Bali - persis.or.id, Kontes LGBT ini mendapat gelombang protes yang amat besar dari organisasi-organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di Provinsi Bali agar kontes itu dibatalkan dengan berbagai alasan. Terkait dengan akan diselenggarakannya kontes Mister dan Miss Gaya Dewata pada 10 Oktober 2018 di Bali yang diselengarakan oleh Yayasan Gaya Dewata (YGD).
Ketua PW Persatuan Islam Bali Samsul Arifin S.Th.I, menyatakan kepada persis.or.id via WhatsApp Rabu (10/10) bahwa kami beserta ormas Islam lainya dan MUI yang ada di Bali sudah mengirimkan surat kepada Kepala Kepolisian Daerah Bali Bapak Irjen. Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M. yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Umum MUI Provinsi Bali, H. M. Taufik As’adi, S.Ag dan H. Abdul Kadir Makaramah, SH., MH.
Surat “Pernyataan Sikap dan Penolakan Terhadap LGBT dengan Berbagai Bentuk Kegiatannya di Indonesia dan Di Provinsi Bali”. tertanggal (9/10/2018) itu ditembuskan ke Presiden Republik Indonesia, Ketua Umum MUI Pusat, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Gubernur Bali, Pangdam IX Udayana, Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Kepala Kanwil Kementrian Agama Provinsi Bali, Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali (FKUB Bali), Kapolresta Denpasar, Danrem 163 Wirasatya, Dandim 1611, Kapolsek Denpasar Barat, Danramil Denpasar Barat, Media Cetak dan Media Online.
Samsul menekankan kalau umat Islam di Bali solid bersatu menggalang kekuatan dengan Ormas Islam lainnya dan bergandengan tangan dengan tokoh adat adat yang ada di Bali,Insya Allah acara ini dapat digagalkan.
Disisi lain Samsul menanggapi bahwa acara tersebut harus digagalkan karena bukan saja melanggar hukum agama, tetapi juga melanggar UUD 1945 Pasal 28 dan 29.
“Jadi LGBT itu haram dan sangat bertentangan dengan kodrat yang Allah tetapkan dan juga inkonstitusional”, tegasnya.
Samsul juga menjelaskan setelah ada komunikasi antara Pihak Keamanan, Majelis Ulama, Ormas-Ormas Islam dan pemuka adat Bali dengan panitia bahwa hasil yang didapat adalah pihak panitia mengundurkan acara ini dan dipindahkan ketempat lainnya.
“Kalaupun nantinya acara tersebut tetap digelar di Bali, kami akan melakukan reaksi keras aksi demo turun kejalan untuk menggagalkan acara ini”, desaknya. (HL/JJ)