Bandung, persis.or.id - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) kembali angkat bicara terkait temuan hasil uji laboratorium di Tiongkok dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Diketahui, ada indikasi dugaan penggunaan minyak babi dalam proses produksi ompreng atau food tray yang digunakan dalam program berskala nasional tersebut.
Ketua Bidang Dakwah PP PERSIS, Drs. KH. Uus Muhammad Ruhiat, menyampaikan keprihatinan mendalam atas temuan tersebut.
Karenanya, Ia mendesak pihak terkait untuk memberikan penjelasan rinci mengenai proses pembuatan food tray yang dimaksud, khususnya kaitannya dengan dugaan penggunaan minyak babi.
"PP PERSIS menanyakan lebih jelas lagi terkait proses pembuatan nampan untuk tempat makan MBG dan hubungannya dengan minyak babi itu seperti apa?" ujarnya kepada persis.or.id, Ahad (21/9/2025).
Ia juga menegaskan, apabila benar dalam proses produksinya melibatkan minyak babi, maka hal tersebut merupakan isu serius, khususnya jika dilihat dari aspek kehalalan produk.
“Kalau saat proses pembuatan loyang tersebut menggunakan minyak babi, maka hasil akhirnya tentu masih ada bahkan melekat. Itu yang akan menjadi persoalan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Uus yang juga Anggota Dewan Hisbah PP PERSIS menekankan, pemanfaatan minyak babi, bahkan jika hanya dalam proses pembuatan alat makan saja, hal itu sudah termasuk dalam kategori haram arodli, yakni haram karena berasal dari zat najis.
“Aspek pemanfaatan minyak babi juga tidak boleh, sebab masuk kategori haram arodli,” jelasnya.
Mengingat program MBG menyasar pelajar dan masyarakat luas yang mayoritas beragama Islam, isu ini dinilai sangat sensitif dan mendesak untuk ditangani secara serius.
“PP PERSIS pun mendorong agar pemerintah dan pihak penyelenggara segera melakukan investigasi mendalam serta memberikan penjelasan terbuka kepada publik,” paparnya.
BACA JUGA:PP PERSIS Dukung MBG, Soal Gunakan Dana Zakat Perlu Hati-Hati