Jakarta – persis.or.id, Fenomena Polisi memburu Muslim Cyber Army (MCA), mendapatkan apresiasi sekaligus dikritisi oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) PP Persis, Dr. Jeje Zaenudin. Waketum PP Persis itu mengatakan betapa maraknya penyebaran berita dan informasi hoax di Indonesia. “Kita akui, dewasa ini penyebaran berita hoax di Indonesia sangat begitu masif dalam segala hal”, tutur Dr. Jeje, pada persis.or.id, saat ditemui di Lounge Umroh - Bandara Soeta (04/03/2018). Jeje mengapresiasi kerja Polri dalam menyingkap dan membongkar kasus-kasus hoax. Namun selain memberikan apreasiasi, Ia juga mengkritisi beberapa hal. “Diantaranya pertama, menyikapi hoax itu kita harus komprenhensif, karena munculnya MCA juga tidak lepas dari pada perlawanan terhadap penyebaran hoax-hoax sebelumnya”, ungkapnya. Disebutkan oleh Jeje, kalau hoax sebelumnya dinilai lebih banyak pada upaya hoax sebagai pencitraan dan upaya untuk melebih-lebihkan prestasi tentang kepemimpinan seseorang yang digadang-gadang maju menjadi kandidat calon pilpres 2019. Hal tersebut, menurutnya, memunculkan yang namanya Muslim Cyber Army (MCA). “Itu bagian dari perlawanan untuk menyerang balik dengan hoax-hoax yang negative”, Jeje menambahkan. Waketum PP Persis tersebut menilai kedua cara itu salah. Ia menyebutkan, untuk memberantas hoax yang sifatnya berkampanye harusnya tidak dengan satu pihak saja, tapi juga harus diiringi dengan memblokir semua situs-situs hoax yang bersifat pencitraan dan berita tidak benar untuk kepentingan politik tertentu. “Kita sebagai bangsa Indonesia yang beradab dan sebagai muslim yang taat, harus menolak segala bentuk hoax itu, dari mana munculnya, untuk motif dan tujuan apapun”, tegasnya. PP Persis mendukung pembongkaran dan penegakan hukum terhadap segala upaya-upaya penyebaran hoax untuk kepentingan apapun. “Bangsa yang dibangun di atas hoax adalah bangsa yang tidak beradab”, pungkasnya. (HL/TG)
Internasional
23 Desember 2024 | 06:07