Fir’aun, Sosok Pemimpin Sombong Dalam Al-Quran (Bagian Dua)

oleh Redaksi

17 Januari 2025 | 13:20

Fir’aun, Sosok Pemimpin Sombong Dalam Al-Quran

Oleh: Dr. Dedeng Rasyidin, M.Ag



D. Tanda-tanda kebenaran Allâh atas Fir’aun & kaumnya



Untuk membuktikan bahwa yang dikatakan dan dibawa Nabi Musa As adalah benar, Allâh telah menunjukan melalui mu’jizatnya dan tanda-tanda kebesarannya.



1. Mu’jizat tongkat Musa bisa menjadi ular



فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِينٌ.


Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya”. (QS. Al-A’râf [7]:107)



2. Tangan dimasukan pada saku, lalu menjadi putih bersih



وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَآءُ لِلنَّاظِرِينَ.


Dan ia mengeluarkan tangannya, maka seketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya”. (QS. Al-A’râf [7]:108)



3. Allâh mendatangkan siksa untuk membuktikan mereka lemah, Allâh maha kuasa,



وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى تِسْعَ ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ فَسْئَلْ بَنِي إِسْرَاءِيلَ إِذْجَآءَهُمْ فَقَالَ لَهُ فِرْعَوْنُ إِنِّي لأَظُنُّكَ يَامُوسَى مَسْحُورًا.


Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mu'jizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya: Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir”. (QS. Al-Isra [17]:101


وَلَقَدْ أَخَذْنَآءَالَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ.


Dan sesungguhnya kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran”. (QS. Al-A’râf [7]:130)


فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ ءَايَاتٍ مُّفَصَّلاَتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ.


Maka kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa”. (QS. Al-A’râf [7]:133)


اَلسِّنِينُ, نَقْصٌ مِنَ الثَّمَرَاتِ, اَلطُّوْفَانُ, اَلْجَرُدُ, اَلْقُمَّلُ, اَلضَّفَادِعُ, اَلدَّمُ, نَقْصُ الأَمْوَالِ, نَقْصٌ مِنَ الأَنْفُسِ. {قصص الانبياء}


Musim kemarau yang panjang, Kurang buah-buahan, Angin topan, Wabah, hama belalang, Tuma, Wabah kodok-kodok, darah, berkurangnya , harta, kematian” (Qishash al-Anbiya`, 198)



E. Usaha Fir’aun untuk membunuh Musa As & pengikutnya



Setelah Fir’aun tidak dapat membuktikan perkataannnya, bahwa Musa As adalah tukang sihir dan pendusta, Ia lebih congkak sombong dan menampakan permusuhan yang meningkat terhadap Musa As beserta pengikutnya serta membuat tipu daya, antara lain,


1. Tuduhan pembantu Fir’aun, bahwa Musa As akan membuat kerusakan di bumi,


وَقَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُمُوسَى وَقَوْمَهُ لِبُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَءَالِهَتَكَ قَالَ سَنُقَتِّلُ أَبْنَآءَهَمْ وَنَسْتَحْيِ نِسَآءَهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ.


Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun): Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta ilah-ilahmu. Fir'aun menjawab: Akan kita bunuh anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka”. (QS. Al-A’râf [7]:127)


2. Tuduhan bahwa Musa As tidak akan tunduk/meninggalkan Fir’aun dan ajarannya,


وَقَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِ فِرْعَونَ أَتَذَرُ مُوسَى وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ قَالَ سَنُقَتِّلُ أَبْنَاءهُمْ وَنَسْتَحْيِـي نِسَاءهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ.


Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun): Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta ilah-ilahmu. Fir'aun menjawab: Akan kita bunuh anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka”. (QS. Al-A’râf [7]:127)


3. Fir’aun akan membunuh anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup perempuannya,


وَقَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِ فِرْعَونَ أَتَذَرُ مُوسَى وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ قَالَ سَنُقَتِّلُ أَبْنَاءهُمْ وَنَسْتَحْيِـي نِسَاءهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ.


Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun): Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta ilah-ilahmu. Fir'aun menjawab: Akan kita bunuh anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka”. (QS. Al-A’râf [7]:127)


4. Fir’aun memandang dirinya berkuasa penuh/punya hak untuk memaksa yang lain,


... وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ.


“… dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka”. (QS. Al-A’râf [7]:127)


5. Alasan Fir’aun akan membunuh Musa karena ketakutan akan kehilangan kekuasaan, agama, dan takut Musa As akan membuat kerusakan di bumi,


وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَن يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَن يُظْهِرَ فْي اْلأَرْضِ الْفَسَادَ.


Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Rabbnya, karena sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar agama-agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”. (QS. Al-Mu’min [40]:26)


6. Rencana Fir’aun akan membunuh Musa ditentang oleh keluarganya sendiri,


وَقَالَ رَجُلٌ مُّؤْمِنٌ مِّنْ ءَالِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلاً أَن يَقُولَ رَبِّيَ اللهُ وَقَدْ جَآءَكُم بِالْبَيِّنَاتِ مِن رَّبِّكُمْ وَإِن يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِن يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُم بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَيَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كّذَّابٌ.


Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan: Rabbku ialah Allâh padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allâh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta”. (QS. Al-Mu’min [40]:28)


Al-Suyuthi (VI:382) menyebutkan, yang beriman dari dalam Fir’aun; Imrâtu Fir’aun (Istrinya), Ibnu ‘Ammihi (anak pamannya), Khâzinuhu (penjaga gudang) dan Aulâdun Khâzinuhu anak penjaga gudang.


7. Orang yang tidak sependapat dengan Fir’aun terus menentang rencana Fir’aun, kenapa aku ajak kamu ke surga, tapi kamu ajak aku ke neraka?


وَيَاقَوْمِ مَالِى أَدْعُوكُمْ إِلَى النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ.


Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka” (QS. Al-Mu’min [40]:41)


8. Orang yang bersebrangan pendapat dengan Fir’aun, mengingatkan Fir’aun, bahwa kehidupan dunia hanya kesenangan yang sebentar, sedang kehidupan akherat abadi,


يَاقَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعُُ وَإِنَّ اْلأَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ.


Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”. (QS. Al-Mu’min [40]:39)


9. Pesan Musa As kepada kaumnya setelah ada ultimatum pembunuhan Fir’aun,


قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ اْلأَرْضَ للهِ يُورِثُهَا مَن يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ.


“Musa berkata kepada kaumnya: Mohonlah pertolongan kepada Allâh dan bersabarlah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Al-A’râf [7]:128)


10. Keinginan buruk, yang didorong keangkuhan dan kesewenang-wenangan Fir’aun, tidak dapat dibendung dan dicegah. Ia terus mengejar Musa dan pengikutnya atas dasar kedengkian dan permusuhan,


وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَاءِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فَرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُ لآأِلَهَ إِلاَّ الَّذِي ءَامَنَتْ بِهِ بَنُوا إِسْرَاءِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.


Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: Saya percaya bahwa tidak ada Ilah melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allâh)”. (QS. Yunus [10]:90)


Al-Shawi (II:251) menyebutkan, Fir’aun dengan tentaranya mengejar Musa dan Bani Israîl. Fir’aun menunggangi kuda yang berwarna hitam, dan bersamanya terdapat 800.000 yang menunggangi kuda yang berwarna hitam pula, disamping kuda-kuda yang berwarna lain. Sementara Nabi Musa As dijelaskan dalam Al-Qur’ân, berjalan kaki, dengan jumlah pengikutnya lebih kecil dari jumlah tentara Fir’aun yang mengejar, yaitu 600.000 orang.


BACA JUGA:

Fir’aun, Sosok Pemimpin Sombong Dalam Al-Quran (Bagian Satu)

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon