq.
- Tetap beribadah dan sabar dalam melaksanakannya ketika datang fitnah-fitnah, Karena ibadah pada hari-hari fitnah pahalanya besar sama dengan pahala hijrah
- Ilmu, yaitu memahami keadaan fitnah-fitnah dan menyingkap keadaan-keadaannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan bahwa ciri-ciri kiamat adalah kurangnya ilmu dan munculnya kebodohan.
Manakala pengetahuan manusia tentang Tuhan dan agamanya semakin bertambah, maka bertambah pula mata batinnya dan hatinya menjadi tentram.
- Menjaga lisan dan tangan, sehingga ia tidak terlibat dalam fitnah-fitnah ini baik berupa ucapan maupun perbuatan yang mengakibatkan jadi pemicu dan menyalakan apinya.
- Tetap bergabung dengan jamaah muslimin dan tidak ikut membantu kelompok-kelompok sesat
- Pergi menjauh ketika kerusakan telah merata
Demikian sebagian fitnah-fitnah yang akan dialami oleh kaum muslimin sebagaimana telah diberitakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jauh sebelumnya. Begitu juga beberapa berita dari beliau yang semakin hari semakin benar dan terbukti. Hal ini memberikan keyakinan kepada kita bahwa kita benar-benar berada dalam haq, dan menjadi ibroh atau pelajaran dari kejadian-kejadian yang memilukan supaya tidak menimpa pada kita dan tidak dialami oleh anak dan cucu kita. Wallahu A’lam Bishowab
***
Penulis: H. Deni Solehudin, M.SI (Ketua Bidang Garapan Pengembangan Dakwah dan Kajian Pemikiran Islam PP Persis)