Jakarta, persis.or.id - Program Khidmat Jam'iyyah (PKJ) Pesantren PERSIS 69 Matraman Kota Jakarta Timur tahun ini dinilaisangat istimewa.
Karena PKJ dilaksanakan di Jawa Tengah untuk yang pertama kalinya. Biasanya PKJ dilaksanakan di area Jakarta, Banten, ataupun Jawa Barat. Tapi tahun ini lembaran baru PKJ baru saja dibuka, yaitu menyapa area Jawa Tengah.
Sebuah pengalaman pertama yang sangat menantang. Karena kondisi Jawa Tengah, dalam hal ini lereng Merbabu sangat berbeda dengan daerah lainnya. Yaitu kondisi masyarakatnya sangat heterogen. Terdiri dari beberapa agama dalam satu desa.
Acara yang dilaksanakan dari tanggal 2-12 Mei 2023 ini dilaksanakan di tiga desa yang berbeda. Yaitu Desa Merapisari, Cuntel, dan Samirono. Ketiga desa tersebut terletak di lereng Merbabu. Tetapi masuk ke wilayah yang berbeda. Desa Cuntel dan Samirono termasuk wilayah Kab Semarang. Sedangkan Desa Merapisari adalah bagian dari Kab Magelang. Meskipun masih sama-sama di lereng Merbabu tapi Kabupatennya sudah berbeda.
Kondisi geografis ketiga desa ini cukup tinggi dan berhawa sejuk cenderung dingin. Cuntel terletak di ketinggian 1700 mdpl dan selalu diselimuti kabut. Jika malam hari suhunya bisa mencapai 12°C. Begitupun dengan Merapisari. Yang agak terletak di bawah adalah Samirono. Sehingga suhu di Samirono tidaklah sedingin kedua desa lainnya.
Sebanyak 49 santri kelas XII telah mengikuti acara PKJ dengan baik. Mereka datang dalam kondisi sehat dan pulang dalam kondisi sehat tak kurang suatu apa. Meski mereka mengeluh kedinginan dan masuk angin, tapi alhamdulilah semuanya sehat.
Acara PKJ dibuka di Masjid Al-Ikhlas Desa Merapisari. Kemudian masing-masing kelompok dikirim ke desa tujuan. Mereka diantar ke desa tujuan menggunakan mobil bak terbuka. Karena memang kendaraan sehari-hari disini adalah mobil bak terbuka yang bisa memuat banyak orang.
Rombongan yang menuju Desa Cuntel terdiri dari 15 anak. Cuntel adalah sebuah desa yang muslimnya minoritas. Yaitu 27% Islam dan 73% Kristen. Disana terdapat 1 masjid dan 4 gereja dari 4 denom yang berbeda.
Rombongan yang menuju desa Cuntel ini ditempatkan di rumah warga bagi yang laki-laki. Sedangkan rombongan remaja putri bermalam di lantai 1 Masjid Baiturrahman. Tadinya lantai 1 digunakan sebagai ruang kelas TK PERSIS. Tapi karena kekurangan murid (muslimnya benar-benar minoritas) akhirnya TK tersebut tutup.
Rombongan selanjutnya menuju Desa Samirono. Mereka juga menggunakan mobil bak terbuka. Rombongan menginap di gedung TK Persis 447 Samirono yang sudah berdiri 4 tahun. Sebuah TK gratis di lereng Merbabu. Sebuah TK yang seluruh kegiatan operasionalnya dari uang donasi dan hasil susu perah. Tak ada pungutan biaya sama sekali di TK PERSIS 447 Samirono alias nol rupiah. Komposisi warga Samirono adalah 50% Islam dan 50% Kristen.
Sedangkan rombongan terakhir tetap berada di Desa Merapisari. Satu-satunya desa tujuan PKJ yang termasuk wilayah Kab Magelang. Komposisi warga disini adalah 40% Islam dan 60% Kristen. Para santri menginap di rumah takmir masjid.
Seluruh peserta PKJ memiliki program yang hampir sama. Yaitu mengajar di sekolahan di pagi hari. Dan mengajar TPQ di sore serta malam hari. Mereka membaur bersama warga. Menyelami kehidupan bermasyarakat yang sesungguhnya.
Alhamdulillah acara PKJ berjalan lancar. Acara ditutup tanggal 12 Mei 2023 di TK PERSIS 447 Samirono. Sebuah TK yang keberadaannya mampu membukakan hati orang-orang yang pernah berpindah agama alias murtad. Alhamdulillah satu-satunya TK gratis di lereng Merbabu ini sudah menjadi perantara 14 orang mualaf untuk bersyahadat. Mereka kembali dalam pangkuan Islam setelah puluhan tahun berpindah keyakinan.
Acara perpisahan PKJ kali ini sangat istimewa karena dihadiri oleh Ketua Bidang Tarbiyah PP Persis yaitu DR. Tiar Anwar Bahtiar, M.Hum. Biasanya acara penutupan PKJ tak pernah dihadiri oleh pengurus Pusat PERSIS karena merupakan acara biasa rutin tahunan. Tapi karena PKJ kali ini adalah yang pertama kalinya di Jawa Tengah maka pengurus Pusat berkenan hadir.
Acara juga dihadiri oleh PW Persis Jawa Tengah, Kades, Kadus, Ketua RW dan RT setempat. Serta 9 Kepala Sekolah SDN, SDIT dan TPQ yang menjadi tempat berkegiatan selama PKJ.
Rombongan asatidz Pesantren Persis 69 Matraman Jaktim datang menggunakan satu bus besar untuk menjemput seluruh peserta. Mudir 'aam Pesantren PERSIS 69 yaitu Drs. H. Been Mubarok, MA juga turut serta. Beliau menyampaikan sambutan dalam acara perpisahan.
Ustadz Beben menyampaikan terima kasih sebanyaknya kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya acara PKJ ini. Ucapan terima kasih kepada para kepala dusun, perangkat desa, takmir masjid, serta kepala sekolah tempat para santri berkegiatan di tiga desa yang berbeda. Tanpa support seluruh pihak, pastilah acara PKJ tidak bisa berjalan dengan baik.
Sambutan selanjutnya adalah dari DR.Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum. Beliau menyampaikan bahwa insya Alloh daerah lereng Merbabu akan menjadi lokasi PKJ rutin untuk tahun-tahun selanjutnya. Sebuah kepedulian dari Jam'iyyah PERSIS untuk membersamai warga di desa-desa yang muslimnya minoritas.
Di acara perpisahan ini hadir pula seorang mualaf dari Jakarta. Beliau adalah Ibu Nur Khoirot (nama hijrah). Beliau asli Medan, nama aslinya Katherin Sinaga. Beliau turut hadir karena penasaran dengan lereng Merbabu. Dan membagikan Al-Qur'an sebanyak 250 exemplar Al-Qur'an tafsir Al-Furqon karya A. Hassan pendiri PERSIS.
Acara perpisahan ini bertabur bingkisan. Keluarga besar Pesantren Persis 69 Matraman Jakarta Timur membagikan karpet masjid, Al-Qur'an, Jilbab, kurma, serta tali asih. Semuanya adalah bukti kepedulian mereka akan keberlangsungan dakwah di lereng Merbabu. Karena selama ini hanya sekolah dari Yayasan non muslim yang biasa mengadakan kegiatan live in di area Merbabu. Dan PPI 69 Matraman menjadi pintu pembuka bagi kegiatan live in dari sekolah Yayasan Islam. (/)
Penulis: Widi Astuti (TK PERSIS 447 Samirono)