Bandung - persis.or.id, Aksi kejahatan Brenton Tarrant yang menghabisi umat Islam yang melaksanakan Shalat Jumat di Masjid An Nuur, Christchruch, Selandia Baru menuai kecaman dunia. Kebencian Brenton kepada Islam diketahui dari manifesto setebal 75 halaman yang dibuatnya di Twitter yang dinonaktifkan sebelum aksi.
“Jika ditinjau dari aspek psikologis, aksi pembantaian yang dilakukan oleh Teroris itu kepada jamaah masjid merupakan aksi kegilaan. Berawal dari kebencian yang amat mendalam. Kebencian yang terakumulasi akan mendorong seseorang berbuat agresif ,” ucap pakar Psikologi Taufiq Ginanjar, Sabtu (16/3/2019).
Taufik menjelaskan kebencian seseorang bisa menjadikan perilaku orang pada tingkat ekstrim membuat aksi brutal tanpa melihat siapapun. Itu yang terlihat pada Brenton Tarrant saat aksinya yang ditayangkan langsung melalui Facebook.
“Kebencian mendalam itu jika diintensifkan dengan sensasi psikopatologis yang mendarah daging, bisa membuat mereka mengidap insane, alias kegilaan. Membabi buta menghabisi nyawa orang yang dibencinya,” tambahnya
Ia menilai penyakit sosial dan penyakit psikologis menjadi penyebab yang berbahaya jika dilakukan oleh seseorang.
“Tak ada norma, tak ada batasan kemanusiaan, hilang nurani dan kewarasannya. Kebencian itu mereka lampiaskan dengan melakukan aksi sensasional, hingga para biadab itu tanpa urat malu menyiarkan secara langsung perbuatan mereka.Mereka mengidap psikopatologis, alias penyakit psikis,” pungkasnya. (RFY)