Bandung - persis.or.id, Ada hal yang perlu diluruskan dan dipahami oleh seluruh umat Islam mengenai pernyataan ahok yang sesat dan bisa menyesatkan umat Islam tentang orang yang puasa menemani makan orang yang tidak puasa akan mendapatkan pahala yang double.
Isu yang diumpankan ke publik dengan peristiwa razia warung bu Eni oleh satpol PP sengaja digoreng dan sukses membuat perda syariah dihapuskan, bahkan Islam disudutkan. Pada kesempatan itu pula, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kembali berbicara. "Orang puasa, kalau menemani makan orang tidak puasa gitu, yah pahalanya dobel", ucap Ahok. Lebih jauh lagi dia menyebutkan bahwa ada profesor yang mengundang dirinya saat jam makan siang dan menawarinya makan. Ahok menyebutkan kalau profesor tersebut menghormati yang tidak puasa, yang puasa dapat pahala. "Nah, ini Islam Ramadhan, Islam Nusantara nih", tutup Ahok.
Dikhawatirkan masyarakat muslim awam mengaminkan pernyataan yang difatwakan Ahok tersebut. Persis perlu meluruskan pemahaman yang bisa menyesatkan pemahaman umat Islam ini. Ahok sudah terlalu jauh mengurusi urusan orang Islam. Dalam Islam tidak ada keterangan yang menunjukkan adanya pahala bagi orang yang menemani makan orang yang tidak puasa. "Itu fatwa sesat dan menyesatkan". Ummat Islam tidak perlu peduli ocehan orang kafir yang seperti itu. Urusan hadits itu urusan orang Islam bukan urusan orang kafir, bahkan dalam Islam kalau orang kafir menyampaikan hadits itu pasti tertolak karena tidak memenuhi syarat", tegas Salam Rusyad selaku Ketua Bidgar Pengembangan Jam'iyah dan Aggota Dewan Hisbah PP Persatuan Islam.
Dalam ilmu hadits salah satu syarat orang yang menyampaikan hadits itu harus adil, org muslim yang sudah baligh dan baik akhlaqnya (lihat Q.S. Al-Hujurat : 6) begitu juga dalam hadits riwayat Imam Muslim. Hadits hanya dibenarkan diterima hanya jika bersumber dari orang muslim yang bisa dipercaya. Masyarakat muslim perlu mewaspadai Ahok yang terus berupaya memadamkan cahaya Allah. (HL & TG)