Jakarta, persis.or.id – Ketegangan konflik Israel-Palestina kian memuncak dan semakin meluas pasca terbunuhnya pimpinan Hamas, Yahya Sinwar.
Ketua PP Hima PERSIS Bidang Hubungan Internasional Fakhrizal Lukman menyampaikan bela sungkawa dan duka yang mendalam atas wafatnya Yahya Sinwar.
"Kami meyakini, perjuangan bangsa Palestina akan kian berlanjut untuk memperjuangkan hak kemerdekaannya. Agresi Israel terus meningkat, kejahatan perang atas Palestina semakin memperuncing dan memicu eskalasi konflik yang kian meluas. Hanya dalam waktu setahun terakhir, ratusan ribu warga palestina menjadi korban, jutaan lainnya harus kehilangan tempat tinggal atas tanah airnya sendiri. Ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut.” tegasnya.
Diketahui, menurut data UN-OCHA sejak Oktober 2023 hingga saat ini terdapat 42.010 korban jiwa dan 97.720 korban luka, jumlah tersebut termasuk balita, anak-anak, perempuan, disabilitas, dan lansia. Dalam setahun terakhir, 70.000 unit perumahan juga hancur dan mengakibatkan 1,9 juta warga mengungsi.
Setahun terakhir merupakan genosida paling destruktif, dan dalam rentang setahun terakhir juga, tokoh-tokoh besar timur tengah berjatuhan wafat. Mulai dari Presiden Iran Ebrahim Raisi, Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh, Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah, hingga Pimpinan Hamas terakhir, Yahya Sinwar dalam operasi militer Israel di Jalur Gaza Selatan. Rentetan kejadian ini disinyalir belakangan memicu perang kawasan.
Oleh karena itu, menurut Fakhrizal, konflik ini merupakan isu yang sangat mendesak sekaligus mengancam stabilitas global.
“Lagi-lagi terus kami sampaikan, bahwa penjajahan Israel terhadap Palestina merupakan masalah kemanusiaan yang paling mendesak saat ini. Agresi Israel yang semakin intens memicu konflik terus bereskalasi dan terus intens tidak hanya di Palestina, tetapi hingga kawasan Iran juga Lebanon serta mengancam semakin meluasnya konflik pada negara kawasan lainnya.” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depannya, Indonesia harus lebih berani, semakin meningkatkan serta memperkuat jalur diplomasi untuk memberikan dukungan penuh untuk kemerdekaan Palestina.
"Kita harus semakin tegas dalam inisiatif menyuarakan dukungan terhadap hak-hak Palestina di berbagai forum internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja sama Islam (OKI), berbagai Gerakan Non-Blok hingga diplomasi antar negara untuk menggalang dukungan untuk Palestina,” tambahnya.
Lebih lanjut Fakhrizal mengajak, atas nama solidaritas kemanusiaan dan perlawanan atas segala penindasan, seluruh elemen bangsa untuk terus bersatu dan menguatkan komitmen dalam mendukung Palestina.
"Baik itu melalui diplomasi, kampanye untuk menggalang dukungan, hingga berbagai bantuan kemanusiaan," Jelas Fakhrizal.
Dinamika belakangan ini terus mendorong Israel, Iran, dan Lebanon ke tepi konflik yang lebih luas. Sementara Netanyahu menegaskan kesiapan Israel untuk terus berperang, komunitas internasional berjuang menahan eskalasi agar tidak berkembang menjadi perang kawasan. Dengan jutaan pengungsi, blokade ketat, dan pertempuran intensif di Gaza dan perbatasan utara, Timur Tengah kini berada di persimpangan antara solusi diplomatik atau konfrontasi militer yang lebih luas dan mematikan.
[]