عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ» قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: «إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ» رواه مسلم 147 - (91)
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW beliau bersabda : “Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada setitik kesombongan”, seorang sahabat bertanya : “Sesungguhnya seseorang senang kalau pakaiannya bagus dan sandalnya bagus”, Rasul menjawab: “Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan menyepelekan orang lain” H.r. Muslim : no. 148 (91).
Standar kesombongan bukan dilihat dari penampilan, karena Allah mencintai keindahan. Tapi patokannya adalah tidak mau menerima kebenaran dan menghinakan orang yang membawa kebenaran tersebut.
Kenapa Iblis tidak mau sujud kepada nabi Adam AS ? ia sombong, karena merasa dirinya lebih mulya dari adam, adam diciptakan dari tanah sedangkan Iblis dari api.
Fir’aun sebenarnya tahu bahwa apa yang dibawa oleh Nabi Musa AS adalah benar, ketika mengumpulkan para penyihir, ia sadar bahwa apa yang ditampilkan Nabi Musa bukan sihir. Tapi ia sombong dan gengsi. Buktinya ketika dalam kondisi terdesak, kejujurannya muncul, tapi waktu sudah terlambat.
Demikian juga Abu Jahal, Abu Lahab dan konco-konconya mengakui kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, mereka sadar Muhammad tidak mungkin bohong. Tapi kesombongan lah yang menghalangi semuanya.
Mudah-mudahkan sikap seperti itu tidak ada dalam diri kita, dan kita harus terus berusaha untuk menghindarinya.
Ramadhan mendidik kita untuk senantiasa tunduk kepada kebenaran ilahi dan menjauhkan rasa ngengsi.
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Penulis: KH. Dr. Haris Muslim, Lc. (Sekretaris Umum PP PERSIS)