Bandung, persis.or.id – Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) resmi melepas Kafilah Du’at Tahun 2025 dalam sebuah acara yang penuh harapan dan doa. Acara pelepasan ini berlangsung pada Senin, 16 Desember 2024, bertempat di Gedung Sejuta Cinta (GSC) Persistri.
“Selamat datang kepada seluruh Kafilah Du’at! Kalian kini menjadi bagian dari keluarga besar Bidang Dakwah Pimpinan Pusat Persatuan Islam. Selamat berjuang, selamat berjihad! Saya melepas kalian semua dengan harapan dan doa agar Allah senantiasa melindungi kalian,” ucap Ustadz Uus Muhammad Ruhiyat, Ketua Bidang Dakwah PP Persis, saat memberikan sambutan.
Acara pelepasan ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan pembekalan Kafilah Du’at yang telah berlangsung sejak Sabtu, 14 Desember 2024. Setelah mendapatkan materi dan bimbingan intensif, para dai angkatan ke-14 ini akhirnya menerima penempatan resmi dari Dr. Yusup Tajri, Ketua Bidang Garapan Dakwah Daerah Terpencil (D2T).
Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting, antara lain:
- Orang tua para dai,
- Ketua Pimpinan Pusat Persistri,
- Ketua PP Pemudi Persis,
- Ketua PP Ikatan Pelajar Persatuan Islam (IPPI),
- Rektor IAI Persis Garut,
- Direktur Ma'had Aly Al-Asma,
- Ketua Pimpinan Daerah (PD) Persis Sumedang.
- Ketua PD Persis Garut
Dalam sambutannya, Ustadz Uus menegaskan bahwa Bidang Dakwah PP Persis berupaya maksimal untuk memastikan kesuksesan program Kafilah Du’at ini.
“Bidang Dakwah berusaha keras agar pengiriman, pelaksanaan tugas, dan kepulangan para Kafilah Du’at dapat berjalan dengan baik. Ini adalah amanah dari umat yang harus kami tunaikan sebaik mungkin,” tegasnya.
Ustadz Uus juga mengapresiasi peran para orang tua yang telah mendukung dan mendidik anak-anaknya di lembaga pendidikan Persis. Menurutnya, menjadi dai adalah profesi mulia dan pilihan yang sangat tepat.
“Kalian memilih profesi yang sangat tepat. Tidak ada kegiatan yang paling baik di sisi Allah selain mengajak manusia ke jalan-Nya,” ungkap Ustadz Uus.
Lebih lanjut, Ustadz Uus menjelaskan bahwa pengiriman dai memiliki sejarah panjang dalam dakwah Islam. Tradisi ini dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, ketika beliau mengutus para sahabat ke berbagai wilayah untuk menyebarkan Islam.
“Umair adalah duta pertama dakwah ke Madinah, Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa al-Asy’ari diutus ke Yaman, dan banyak sahabat lainnya yang beliau kirim ke berbagai daerah. Ini adalah min sunnatil awwalin,” jelasnya.
Tradisi ini kemudian dilanjutkan oleh para pendiri Persatuan Islam (Persis). Ustadz Uus menyebutkan beberapa nama dai yang pernah diutus ke berbagai daerah, seperti: Ustadz Abdurrahman yang mengirim Ustadz Muhammad Yamin ke Cirebon, Ustadz Ali dan Ustadz Rahmat Jaelani ke Banten, Ustadz Iding ke Kuningan, dan Ustadz Taufik Rahman ke Jakarta.
“Semoga tradisi mulia ini dapat terus kita lestarikan dan menjadi amal jariyah yang tak terputus,” tutup Ustadz Uus.
BACA JUGA: Amanah Ketua Umum PP Persis untuk Kafilah Du’at 2025