PP PERSIS Soroti Pelayanan Haji 2025: Jadikan Evaluasi sebagai Ibrah untuk Perbaikan

oleh Henri Lukmanul Hakim

26 Juni 2025 | 16:57

Kabid Dakwah PP PERSIS, Drs. KH. Uus Muhammad Ruhiat - Foto: Dok Pribadi

Jakarta, persis.or.id — Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), Drs. KH. Uus Muhammad Ruhiat, membagikan pengalamannya selama 45 hari menjadi penasihat agama (Mustasyar Diny) dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun 2025 yang diinisiasi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).


“Kemenag melibatkan Mustasyar Diny dalam penyelenggaraan haji 2025 sebagai upaya meningkatkan layanan, khususnya dalam aspek keagamaan, manasik, serta mitigasi terhadap hilangnya orientasi ibadah jemaah. Karena tidak jarang, setelah tiba di Tanah Suci, jemaah kehilangan fokus terhadap esensi ibadah,” ujar Kiai Uus kepada persis.or.id, Kamis (26/6/2025).


Menurutnya, Mustasyar Diny terdiri dari para ulama dan kiai yang melakukan pendampingan intensif melalui kegiatan visitasi dan edukasi (Visduk), yang tersebar di seluruh sektor di Daker Mekah bersama para pembimbing ibadah.


Pada musim haji tahun ini, Kemenag menerapkan kebijakan baru dengan bekerja sama menggunakan delapan syarikah (perusahaan layanan haji), berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya melibatkan satu syarikah.


Kiai Uus menilai kebijakan ini memiliki dampak positif dan negatif.


“Dampak positifnya, antar syarikah saling bersaing memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah. Ini berbeda dari sistem sebelumnya yang cenderung monoton karena hanya satu syarikah yang memonopoli layanan,” jelasnya.


Namun demikian, ia mengakui ada sejumlah tantangan. “Di sisi lain, Kemenag tampaknya belum sepenuhnya siap dengan implementasi regulasi delapan syarikah. Akibatnya, penyelenggaraan haji 2025 sedikit terganggu di beberapa aspek,” tambahnya.


Meski begitu, PPIH terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran penyelenggaraan haji.



BACA JUGA:

PERSIS Kutuk Serangan Israel ke Pesawat Haji Yaman: Dunia Kehilangan Rasa Kemanusiaan