Sejarah Saba: Kemakmuran, Kejayaan, dan Kehancuran Menurut Al-Qur'an

oleh Redaksi

22 Januari 2025 | 09:06

Sejarah Saba: Kemakmuran, Kejayaan, dan Kehancuran Menurut Al-Qur'an

Oleh: Dr. Dedeng Rasyidin, M.Ag



A. Nama “Saba”


Saba adalah nama orang yaitu, Saba` bin Yasyhub bin Ya’rub bin Qahthan (Maraghi, 8:69). Dia merupakan nenek moyangnya bangsa Arab (Shawi, 3:365). Selain itu juga Saba merupakan nama kabilah diantara kabilah-kabilah bangsa Arab, yaitu al-‘Aribah (al-Wadhib, 3:133). Al-‘Aribah itu salah satu dari bangsa Arab kuno, terdiri dari al-Arab al-Baidah seperti ‘Âd dan Tsamûd. Al-Arab al-‘Aribah seperti Himyar bin Saba, Kahlan bin Saba. Al-Arab al-Musta’ribah yaitu keturunan Isma’il seperti kabilah Rabi’ah dan Mudhar (Mushtafa ‘Inani, 6). Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan yang dikutip al-Jauzi (6:442) Saba itu raja-raja Yaman dan keluarganya, dan termasuk di dalamnya adalah Ratu Bulqis pada masa Nabi Sulaiman As. Al-Thabari (12:76) menjelaskan, bahwa Farwah bin Musayyik bertanya pada Rasulullah tentang Saba, apakah dia itu laki-laki atau perempuan? Nama gunung atau nama binatang? Rasul menjawab, Tidak, ia adalah seorang laki-laki bangsa Arab, ia mempunyai sepuluh orang anak laki-laki, enam orang tinggal di Yaman dan empat di Syam. Yang tinggal di Yaman itu; Fikindah, Himyar, al-Azdu, al-Asy’ariyyun, Madzhaj dan Anmar (Khasy’am dan Bujailah). Dan yang di Syam; Fa’aamilah, Judam, Lakhmu dan Ghassan.


B. Kesuburan “Saba”


1. Tanah yang subur makmur


Firman Allah Swt, Saba 15,


لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ.


Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Rabb) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Rabb-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabb-mu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun”. (QS. Saba [34]:15)



Tafsiran


a. Al-Maraghi (8:69) menjelaskan, tempat tinggal mereka (Maskanihim) yaitu Ma`rib salah satu tempat di Yaman. Tempat yang subur dengan curah hujan yang relatif stabil (Wadhib, 3:134), juga daerah pegunungan. Di antara gunung Balan sebelah kanan dan Balan sebelah kiri terdapat lembah (danau) yang besar. (al-Shawi, 3:366) Pada masa Kerajaan Bulqis, Sabaiyyun sering berselisih (saling membunuh) memperebutkan air lembah itu, Bulqispun melarang mereka, tapi mereka tidak menghiraukannya, lalu Bulqis meninggal-kan mereka dan tinggal di Istananya. Setelah terjadi banyak ke-kacauan di antara mereka, merekapun menyesal dan minta Bulqis kembali ke kerajaannya. Ia menolak, tapi mereka malah mengancam dengan berkata, kembali atau mati? Bulqis berkata, Kalian tidak mau turut padaku dan kalian tidak punya pemikiran. Mereka berjanji akan mentaatinya. Bulqis datang ke lembah (danau), yang danau itu, bila turun hujan menjadi meluap dan banjir. Lalu ia membangun bendungan dan dibuatnya beberapa pintu, bagian atas, tengah dan bawah. Bendungan (al-Sadu) ini disebut, al-Ma`rib, al-‘Arim, al-Musannah atau al-Sakar (al-Jauzi, 6:443 dan al-Shawi, 3:366). Hingga selanjutnya Bulqis pergi meninggalkan Saba pergi ke kerajaan Nabi Sulaiman, ia masuk Islam dan dinikahi Sulaiman. Ia tidak kembali ke Saba, kecuali sekedar mengunjungi, satu kali dalam satu bulan (al-Jauzi, 6:180). Orang Saba membangun kota-kota, gedung-gedung dan rumah-rumah. Tanah mereka menjadi subur, mereka bercocok tanam, dan membuka lahan perkebunan (al-Wadhih, 3:134)


b. Di sebelah kanan dan sebelah kiri dari danau itu terdapat kebun-kebun (Jannatân) yang subur tanahnya dan lebat buah-buahnya, serta segar udaranya (al-Jauzi, 6:444). Qatadah, menyebutkan “jika seorang perempuan lewat ke kebun itu, dan di atas kepalanya ada keranjang maka keranjang itu menjadi penuh dengan buah-buahan, dengan tanpa ia memetiknya”. (al-Dur al-Mantsur, 6:687). Dan Ibnu Yazid berkata “tidak didapat di kampung mereka; Ba’ûdlah (nyamuk), Dzibâb (lalat), Yargûts (kutu-kutu) ‘Aqrab kalajengking) dan juga Hayyah (ular). Jika seseorang lewat ketempat itu dan pada bajunya ada kutu atau lalat, maka baik kutu maupun lalat itu mati karena bagus dan segarnya udara (Thabari, 12:77 dan Shawi, 3:366).


c. Sabaiyyun diperintah Allah Swt untuk menikmati nikmat itu dan bersyukur, beribadah serta senantiasa ingat kepada Allah Swt. Hal itu, diperintahkan pada mereka melalui para Nabi yang diutus pada mereka. Nabi yang diutus Allah sebanyak 13 Nabi (Shawi, 3:366, al-Jauzi, 6:444).


d. Negeri mereka negeri yang bagus (Baldatun Thayyibatun), Banyak buah-buahan, subur, udara yang segar, banyak kebaikan dan barakah, tidak ada binatang yang menggigit (Thabari, 78). Seperti telah disebutkan di atas.


BACA JUGA:

Kaum Tsamud Arsitek Yang Pasik Dalam Al-Quran (Bagian Dua)

Reporter: Redaksi Editor: Ismail Fajar Romdhon