Dakwah Dalam Pandangan K.H. Shiddiq Amien

oleh Reporter

03 Oktober 2015 | 17:17

Oleh : Abu Alifa Shihab [1] Pengenalan orang terhadap suatu istilah tidak selalu menjadi jaminan bahwa orang itu dapat memahami dengan baik pengertian yang dikandung oleh istilah tersebut. Demikian juga dengan istilah dakwah. Sekalipun istilah tersebut acapkali terdengar dan popular, akan tetapi belum tentu setiap orang dapat memahami pengertian dakwah dengan segala seluk beluknya. Berbicara tentang dakwah adalah merupakan sesuatu hal yang sangat esensial dalam ajaran agama Islam sebab dengan berdakwahlah ajaran agama Islam dapat disampaikan kepada seluruh lapisan ummat manusia baik yang sudah memeluk agama Islam maupun yang belum memeluk agama Islam. Oleh karena itulah maka berdakwah atau kegiatan mengajak ummat manusia masuk ke dalam jalan Allah dalam seluruh aktifitas hidup dan kehidupan sudah menjadi tugas setiap ummat Muslim, sebab ummat Muslim dilahirkan sebagai ummat terbaik bagi manusia, seperti firman Allah dalam Al-Quran, Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar (Q.S. Ali Imran : 110). Tugas dan kewajiban berdakwah tersebut tentu saja dilakukan sesuai dengan cara dan kemampuan masing-masing individu Muslim. Selain tugas menyampaikan dakwah sebagai kewajiban bagi setiap pribadi Muslim, tugas menyampaikan dakwah juga menjadi tugas sekolompok ummat Islam secara profesional, dalam arti sebagian ummat Islam secara berkelompok, dianjurkan untuk menjadi penyampai dakwah atau juru dakwah. Hal ini sesuai dengan firman Allah : Hendaklah sebahagian di antara kamu menjadi kelompok yang menyuruh kepada kebaikan, menyuruh untuk berbuat baik dan melarang untuk berbuat jahat (Q.S. : ). Hal ini menunjukkan bahwa dakwah adalah merupakan kegiatan yang dilaksanakan jamaah ummat Islam secara berkelompok dan atau dalam bentuk lembaga-lembaga dakwah, untuk mengajak ummat manusia masuk kepada jalan Allah dalam semua segi kehidupan sehingga Islam terwujud dalam semua segi kehidupan fardiyah, usrah, jamaah dan ummah sampai terwujudnya tatanan Khaira Ummah. Masuk kepada jalan Allah yang dimaksudkan di sini adalah menciptakan kehidupan di bawah naungan Al-Quran, sebab tak satu sudutpun dari kehidupan manusia Muslim yang lepas dari control Al-Quran. Oleh karena itulah maka pelaksanaan dakwah pada dasarnya adalah sebuah proses menebarkan isi kandungan Al-Quran kepada manusia dalam konteks mengantarkan manusia kepada tatanan hidup dan kehidupan yang qurani. Islam pada dasarnya adalah risalah dakwah, dan umat Islam adalah umat dakwah. Karena itu setiap muslim berkewajiban untuk melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar dengan kapasitasnya. Umat Islam diposisikan Allah sawt sebagai umat terbaik yang diturunkan ditengah masyarakat dunia, ditengah pergaulan internasional jika memiliki kualitas iman dan kualitas dakwah yang baik. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada ma'ruf dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah (QS.Al Imran 110). Tidak ada yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amall shalih dan berkata :"sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS.Fushilat :33) Dari jabir bin Abdillah ra.berkata, bersabda Rasulullah saw : Barangsiapa yang menuntun kepada kebaikan dalam islam, lalu diamalkan tuntunan itu sesudahnya, maka dicatat baginya sebanyak pahala yang mengerjakan dengannya, tidak akan dikurangi sedikitpun pahalanya. Dan siapa yang menuntun kepada keburukan, lalu dilakukan keburukan itu sesudahnya, maka dicatat baginya sebanyak dosa mereka yang melakukannya, dan tidak akan dikurangi sedikitpun dari dosanya. (HR.Muslim No.4830) Menurut Shiddiq Amien dakwah adalah usaha untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik menurut tolok ukur ajaran Islam (al-Quran dan al-Sunnah). Secara gamblang al-Quran menegaskan bahwa dakwah itu menyeru manusia "Ila Sabili Rabbika" (QS.An-Nahl). Dengan pengertian ini, maka perubahan tersebut terjadi menumbuhkan kesadaran dan kekuatan pada diri objek dakwah (mad'u) untuk mengetahui, mengimani dan mengamalkan Islam. Dari batasan diatas, hakikatnya menurut beliau bahwa tujuan dakwah adalah mengajak ila sabili rabbik. Umat bisa bersatu secara nyata dengan pendekatan dakwah, mengajak umat untuk kembali pada aturan yang sama. Bentuk persatuannya lahir-batin, bukan hanya orang kumpul. Persatuan hakiki itu punya satu rasa, satu usaha, satu tujuan. Syaikh Hasan al-Banna, tokoh Ikhwan, pernah memberikan karakteristik sebuah jamaah itu kalau ada al-wihdah, kesatuan dalam masalah akidah, satu dalam cara ibadah, satu dalam masalah akhlak, bahkan suluk. Kalau akidahnya sudah berbeda-beda, susah. Makanya, Nabi saw., menjadi imam dalam, tidak langsung takbiratul ihram, tetapi melihat dulu jamaahnya di belakang.Shaf-nya dirapikan, lalu Beliau bersabda, “Lâ takhtalifû fa takhtalifa qulûbukum.” Artinya, mulai dari shalat saja harus sama; sesuai dengan sunnah, tentu saja. Kalau dalam masalah shalat saja sudah berbeda, bagaimana bisa bersatu dalam masalah yang lebih besar lagi. Contoh: Mengapa di Irak Sunni-Syiah sulit didamaikan, lalu oleh Amerika dimanfaatkan untuk melemahkan perjuangan mereka. Sebab, perbedaannya sudah sangat mendasar. Dakwah dalam pandangan Shiddiq Amien bukanlah tugas sekelompok orang, bukan hanya tugas para ustadz dan ulama, melainkan tugas semua insan mukmin, sesuai dengan kapasitasnya. Allah telah menempatkan umat Islam sebagai umat dakwah, sebagai umat terbaik ditengah masyarakat dunia, ditengah pergaulan internasional, dengan satu catatan kualitas iman dan kualitas dakwahnya juga baik. [1] Disarikan dari INTELEKTUAL MUDA BERJIWA ULAMA karya Abu Alifa Shihab
Reporter: Reporter Editor: admin