Jakarta – persis.or.id, Dalam menyikapi keputusan sepihak presiden Amerika -Donald Trump- yang menyatakan Al-Quds (Jerussalem) sebagai ibu kota Israel, maka sejumlah masa yang tergabung dari beberapa ormas islam menggelar aksi solidaritas sekaligus protes di depan kantor Kedubes Amerika Serikat.
Selama aksi berlanjut, setiap perwakilan dari ormas islam menyampaikan aspirasi, kecaman, dan protesnya di Panggung orasi. Bahkan tidak hanya orasi, terlihat adegan teatrikal dan bakar bendera oleh paguyuban jawara. Hal ini tentunya sebagai bentuk kemarahan pada keputusan donald trump.
Akan tetapi, saat panggung orasi mulai memanas, terlebih ketika munculnya rombongan dari salah satu partai politik, HIMA PERSIS sebagaimana di intruksikan KORLAP, untuk menarik diri dari kerumunan masa sampai akhirnya menjelang dzuhur dan masa yang tergabung dari ormas tersebut bubar tanpa hasil audiensi.
Namun, kurang lebih pukul 14.00 saat hujan deras mengguyur ibu kota, atas instruksi KETUM & KORLAP, masa dari HIMA PERSIS kembali turun aksi dan meluncur menuju kantor kedubes.
Pekik takbir dan lagu mars seolah pemicu semangat kaula muda PERSIS, derap langkah terus menghantarkan mereka sampai akhirnya terlihat kawan-kawan dari HMI menguasai panggung orasi.
Kecaman dan orasi disampaikan oleh masing-masing kader dua ormawa Islam tersebut, bahkan terlihat aksi lembar botol akua dan injak kawat berduri oleh kawan-kawan HMI yang membuat pak komandan marah.
Tak lama berselang, kawan HMI pamit mundur, dan panggung orasi kini milik HIMA PERSIS. Hujan semakin deras, orasi masi berlanjut.
Nada-nada emosional kaum ulul albab meminta untuk bertemu dengan kedubes nyaris tidak digubri polisi. Hampir 1 jam orasi tetap digelar, sampai akhirnya naiklah salah satu kader dari tasik ke panggung orasi, Nanang indrawan.
Dengan nada santai, dia melontarkan argumen-argumen yang membuat bapak komandan terlihat sigap memperhatikan.
Pembacaan konstitusi pasal 33 bahwa polisi itu hadir untuk mengayomi masyarakat, menjadi dasar Nanang agar Polisi berkenan mengizinkan HIMA PERSIS menggelar audiensi dengan kedubes.
Lalu ia pun menceritakan aksi solidaritas genocide rohingya tempo lalu di depan kedubes Myanmar, disambut Nababan dengan syarat.
Selain itu, Nanang juga membacakan konstitusi al-qur’an bahwa al-quds atau Al-aqsa adalah kiblat pertama umat islam. Wajar kemudian jika umat islam marah ketika jerussalem dijadikan ibu kota israel.
Kemudian terlihat, komandan berbalik ke belakang melakukan koordinasi, sedang Nanang menyerukan agar kader HIMA PERSIS melaksanakan shalat dijalan dan bahkan mengajak Polisi untuk sama-sama.
Tak lama berselang, komandan Polisi akhirnya meminta 3 delegator untuk menggelar audiensi dengan staf kedubes Amerika.
Sontak masa dari hima persi bertakbir, bertahmid bahkan sujud syukur. Karena usahanya untuk menembus kedubes di amini.
Diutuslah Ceceng, Sunarya dan Fakhrijal untuk menyampaikan poin-poin aspirasi agar disampaikan pada presiden donald trump.
Dalam menutup aksi, Nanang bersama kawan-kawannya menyampaikan statemen terakhir dengan aksen tinggi, jika aspirasi kami tidak di follow-up, maka kami pastikan akan datang kembali dengan membawa masa lebih banyak dari ini. (/Z.S)