H. Jasad Fir’aun di abadikan
1. Untuk jadi contoh bagi umat yang berikut akibat dari kesombongan,
فَجَعَلْنَاهُمْ سَلَفًا وَمَثَلاً لِّلأَخِرِينَ.
“Dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian”. (QS. Al-Zukhruf [43]:56)
2. Untuk diambil pelajaran bagi yang takut akan Allâh,
إِنَّ فيِ ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَن يَخْشَى
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Rabbnya)”. (QS. Al-Nazi’at [79]:26)
3. Tanda akan kekuasan Allâh, karena banyak manusia yang lalai,
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ ءَايَاتِنَا لَغَافِلُونَ.
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”. (QS. Yunus [10]:92)
I. Kehancuran Fir’aun tidak lepas dari do’a Musa & Harus As
Setelah Musa melihat kesombongan Fir’aun dan kaumnya, datang izin Allâh untuk berdo’a kehancuran Fir’aun. Karena Fir’aun cinta kehidupan dunia, hiasan-hiasan dunia, yang akibatnya menyesatkan orang banyak, maka hancurkan hartanya, dan kunci matikan hatinya, ia akan beriman jika melihat siksa.
Ibnu Abbas menjelaskan, Mesir Kuno luasnya mencapai Habasyah (Negeri Abyssinia). Di sana terdapat pegunungan-pegunungan emas, perak, batu permata, seperti Zamrud dan Yakut (Shawi, II:251). Ini menunjukkan Fir’aun cinta akan kekayaan dan keuntungan dunia, tergila-gila terhadap kekayaan alam yang bernilai ekonomi tinggi. Dan firman Allâh menjelaskan do’anya Nabi Musa dan Harun As.
وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَآ إِنَّكَ ءَاتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالاً فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَن سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وْاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلاَيُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوْا الْعَذَابَ اْلأَلِيمَ.
“Musa berkata: Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Rabb kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih”. (QS. Yunus [10]:88)
Shawi (II:251) dan al-Suyuthi (VI:384) menjelaskan kehancuran ekonomi dan kekayaan Fir’aun, yaitu,
إِنَّ أَمْوَالَهُمْ وَحُرُوْثَهُمْ وَزُرُوْعَهُمْ وَجَوَاهِرَهُمْ صَارَتْ حِجَارَةً وَدَنَانِيْرَهُمْ وَدَرَاهِمَهُمْ صَارَتْ حِجَارَةً مُنْقَوِشَةً.
“Sesungguhnya harta, ladang, tanaman dan perhiasan mereka menjadi batu, dinar, dan dirham menjadi batu ukir”.
Dan Ibnu al-Jauzi (IV:57) mengutip pendapat al-Zujaj,
مَسَخَ اللهُ النَّخْلَ وَالثَّمَارَ وَالأَطْعِمَةَ حِجَارَةً.
“Allâh menghilangkan kurma, buah-buahan dan makanan dan digantinya menjadi batu”.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’ân al-karim
Muhammad Fuad Abd al-baqi, Al-Mu’jam al-mufahras li alfadh Al-Qur’ân al-Karim, Dâr al-Ma’ruf, baerut, 1992
Al-Raghib al-Ashfahani, Mu’jam Mufradat alfâdh Al-Qur’ân, Dâr al-Fikr, tt
Jalaludin al-Suyuthi, Al-Dur al-Mantsur, III, IV, Dâr al-Fikr, Lubnan, 1992
Ahmad Mushtafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, III, IV, Dâr al-Fikr, 1974
Abdurrahman bin Al-Jauzi, Tafsir Ibnu al-Jauzi, IV, Al-Maktabah Al-Islamiyah, Baerut, 1962
Ahmad al-Shawi, Hasyiah Alamah al-Shawi, II, III, Dâr al-Fikr, Baerut, 1993
Abdul al-Wahab al-Najari, Qishah al-Anbiya, Dar al-Fikr, Lubnan, tt
Luwes ma’luf, Al-Munjid, Al-Mathbâh al-Katsulikiyah, 1927
BACA JUGA:Fir’aun, Sosok Pemimpin Sombong Dalam Al-Quran (Bagian Satu)