Senin, 30 Mei 2016 telah digelar acara Seminar Nasional Ilmu Falak yang bertempat di UNISBA. Kegiatan ini bertemakan “Revitalisasi ilmu Falak di Era Modern Pendekatan Studi Ilmu Falak dari berbagai Aspek (Astronomi, Sosial, Budaya, Filsafat Ilmu, Pendidikan, Ekonomi Dll).
Prof. Dr. Thomas Djamaludin M.Sc, Prof. Dr. Juhaya S. Praja, MA dan Hendro Setyanto, M.Si dihadirkan sebagai pemateri. Namun yang hadir hanya dua pemateri, Hendro Setianto tidak bisa hadir sebab menghadir Seminar Internasional penyatuan Kalender Islam di Turki, yang kemudian digantikan oleh Bapak Tb. Hadi Sutikna, dosen Ilmu Falak Unisba.
Kegiatan ini diselenggarakan, mengingat dewasa ini, Ilmu Pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Penelitian yang berkaitan tentang Ilmu Falak (Astronomi Islami) tidak hanya sebatas dalil dan perhitungan saja, namun perlu juga untuk dikaji dari berbagai aspek keilmuan yang ada. Pisau analisis yang digunakanpun tentunya akan berbeda satu sama lainnya, mengikuti bidang keilmuan masing-masing. Hal inilah yang diharapkan menjadi “pintu gerbang” untuk perkembangan Ilmu Falak yang ada di Indonesia, uangkap panitia.
Persis mengutus Abu Sabda, Anggota muda Dewan Hisab dan Rukyat untuk menghadiri acara ini. Selain beliau Ust. Cecep dan Ust. Shoim pun ikut hadir.
Dalam acara ini pun dihadirkan dua nominator penulisan Paper Ilmiah Ilmu Falak. Dewi Mulyani dkk dengan judul paper “Kemampuan Abstrasi Anak Usia Dini Mengenai Topik Astronomi Dengan Media Big Book” . Sementara Salnuddin mengangkat tema dalam Papernya: Variasi Tinggi Pergerakan Pasang Surut Berdasarkan Metode Manzillah.
Walau acara ini bertemakan revitalisasi ilmu falak dari berbagai aspek, namun bahasan yang dikemukan oleh para pemateri, lebih banyak membahas tentang penyeragaman Kalender. Seperti yang disampaikan oleh Thomas Jamaludin, bahwa untuk adanya keseragaman Kalender dibutuhkan tiga komponen yang wajib dipenuhi; Otoritas Tunggal, Kriteria Tunggal yang disepakati dan Batas Wilayah yang disepakati.
Harapan, semoga acara seperti ini banyak digelar. Namun bukan hanya gelaran tapi harus ada langkah konkrit untuk mewujudkannya. (Abu Sabda)