Hilang Arah

oleh Reporter

16 Januari 2019 | 15:10

Kehidupan tak selalu berjalan mulus. Kenyataan yang mesti dihadapi seringkali membuat ketidakseimbangan dalam hati dan pikiran seseorang. Seringkali dijumpai kebuntuan dalam mencari jalan keluar permasalah yang sedang dihadapi.

Godaan kehidupan dunia, tak bisa dihindari. Sebagai manusia, kita juga punya hawanafsu yang kadang bisa diluar kendali. Kesalahan, kekhilafan dan dosa tak bisa lepas dari aktivitasnya sebagai seorang insan.

Salah satu sifat dosa adalah reduktif. Ia layaknya sebuah sel kanker yang akan menggerogoti daging keimanan. Hanya bisa dibunuh atau dihentikan dengan cara bertaubat dan melakukan perbaikan amal.

Sifat dosa yang berikutnya adalah adiktif. Ia akan terus mendorong seseorang untuk berpetualang dalam nikmatnya dosa dosa. Lagi lagi tak akan ada yang bisa menghentikannya selain taubat dan istiqamah beramal shaleh.

Ketiga, sifat dosa itu destruktif. Dimana ia akan mendorong dan memaksa seseorang untuk merusak diri sendiri dan tatanan sosialnya. Ia bisa sampai melupakan apapun, termasuk keluarga yang ia cintai, dan kehormatan dirinya sendiri. Masih tetap sama, yang bisa menghentikan semuanya itu adalah bertaubat kepada Allah dan dibuktikan dengan amal sheleh yang istimrar.

Keempat, sifat dosa itu menghilangkan kewarasan nalar sebagai manusia. Di titik paling akut, dosa yang dilakukan seseorang bisa mengantarkan dirinya pada keruntuhan nalarnya sebagai seorang anak manusia.

Jika terus terakumulasikan antara dosa, kerusakan struktur perasaan dan pikirannya sebagai manusia, siap siaplah untuk merasakan kehampaan.

Kehampaan yang membuat dirinya merasakan kehilangan arah hidup. Boleh saja ia bergelimpangan harta, material duniawi. Tapi semuanya itu tak bisa menutupi kegersangan jiwanya. Bisa senang senang, tapi tak menemukan ketenangan sejati.

Dalam kondisi hilang arah seperti ini, bagaimana rasanya jika Allah menyampaikan pesan cinta-Nya? Bagaimana jadinya jika Allah masih menerima segala taubat kita? Bagaimana akibatnya jika kita mau dituntun oleh hidayah Allah?

Inilah pesan cinta, yang begitu menyentuh. Inilah yang mesti dipahami oleh nurani kita. Resapi Surah Al-Quran, Az-Zumar ayat 53
 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

 Tak ada opsi lain, tak ada pilihan lain. Satu satunya hal yang bisa membuat kita kembali ke arah yang benar; adalah taubat.

 

 

***

Penulis: Taufik Ginanjar

Reporter: Reporter Editor: admin