Saban kamis pukul 5.00 ba'da shubuh halaman pesantren ini dipenuhi para santriwan dan santriwati yang haus akan ilmu. Mereka semua begitu antusias duduk bersila beralaskan tikar dan karpet yg sudah disediakan untuk mendengarkan Ustadz yang memberikan taushiyyah.
"Madrasati Jannati", Sekolahku Surgaku, tema qoulshub kali ini disampaikan oleh Al Ustadz Drs. Kosim Kusnadi. Beliau menjelaskan materi ini dengan penuh semangat namun santai.
Beliau menyampaikan kepada Santriwan dan santriwati bahwa bersekolah adalah "bersenang-senang", seperti layaknya di surga, diantaranya harus ditiadakan wajah-wajah cemberut nan seram, semua harus selalu tersenyum. Kemudian, lingkungan kita disini, jadikanlah seperti surga; "tajri min tahtihal anhaar.." maknanya resik, bersih, berseka.
Begitu lanjut beliau. Masih dengan gaya beliau yang enerjik, beliau juga menyampaikan harapan bahwa semua yang ada di sekolah/di lembaga pendidikan apalagi namanya Pesantren Persis, haruslah memaknai bahwa dengan menjadikan sekolah sebagai "surga", maka kita akan senantiasa 'menikmati' kewajiban menuntut ilmu ini, memahami bahwa menuntut ilmu ini adalah hal yang indah, hal yang sangat di semangati.
Nampak para santri begitu terkesima dengan materi tersebut. Entah apa yang ada didalam fikirannya, yang jelas mereka begitu menikmati momen qoulshub ini.
Qoulshub adalah istilah lain dari kuliah shubuh, di saat pelajar yang lain mungkin masih terlelap tidur, santri disini malah sudah berjejal di sekolah untuk mengikuti qoulshub, sebagaimana pernyataan DR. Roni Nugraha yang pernah mengemukakan ketika memberikan materi qoulshub sebelumnya, bahwa sudah selayaknya memang, bagi para calon Faqih, untuk senantiasa terdepan/menjadi pelopor dalam kebaikan.
Di saat manusia lain masih tidur, calon faqih harus sudah bangun. Disaat manusia lain berjalan, calon faqih harus sudah berlari. Disaat manusia lain baru membaca persoalan, calon faqih haruslah sudah memahami persoalan. Maka dengan qoulshub inilah kalian dicetak agar mampu seperti itu.
Ustadz Deni Hilman Abdullah sebagai Wakamad bid.kesantrian di Mu'allimin ppi 3, sekaligus sebagai penggagas qoulshub ini menyatakan bahwa acara qoulshub ini mengingatkan beliau ketika dulu digembleng oleh Ustadz Abdurahman (Allohu Yarham) dan Ustadz Abdullah (Allohu Yarham) di pajagalan Bandung. Beliau mengemukakan bahwa inilah salah satu ciri khas Pesantren Persis itu.
Senada dengan Mudirul 'Am Ppi 3 Ustadz Aminudin Husein dan Mudir Mu'allimin Ppi 3 Ustadz Samsu Sukmawan, mereka menyatakan bahwa qoulshub ini merupakan agenda klasik Pesantren Persis yang harus senantiasa dipelihara dan dikembangkan.
Jika kita bicara Pesantren Persis saat ini, progresnya begitu melesat dan maju. Khususnya di Pesantren Persis No. 3, saat agenda Penerimaan Santri Baru (PSB) belum dibuka saja, PSB kita disini sudah 'ditutup'. Hal ini tiada lain merupakan ujian dan tantangan yang sangat besar dan berat. Mengingat yang dititipkan kepada kita bukanlah barang, melainkan orang. Begitu Ustadz Samsu Sukmawan (mudir mu'allimin) bilang.
Maka qoulshub adalah salah satu diantara banyak cara agar pendidikan di Persis tidak 'kehilangan greget' ditengah-tengah maraknya metode-metode yg katanya modern dan uptodate. Maksudnya, kita harus tetap menjaga dan menampilkan metode 'ciri khas' hasil ramuan founding fathers kita dulu. Meskipun cara/metode pendidikan yang kita tempuh ini mungkin dicap banyak kalangan "ketinggalan zaman", tidak "modern", "kuno" dan lain sebagainya.
Namun dibalik semua metode-metode, apapun namanya itu, yang paling urgen adalah mudah-mudahan kita senantiasa istiqamah merawat dan melaksanakan tujuan lembaga pendidikan kita, yakni berkonsentrasi untuk mencetak para mutafaqqihuuna fiddien.
***
Penulis : Adam Tsabiet Qodamy